Definisi Operasional URAIAN TEORITIS

Universitas Sumatera Utara “word sense”, yakni kata yang berbeda tetapi punya maksud dan merujuk pada sesuatu yang sama. Sementara itu, menurut Kriyantono 2006, unit referensial merupakan rangkaian kata atau kalimat yang menunjukkan sesuatu yang mempunyai arti sesuai kategori. Misalnya dalam mengukur berita yang terdapat unsur cabul dalam surat kabar menggunakan unit referensial, dengan kategori ada, tidak ada dan tidak jelas. Kalimat-kalimat yang mengandung penggambaran atau kronologis kejadian cabul, akan dimasukkan dalam kategori ada melanggar. Unit tematik adalah unit analisis yang lebih melihat tema topik pembicaraan dari suatu teks. Unit tematik secara sederhana berbicara mengenai “teks berbicara tentang apa atau mengenai apa”. Unit tematik berupa satuan berita, di mana perhitungannya berdasarkan tema peristiwa yang diberitakan. Misalnya tema-tema apa saja yang sering muncul dalam rubrik Siantar Raya surat kabar Siantar 24 Jam selama bulan Januari 2013.

2.4 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran yang lebih lanjut mengenai konsep-konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Untuk memudahkan peneliti dalam meletakkan konsep-konsep dalam dataran operasional maka dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut : 1. Kode Etik Jurnalistik Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk bebas berpendapat dan memperoleh informasi. Salah satu perwujudan hak tersebut adalah dengan adanya kebebasan pers. Namun, dalam menuntut hak tersebut tentu saja harus disertai peraturan-peraturan agar tidak bersinggungan dengan hak orang lain. Menurut UU No. 40 Tahun 1999 pasal 4 ayat 1, disebutkan bahwa kemerdekaan pers adalah kemerdekaan yang disertai kesadaran pentingnya penegakan supremasi hukum yang dilakukan oleh pengadilan, tanggung jawab profesi yang dijabarkan dalam kode etik jurnalistik serta dengan hati nurani insan pers. Demi menjaga agar kemerdekaan pers berjalan sesuai dengan kaidahnya, maka dibuatlah Kode Etik Jurnalistik. Berikut merupakan pasal 4 dan pasal 5 dalam Kode Etik Jurnalistik yang ditetapkan Dewan Pers melalui Peraturan Dewan Pers Nomor: 6Peraturan-DPV2008 Tentang Pengesahan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03SK-DPIII2006 tentang Kode Etik Jurnalistik Sebagai Peraturan Dewan Pers : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pasal 4 Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Penafsiran Pasal 4 1. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. 2. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk. 3. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan. 4. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi. 5. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara. Pasal 5 Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. Penafsiran Pasal 5 1. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak. 2. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah. Pada pasal 4, Kode Etik Jurnalistik sama sekali tidak melarang pers untuk memberitakan kejadian sadis dan cabul, sebab memang peristiwa sadis dan cabul banyak terjadi. Pemberitaan sadis dan cabul merupakan refleksi apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat. Adapun yang tidak diperbolehkan oleh Kode Etik Jurnalistik bukan memberitakan peristiwa sadis atau cabul, melainkan melakukan pemberitaan dengan cara sadis dan cabul. Misalnya ada kasus pemerkosaan, peristiwa tersebut tetap boleh diberitakan. Sedangkan yang tidak boleh apabila cara pemberitaan menjadi cabul. Umpamanya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dengan melukiskan secara detail apalagi berlebihan, bagaimana perkosaan itu terjadi sehingga yang muncul justru pelukisan yang cabul Sukardi, 2012. Sedangkan pada pasal 5, Kode Etik Jurnalistik memandang kesusilaan langsung berkaitan dengan norma, rasa malu yang tinggi, bukan hanya bagi korbannya tetapi juga keluarga korban. Mereka yang menjadi korban kesusilaan akan mengalami luka batin yang amat mendalam dan menanggung beban sosial yang luar biasa. Sebagai bagian dari penghormatan terhadap nilai-nilai yang hidup di masyarakat, Kode Etik Jurnalistik melarang identitas korban kejahatan kesusilaan disiarkan. Pengertian identitas tidak hanya nama dan foto diri, tetapi juga semua hal yang memudahkan publik mengidentifikasi korban tersebut Sukardi, 2012. Selain itu, pelaku kejahatan anak-anak juga tidak boleh disiarkan identitasnya. Yang dimaksud anak dalam Kode Etik Jurnalistik adalah seorang yang berusia di bawah 16 tahun. Tentu saja anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Masa depan mereka masih panjang. Agar mereka dapat mencapai masa depan yang lebih baik, maka harus diciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwa mereka. Masa depan inilah yang ingin dilindungi oleh Kode Etik Jurnalistik dengan mengatur identitas anak, baik sebagai korban maupun pelaku, tidak boleh disiarkan Sukardi, 2012. 2. Surat Kabar dan Rubrik Menurut Effendy 1993, surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca. Arti penting surat kabar terletak pada kemampuannya untuk menyajikan berita-berita dan gagasan-gagasan tentang perkembangan masyarakat pada umumnya, yang dapat mempengaruhi kehidupan modern seperti sekarang ini. Selain itu surat kabar mampu menyampaikan sesuatu setiap saat kepada pembacanya melalui surat kabar pendidikan, informasi dan interpretasi mengenai beberapa hal, sehingga hampir sebagian besar dari masyarakat menggantungkan dirinya kepada pers untuk memperoleh informasi. Perkembangan surat kabar, khususnya di Eropa, diawali dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg pada pertengahan abad ke-15 yang memudahkan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara proses produksi. Surat kabar cetak yang pertama kali terbit teratur setiap hari adalah Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar ini kemudian berganti nama menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman menjadi editornya untuk pertama sekali dia telah menggunakan istilah “Newspaper”. Di Amerika Serikat ilmu persuratkabaran mulai berkembang sejak tahun 1690 M dengan istilah “Journalism”. Saat itu terbit surat kabar dalam bentuk yang modern, Publick Occurrences Both Forreign and Domestick, di Boston yang dimotori oleh Benjamin Harris. Di Indonesia, koran sudah ada sejak tahun 1744, saat pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff, yaitu Bataviasche Nouvelles. Sayang umurnya cuma dua tahun. Koran swasta ada di tahun 1849, pada saat ini datang wartawan Belanda, W. Bruining, yang berhasil menerbitkan Batavia Advertentieblad dua tahun kemudian. Pers yang melayani masyarakat pribumi baru lahir tahun 1855 di Solo dengan nama Bromomartani. Kemudian disusul Selompret Melajoe di Semarang tahun 1860. Pada era ini, di luar Jawa, juga lahir sejumlah surat kabar, antara lain Celebes Courant dan Makassar Handelsblad di Ujungpandang, Tjahja Siang di Manado, Sumatra Courant dan Padangsch Handelsblad di Padang. Pers lokal baru bangkit awal 1900-an setelah kolonial Belanda mengizinkan kaum Tionghoa mengelola media cetak. Ketika Tionghoa mulai menerbitkan surat kabar, orang-orang bumiputra juga mulai belajar mengelola koran. Tahun 1900, Dr. Wahidin Soedirohoesodo menangani surat kabar Retno Dhoemilah dalam dua bahasa; Jawa dan Melayu. Melalui media ini Wahidin mulai mengkampanyekan nasionalisme, pendidikan masyarakat, persamaam derajat dan budi pekerti. Ada empat ciri yang dapat dikatakan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh surat kabar, antara lain : 1. Publisitas Publicity Yang mengandung arti penyebaran kepada khalayak atau kepada publik. Karena diperuntukkan untuk khalayak umum, isi atau informasi dalam surat kabar ini terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum. Untuk itu, penerbitan yang meskipun sama dengan surat kabar tidak bisa disebut sebagai surat kabar jika hanya ditujukan kepada sekelompok orang atau golongan. 2. Periodesitas Periodicity Yang berarti keteraturan dalam penerbitannya. Keteraturan ini bisa satu kali sehari bisa juga satu atau dua kali terbit dalam seminggu. Karena mempunyai keteraturan dalam penerbitannya, maka penerbit buku tidak dapat dikategorikan sebagai surat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kabar meskipun isinya menyangkut kepentingan umum karena tidak disebarkan secara periodik dan berkala. 3. Universalitas universality Yang berarti kemestaan dan keragaman. Isinya yang datang dari berbagai penjuru dunia. Untuk itu jika sebuah penerbitan berkala isinya hanya mengkhususkan diri pada suatu profesi atau aspek kehidupan, seperti majalah kedokteran, arsitektur, koperasi atau pertanian, tidak termasuk surat kabar. Memang benar bahwa berkala itu ditujukan kepada khalayak umum dan diterbitkan secara berkala, namun bila isinya hanya mengenai salah satu aspek kehidupan saja maka tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori surat kabar. 4. Aktualitas Actuality Menurut kata asalnya aktualitas, berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya”. Kedua- duanya erat sekali sangkut pautnya dengan berita yang disiarkan surat kabar. Berita adalah laporan mengenai peristiwa yang terjadi kini, dengan perkataan lain laporan mengenai peristiwa yang baru terjadi dan yang dilaporkan itu harus benar. Tetapi yang dimaksudkan aktualitas sebagai ciri surat kabar adalah pertama, yaitu kecepatan laporan, tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita Effendy, 1993. Menurut Effendy 1993 fungsi-fungsi surat kabar terdiri dari : 1. Fungsi menyiarkan informasi Fungsi yang pertama dan utama surat kabar yaitu menyiarkan informasi. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar dikarenakan membutuhkan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain, dan lain sebagainya. 2. Fungsi mendidik Sebagai sarana pendidikan massa mass education. Surat kabar memuat tulisan- tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca menjadi bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk berita, dapat juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang- kadang cerita bersambung atau bergambar juga dapat mengandung unsur pendidikan. 3. Fungsi menghibur Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita- berita lempang hard news dan artikel-artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang berisi hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bergambar, pojok, teka-teki silang, karikatur, dan kadang-kadang tajuk rencana. Tujuan pemuatan isi yang mengandung hiburan itu, semata-mata untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah pembaca disuguhi berita dan artikel yang berat-berat. 4. Fungsi mempengaruhi Adalah fungsi yang keempat ini, yakni fungsi mempengaruhi, yang menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implisit terdapat pada berita, sedangkan secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel . Rubrik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kepala karangan ruangan tetap dalam surat kabar, majalah dan sebagainya. Rubrik menjadi sebuah kriteria dari suatu hal. Dalam hal ini, adalah koran atau surat kabar. Biasanya, rubrik tersebut diletakkan di bagian kepala karangan atau bagian atas dari sebuah koran atau majalah. Menurut Effendy 1989, rubrik adalah ruangan pada halaman surat kabar atau media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan, menurut Kridalaksana 1984, rubrik merupakan kelompok karangan, tulisan atau berita yang digolongkan atas tema tertentu. Contoh dari rubrik adalah rubrik pendidikan, rubrik olahraga, rubrik teknologi, rubrik keluarga, dan rubrik-rubrik lainnya. Masing-masing rubrik dalam surat kabar atau majalah ini terfokus pada suatu bidang atau tema tertentu, tujuannya adalah untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat pembaca akan berita. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Profil Siantar 24 Jam Harian Siantar 24 Jam merupakan salah satu surat kabar yang ada di kota Siantar. Siantar 24 Jam berdiri sejak 1 Desember 2008. Meski dapat dikatakan masih berusia muda, namun Siantar 24 Jam terbukti mampu bersaing dalam merebut hati pembaca. Terbukti dengan jumlah oplahnya yang mencapai 8.000 eksemplar setiap hari berdasarkan data tahun 2012. Oplah tersebut terbilang cukup banyak untuk ukuran surat kabar yang baru berdiri selama lima tahun. Dengan oplah sebanyak itu, Siantar 24 Jam mampu meraup iklan sebanyak 50 – 80 juta rupiah per bulannya. Sumber: Siantar 24 Jam Siantar 24 Jam merupakan anak perusahaan dari Metro 24 Jam, sebuah surat kabar yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat kota Medan. Wilayah edar atau distribusi Siantar 24 Jam sendiri meliputi Siantar, Simalungun, Asahan dan Balige. Dalam proses pemberitaan, Siantar 24 Jam membagi wartawannya menjadi 4 unit, yaitu Unit Pemerintah Kota Pemko Dewan, Unit Kepolisian, Unit Kejaksaan dan Unit Buser. Setiap unitnya terdiri dari 8-10 wartawan. Kantor redaksi, iklan dan sirkulasi Siantar 24 Jam berada di Jalan Ade Irma Suryani No. 14, Simpang Singosari, Siantar. Untuk percetakan, Siantar 24 Jam mempercayakan kepada PT. Medan Media Grafika Tama yang bertempat di Tanjung Morawa, Medan, sebuah perusahaan yang juga menerima jasa cetak dari surat kabar lain seperti Metro 24 Jam dan Kompas. Saat ini Siantar 24 Jam dipimpin oleh Rahmat Hidayat Pimpinan Umum dan Pimpinan Redaksi Penanggung Jawab. 3.1.2 Susunan Redaksi Siantar 24 Jam Adapun susunan redaksi surat kabar Siantar 24 Jam adalah sebagai berikut : PEMBINA MANAJEMEN : OK Khaidar Aswan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK OLEH SURAT KABAR KRIMINAL Analisis Isi Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pada Surat Kabar Memo Arema Edisi 13 1 Agustus 2007

0 3 2

Etika Pers Dan Kerja Jurnalistik Dalam Surat Kabar (Studi Etnometodologi Wartawan Surat Kabar Lampu Hijau Jawa Pos)

11 70 201

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DAN PENULISAN CAPTION FOTO JURNALISTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DAN PENULISAN CAPTION FOTO JURNALISTIK KORBAN BENCANA (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode Etik Jurnalistik dan Penulisan Caption Foto Jurnalistik

0 2 18

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM PEMBERITAAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL ANAK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM PEMBERITAAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL ANAK (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Pemberitaan Kasus Kekerasan Seks

0 5 17

DESKRIPSI SUBYEK PENELITIAN PENERAPAN KODE ETIK PEMBERITAAN KASUS KECELAKAAN DI SURAT KABAR POS KOTA DAN WARTA KOTA (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Pemberitan Kecelakan di Tol Jagorawi Pada Surat Kabar Harian Pos Kota dan

0 4 19

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Surat Kabar (Studi Analisis Isi Penerapan Pasal 4 dan Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik di Rubrik Siantar Raya dalam Surat Kabar Siantar 24 Jam Edisi Januari 2013)

2 21 91

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA KEJAHATAN SUSILA PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA KEJAHATAN SUSILA (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode Etik Jurnalistik Dalam Berita Kejahatan Susila di Harian Umum Koran Merapi Periode Januari

0 3 21

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DAN PENULISAN CAPTIONDALAM FOTO JURNALISTIK PEMBERITAAN KECELAKAAN PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DAN PENULISAN CAPTION DALAM FOTO JURNALISTIK PEMBERITAAN KECELAKAAN PESAWAT SUKHOI (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode

0 3 17

KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA Studi Analisis Framing Mengenai Penerapan Kode Etik Jurnalistik Indonesia Dalam Tayangan Berita Langsung TV One Edisi Penggerebekan Teroris di Temanggung yang Ditayangkan Selama 18 Jam

0 3 17

KODE ETIK JURNALISTIK DALAM PENERAPAN St

0 0 20