Analisa Bilangan Iodin IV

sedangkan pada industri gliserinnya diambil untuk dijual terpisah karena harganya lebih mahal. Hasil minyak goreng bekas yang telah dimurnikan pada percobaan ini memiliki kadar asam lemak bebas 2,5 keseluruhannya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun mandi padat melalui proses penyabunan dengan penambahan NaOH sesuai dari pernyataan Cammarata dan Martin 1993, namun tidak semua variabel konsentrasi NaOH yang digunakan pada percobaan ini dapat menghasilkan sabun mandi padat karena NaOH yang pada proses penyabunan tidak semua terhidrolisis sempurna.

4.2 Analisa Bilangan Iodin IV

Gambar 4.3 di bawah ini menunjukkan hubungan antara bilangan iodin IV terhadap pemakaian minyak goreng bekas menggoreng tahu, tempe, ikan basah dan ikan asin. 20 20.5 21 21.5 22 22.5 23 23.5 24 24.5 2 3 4 Banyak Pem akaian n Kali Io di ne V a lue me q Gambar 4.3 Kurva Bilangan Iodin IV Terhadap Pemakaian Minyak Goreng Bekas Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008 Dari Gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa bilangan iodin IV tertinggi terdapat pada minyak goreng bekas pengggorengan 2 kali sebesar 24,04 meq dan bilangan terendah terdapat pada minyak goreng bekas hasil penggorengan 4 kali sebesar 21,62 meq. Bilangan iod yang rendah terjadi karena minyak goreng yang digunakan merupakan minyak goreng bekas 4 kali pemakaian yang lebih sering mengalami penggorengan dengan suhu 170 C sehingga terjadi proses oksidasi dalam jumlah yang besar sehingga terurai kadar asam lemak bebas besar merupakan ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh lebih kecil akan bereaksi dengan iod. Hubungan antara banyaknya pemakaian karbon aktif terhadap bilangan iodin IV setelah dilakukan pemurnian dapat dilihat pada Gambar 4.4. 43 43.5 44 44.5 45 45.5 46 46.5 47 2 3 4 Banyak Pemakaian n Kali Iodine Va lue m e q Karbon Aktif 240 mesh = 7.5 Karbon Aktif 240 mesh = 5 Karbon Aktif 280 mesh = 7.5 Karbon Aktif 280 mesh = 5 Gambar 4.4 Kurva Bilangan Iodin IV Terhadap Pemakaian Minyak Goreng Hasil Pemurnian dengan Menggunakan Karbon Aktif Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008 Menurut Ketaren 1986, trigliserida dengan tingkat ketidak jenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar. Bilangan iodin dapat menyatakan derajat ketidak jenuhan yang terdiri dari asam oleat C18F1 dan asam linoleat C18F2 dari minyak atau lemak, dinyatakan tidak jenuh apabila bilangan iodinnya berkisar 46-52 meq, begitu sebaliknya apabila lebih kecil dari bilangan tersebut maka minyak dinyatakan jenuh. Dari hasil analisa pada Gambar 4.4 di atas setelah melalui proses pemurnian dengan menggunakan karbon aktif 240 mesh dan 280 mesh sebanyak 7,5 dan 5 dari berat minyak goreng yang digunakan, diperoleh kenaikan bilangan iodin terdapat pada minyak hasil pemurnian dari minyak bekas penggorengan 2 kali masing-masing sebesar 46,61 meq, 46,43 meq, 46,39 meq dan 46,11 meq dan telah sesuai dengan standar mutu minyak goreng untuk bilangan minimum iodin sebesar 46 Tabel 2.1. Bilangan iodin 46 meq pada minyak goreng hasil pemurnian pada percobaan ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun yang menghasilkan sabun padat dan busa yang optimum. Untuk sampel minyak hasil pemurnian dari minyak bekas penggorengan 3 kali pemakaian diperoleh bilangan iodin masing - masing sebesar 45,84 meq; 45,70 meq; 45,64 meq dan 45,48 meq. Dengan menggunakan minyak goreng hasil pemurnian diperoleh bilangan iodin ± 45 meq terdapat pada minyak goreng bekas 4 kali pemakaian dan masih dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun mandi namun tidak menghasilkan sabun padat karena pada proses penyabunannya tidak semua NaOH terhidrolisis. Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008 Menurut Djatmiko 1973 dan Ketaren 1986, bilangan iodin 45 meq sukar untuk membentuk sabun dan busa karena merupakan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh yang rendah sehingga tidak digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun mandi padat. Karena banyak trigliserida yang terurai saat penggorengan kadar asam lemak tidak jenuh kecil maka asam lemak yang berikatan dengan larutan NaOH ini agak sulit untuk membentuk sabun mandi padat dan busa dari proses penyabunan. Busa yang dihasilkan bergantung dari jumlah konsentrasi NaOH yang digunakan lemak atau minyak dipanaskan dengan NaOH sampai terhidrolisis sempurna Ketaren, 1986; Morton danVarela, 1988. Minyak dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatan tidak jenuh C12-C18 akan menghasilkan sabun padat sedangkan rantai panjang dan ikatan jenuh C12 menghasilkan sabun tidak berbentuk padat Morton danVarela, 1988. Bilangan iodin yang diperoleh dari percobaan ini berdasarkan standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI 3741-1995 Tabel 2.1 sebesar 45-51 meq.

4.3 Analisa Warna Colour