0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
2 3
4 Banyak Pemakaian n Kali
Ju ml
a h
B u
sa m
l
NaOH 20, T = 25oC NaOH 30, T = 35oC
NaOH 40, T = 45oC NaOH 50, T = 50oC
Gambar 4.10 Kurva Banyak Busa Hasil Penyabunan Terhadap Pemakaian Minyak Goreng Hasil Pemurnian dengan Menggunakan Karbon
Aktif 240 Mesh Sebanayk 5 dari Berat Minyak Goreng Bekas yang Digunakan
Dari Gambar 4.10 diperoleh juga busa yang banyak pada hasil penyabunan pada minyak goreng bekas 2 - 4 kali pemakaian yang diadsorben menggunakan
karbon aktif 240 mesh sebanyak 5 dari berat minyak goreng yang digunakan dengan mereaksikan NaOH 50 pada temperatur proses 55
C, pada minyak goreng bekas 2 kali pemakaian diperoleh banyak busa = 1,37 ml, pada minyak goreng bekas
3 kali pemakaian diperoleh banyak busa = 1,27 ml, pada minyak goreng bekas 4 kali pemakaian diperoleh banyak busa = 1,18 ml.
Dengan kata lain, dalam proses penyabunan dengan menggunakan NaOH 50 akan menghasilkan sabun keras dan busa yang banyak. Hal ini dikarenakan
minyak goreng hasil pemurnian dari minyak goreng bekas penggorengan 2 kali
Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008
mengandung asam oleat yang tinggi sehingga pada proses penyabunan apabila direaksikan dengan NaOH 50 akan menghasilkan sabun yang keras dan busa yang
banyak karena busa yang dihasilkan merupakan hasil hidrolisis minyak dengan NaOH 50 yang mempunyai panjang rantai atom karbon yang lebih dari 18 C 18
sehingga fungsinya untuk membersihkan daya cuci lebih efektif namun sebagai pelembab pada kulit tidak dapat digunakan karena gliserin yang terdapat pada minyak
goreng hasil pemurnian dikalahkan dengan jumlah NaOH yang digunakan sebagai pembentuk sabun sehingga membuat kulit terasa gatal.
Hubungan antara banyaknya busa dari hasil penyabunan terhadap minyak goreng hasil pemurnian dengan menggunakan karbon aktif 280 mesh sebanyak 7,5
dari berat minyak goreng bekas yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.11.
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
2 3
4 Banyak Pemakaian n Kali
A sam L
em ak B
eb as
NaOH 20, T = 25oC NaOH 30, T = 35oC
NaOH 40, T = 45oC NaOH 50, T = 55oC
Gambar 4.11 Kurva Banyak Busa Hail Penyabunan Terhadap Pemakaian Minyak Goreng Hasil Pemurnian dengan Menggunakan Karbon
Aktif 280 Mesh Sebanyak 7,5 dari Berat Minyak Goreng Bekas yang Digunakan
Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008
Gambar 4.11 di atas menunjukkan bahwa sabun yang terbentuk lunak lembek dan busa yang sedikit terjadi pada hasil penyabunan dengan menggunakan
minyak goreng bekas 2-4 kali pemakaian diadsorben menggunakan karbon aktif 240 dan 280 mesh sebanyak 7,5 dan 5 dari berat minyak goreng yang digunakan
dengan NaOH 30 pada temperatur proses 35 C. Ini terjadi karena minyak goreng
hasil pemurnian yang digunakan mengandung asam laurat C12 yang dapat melembutkan kulit.
Hubungan antara banyaknya busa dari hasil penyabunan terhadap minyak goreng hasil pemurnian dengan menggunakan karbon aktif 280 mesh sebanyak 5
dari berat minyak goreng bekas yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.12.
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
2 3
4 Banyak Pemakaian n Kali
A sam L
em ak B
eb as
NaOH 20,T = 25oC NaOH 30, T = 35oC
NaOH 40, T = 45oC NaOH 50, T = 55oC
Gambar 4.11 Kurva Banyak Busa Hail Penyabunan Terhadap Pemakaian Minyak Goreng Hasil Pemurnian dengan Menggunakan Karbon
Aktif 280 Mesh Sebanyak 5 dari Berat Minyak Goreng Bekas yang Digunakan
Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008
Sabun mandi yang terbuat dengan mereaksikan NaOH 40, T = 45 C
menghasilkan sabun mandi padat dan busa banyak seperti yang diharapkan, ini terjadi pada hasil penyabunan dengan menggunakan minyak goreng bekas 2-4 kali
pemakaian diadsorben menggunakan karbon aktif 240 dan 280 mesh sebanyak 7,5 dan 5 dari berat minyak goreng yang digunakan. Sabun ini baik digunakan sesering
mungkin karena dapat melembutkan kulit. Sabun dan busa yang tidak terbentuk terjadi pada minyak goreng bekas 2-4
kali pemakaian yang diadsorben menggunakan karbon aktif 240 dan 280 mesh sebanyak 7,5 dan 5 dari berat minyak goreng bekas yang digunakan dengan
mereaksikan NaOH 20 pada temperatur proses 25 C, pada proses penyabunan
menggunakan NaOH 20 tidak terhidrolisasi sempurna juga tidak menimbulkan busa namun hanya untuk memperkecil kadar asam lemak bebas dan memiliki panjang
rantai atom karbon kurang dari 12. Dari hasil analisa gas kromatografi pada Gambar C.2-C.4 diperoleh sabun
yang keras terdapat pada asam oleat sehingga menghasilkan busa yang banyak namun apabila digunakan dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Pada masyarakat ekonomi
kebawah sabun yang banyak mengandung asam oleat sangat disukai karena selain banyak menghasilkan busa, sabun tersebut dapat bertahan lama lama habisnya
walaupun berulang-ulang digunakan untuk mandi. Sabun mandi yang mengandung asam laurat tinggi merupakan sabun yang sedikit menghasilkan busa dan mahal
harganya namun pada masyarakat ekonomi keatas sangat disukai karena dapat
Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008
melembutkan kulit meskipun sifatnya akan cepat habis dengan air. Sabun mandi yang mengandung asam miristat C14 dan asam Palmitat C16 dapat menghasilkan busa
yang banyak dan baik untuk digunakan pada kulit atau tidak membuat iritasi Ketaren, 1986.
Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan