1.6 Zuhrina Masyithah , ST, M.Sc 5. Mersi Suriani Sinaga, ST, MT

0.2 0.4

0.6 0.8

1 1.2

1.4 1.6

2 3 4 Banyak Pemakaian n Kali Ju ml a h B u sa m l NaOH 20, T = 25oC NaOH 30, T = 35oC NaOH 40, T = 45oC NaOH 50, T = 50oC Gambar 4.10 Kurva Banyak Busa Hasil Penyabunan Terhadap Pemakaian Minyak Goreng Hasil Pemurnian dengan Menggunakan Karbon Aktif 240 Mesh Sebanayk 5 dari Berat Minyak Goreng Bekas yang Digunakan Dari Gambar 4.10 diperoleh juga busa yang banyak pada hasil penyabunan pada minyak goreng bekas 2 - 4 kali pemakaian yang diadsorben menggunakan karbon aktif 240 mesh sebanyak 5 dari berat minyak goreng yang digunakan dengan mereaksikan NaOH 50 pada temperatur proses 55 C, pada minyak goreng bekas 2 kali pemakaian diperoleh banyak busa = 1,37 ml, pada minyak goreng bekas 3 kali pemakaian diperoleh banyak busa = 1,27 ml, pada minyak goreng bekas 4 kali pemakaian diperoleh banyak busa = 1,18 ml. Dengan kata lain, dalam proses penyabunan dengan menggunakan NaOH 50 akan menghasilkan sabun keras dan busa yang banyak. Hal ini dikarenakan minyak goreng hasil pemurnian dari minyak goreng bekas penggorengan 2 kali Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008 mengandung asam oleat yang tinggi sehingga pada proses penyabunan apabila direaksikan dengan NaOH 50 akan menghasilkan sabun yang keras dan busa yang banyak karena busa yang dihasilkan merupakan hasil hidrolisis minyak dengan NaOH 50 yang mempunyai panjang rantai atom karbon yang lebih dari 18 C 18 sehingga fungsinya untuk membersihkan daya cuci lebih efektif namun sebagai pelembab pada kulit tidak dapat digunakan karena gliserin yang terdapat pada minyak goreng hasil pemurnian dikalahkan dengan jumlah NaOH yang digunakan sebagai pembentuk sabun sehingga membuat kulit terasa gatal. Hubungan antara banyaknya busa dari hasil penyabunan terhadap minyak goreng hasil pemurnian dengan menggunakan karbon aktif 280 mesh sebanyak 7,5 dari berat minyak goreng bekas yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.11.

0.2 0.4

0.6 0.8

1 1.2 1.4 2 3 4 Banyak Pemakaian n Kali A sam L em ak B eb as NaOH 20, T = 25oC NaOH 30, T = 35oC NaOH 40, T = 45oC NaOH 50, T = 55oC Gambar 4.11 Kurva Banyak Busa Hail Penyabunan Terhadap Pemakaian Minyak Goreng Hasil Pemurnian dengan Menggunakan Karbon Aktif 280 Mesh Sebanyak 7,5 dari Berat Minyak Goreng Bekas yang Digunakan Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008 Gambar 4.11 di atas menunjukkan bahwa sabun yang terbentuk lunak lembek dan busa yang sedikit terjadi pada hasil penyabunan dengan menggunakan minyak goreng bekas 2-4 kali pemakaian diadsorben menggunakan karbon aktif 240 dan 280 mesh sebanyak 7,5 dan 5 dari berat minyak goreng yang digunakan dengan NaOH 30 pada temperatur proses 35 C. Ini terjadi karena minyak goreng hasil pemurnian yang digunakan mengandung asam laurat C12 yang dapat melembutkan kulit. Hubungan antara banyaknya busa dari hasil penyabunan terhadap minyak goreng hasil pemurnian dengan menggunakan karbon aktif 280 mesh sebanyak 5 dari berat minyak goreng bekas yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.12.

0.2 0.4

0.6 0.8

1 1.2 1.4 2 3 4 Banyak Pemakaian n Kali A sam L em ak B eb as NaOH 20,T = 25oC NaOH 30, T = 35oC NaOH 40, T = 45oC NaOH 50, T = 55oC Gambar 4.11 Kurva Banyak Busa Hail Penyabunan Terhadap Pemakaian Minyak Goreng Hasil Pemurnian dengan Menggunakan Karbon Aktif 280 Mesh Sebanyak 5 dari Berat Minyak Goreng Bekas yang Digunakan Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008 Sabun mandi yang terbuat dengan mereaksikan NaOH 40, T = 45 C menghasilkan sabun mandi padat dan busa banyak seperti yang diharapkan, ini terjadi pada hasil penyabunan dengan menggunakan minyak goreng bekas 2-4 kali pemakaian diadsorben menggunakan karbon aktif 240 dan 280 mesh sebanyak 7,5 dan 5 dari berat minyak goreng yang digunakan. Sabun ini baik digunakan sesering mungkin karena dapat melembutkan kulit. Sabun dan busa yang tidak terbentuk terjadi pada minyak goreng bekas 2-4 kali pemakaian yang diadsorben menggunakan karbon aktif 240 dan 280 mesh sebanyak 7,5 dan 5 dari berat minyak goreng bekas yang digunakan dengan mereaksikan NaOH 20 pada temperatur proses 25 C, pada proses penyabunan menggunakan NaOH 20 tidak terhidrolisasi sempurna juga tidak menimbulkan busa namun hanya untuk memperkecil kadar asam lemak bebas dan memiliki panjang rantai atom karbon kurang dari 12. Dari hasil analisa gas kromatografi pada Gambar C.2-C.4 diperoleh sabun yang keras terdapat pada asam oleat sehingga menghasilkan busa yang banyak namun apabila digunakan dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Pada masyarakat ekonomi kebawah sabun yang banyak mengandung asam oleat sangat disukai karena selain banyak menghasilkan busa, sabun tersebut dapat bertahan lama lama habisnya walaupun berulang-ulang digunakan untuk mandi. Sabun mandi yang mengandung asam laurat tinggi merupakan sabun yang sedikit menghasilkan busa dan mahal harganya namun pada masyarakat ekonomi keatas sangat disukai karena dapat Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008 melembutkan kulit meskipun sifatnya akan cepat habis dengan air. Sabun mandi yang mengandung asam miristat C14 dan asam Palmitat C16 dapat menghasilkan busa yang banyak dan baik untuk digunakan pada kulit atau tidak membuat iritasi Ketaren, 1986. Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan