Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan
gliserol. Aasam lemak tidak jenuh seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam linolinat terdapat dalam minyak goreng bekas merupakan trigliserida yang dapat
digunakan sebagai bahan baku alternatif pembuatan sabun mandi padat menggantikan asam lemak bebas jenuh yang merupakan produk samping proses pengolahan minyak
goreng Djatmiko, 1973 dan Ketaren, 1986. Masing-masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan
rantai karbon panjang antara C
12
asam laurat hingga C
18
asam stearat yang mengandung lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran
trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol Ketaren, 1986.
2.2 Kandungan Minyak Goreng
Di balik warnanya yang bening kekuningan, minyak goreng merupakan campuran dari berbagai senyawa. Komposisi terbanyak dari minyak goreng yang
mencapai hampir 100 adalah lemak Luciana 2005. Sebagian besar lemak dalam makanan termasuk minyak goreng berbentuk
trigliserida. Jika terurai, trigliserida akan berubah menjadi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak bebas. Semakin banyak trigliserida yang terurai semakin
banyak asam lemak bebas yang dihasilkan Morton danVarela, 1988. Oleh proses oksidasi lebih lanjut, asam lemak bebas ini akan menyebabkan lemak atau minyak
menjadi bau tengik Ketaren, 1986. Biasanya untuk menghilangkan atau
Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008
memperlambat oksidasi yang menyebabkan bau tengik ini, minyak goreng ditambah dengan vitamin A, C, D, atau E Luciana, 2005.
Di samping lemak, minyak goreng juga mengandung senyawa-senyawa lain seperti beta karoten, vitamin E, lesitin, sterol, asam lemak bebas, bahkan juga
karbohidrat dan protein. Namun semua senyawa itu hanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil Luciana, 2005; Morton danVarela, 1988.
Tabel : 2.1 Standar mutu minyak goreng
No Kriteria Uji
Persyaratan
1 Bau Normal
2 Rasa Normal
3 Warna Muda
jernih 4 Cita
Rasa Hambar
5 Kadar Air
Max 0,3 6
Asam Lemak Bebas Max 0,3
7 Titik Asap
Max 200 8
Bilangan iodium 45 – 51
Sumber : SNI 3741- 1995 Standar Mutu Minyak Goreng
2.3 Jenis Bahan Pangan yang Digoreng
Tahu dan tempe adalah makanan sehari hari di Indonesia baik sebagai lauk- pauk ataupun sebagai makanan sambilan. Tahu dan tempe adalah makanan yang
bergizi, berprotein tinggi dan mudah dicerna dalam tubuh Rona, 1992. Jika bahan yang digoreng berupa tahu dan tempe maka kulit bagian luar akan
mengkerut. Kulit atau kerak tersebut dihasilkan akibat proses dehidrasi bagian luar bahan pangan pada waktu menggoreng. Pembentukannya terjadi akibat panas dari
Nur Asyiah Dalimunthe : Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi Padat, 2009 USU Repository © 2008
lemak sehingga merupakan air yang terdapat pada bagian luar bahan. Pada kadar air 35 atau kurang akan terbentuk kerak dan bahan pangan akan menjadi masak Ketaren,
1986. Tabel 2.2 Komposisi tahu dan tempe
No Komponen
Didalam 100 g tahu Didalam 100 g tempe
1 Energi 72
kalori -
2 Air 84,9
64 3 Protein
7,8 18,3
4 Lemak 2,3
4,0 5 Serat
- -
6 Abu 0,7
- 7 Vitamin
0,1 50
8 Karbohidrat -
12,7 Sumber : Depkes, 1994
2.4 Bahaya Minyak Goreng Bekas