Universitas Sumatera Utara
dan profesional. Indikatornya akan terlihat melalui penyajian berita memiliki kualitas tinggi dan berbobot, adanya independensi yang terpelihara dan menciptakan tatanan masyarakat
yang sadar informasi yang bebas dan bertanggung jawab sebagaimana disajikan insan pers dan media massa Yunus, 2010.
2.1.5 Kebebasan dan Tanggung Jawab
Dalam filsafat, pengertian kebebasan adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Kebebasan lebih bermakna positif, dan ia ada sebagai konsekuensi dari
adanya potensi manusia untuk dapat berpikir dan berkehendak. Sudah menjadi kodrat manusia untuk menjadi mahluk yang memiliki kebebasan, bebas untuk berpikir, berkehendak
dan berbuat. Aristotoles sendiri mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal budi
homo rationale yang memiliki tiga jiwa [anima], yakni: [1] anima avegatitiva atau disebut roh vegetatif. Anima ini juga dimiliki tumbuh-tumbuhan, dengan fungsi untuk makan,
tumbuh dan berkembang biak. [2] Anima sensitiva, yakni jiwa untuk merasa, sehingga manusia punya naluri, nafsu, mampu mengamati, bergerak dan bertindak. [3] Anima
intelektiva, yakni jiwa intelek. Jiwa ini tidak ada pada binatang dan tumbuh-tumbuhaan. Anima intelektiva memungkinkan manusia untuk berpikir, berkehendak, dan punya
kesadaran Mufid, 2009. Sedangkan pengertian tanggung jawab menurut filsafat adalah kemampuan manusia
yang menyadari bahwa seluruh tindakannya selalu mempunyai konsekuensi. Perbuatan tidak bertanggung jawab, adalah perbuatan yang didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran yang
seharusnya dilakukan tapi tidak dilakukan juga. Menurut Prof. Burhan Bungin 2006, tanggung jawab merupakan restriksi pembatasan dari kebebasan yang dimilik oleh manusia,
tanpa mengurangi kebebasan itu sendiri. Tidak ada yang membatasi kebebasan seseorang, kecuali kebebasan orang lain. Jika kita bebas berbuat, maka orang lain juga memiliki hak
untuk bebas dari konsekuensi pelaksanaan kebebasan kita. Dengan demikian kebebasan manusia harus dikelola agar tidak terjadi kekacauan. Dan
norma untuk mengelola kebebasan itu adalah tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sendiri merupakan implementasi kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Maka demi kebaikan
bersama, maka pelaksanaan kebebasan manusia harus memperhatikan kelompok sosial di mana ia berada.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pers memiliki tanggung jawab utama untuk menentukan dan menerapkan standar tanggung jawab sosial, tapi prosesnya juga harus “sejalan dan sistematis dengan usaha-usaha
masyarakat, konsumen dan pemerintah”. Pemerintah bisa membantu agar distribusi lebih universal dan seimbang, dengan cara menghilangkan batasan-batasan terhadap aliran
gagasan, mengurangi kebingungan masyarakat dan mendukung debat publik serta memberikan aturan hukum atas pelanggaran yang dilakukan pers.
Esensi dari pers bebas adalah tidak diperkenankannya langkah ataupun tindakan preventif dalam kehidupan hukum kita : larangan sensor, pembredelan pers, dihapuskannya
SIT, yang eksistensinya adalah sementara sifatnya. Sedangkan rasa tanggung jawab hendaknya dicapai dan diperkembangkan oleh pers melalui kode etik sebagai suatu refleksi
dari tanggung jawab itu sendiri. Ia merupakan suatu pola yang komunikatornya hendak mewujudkan rasa tanggung jawabnya dengan mengadakan suatu peraturan yang diletakkan
pada dirinya sendiri. Pers sendiri akan menggunakan dan menempuh segala jalan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas staf serta efektivitas dalam membentuk staf yang
kompeten. Kesemuanya itu dilakukan dengan maksud supaya pers dapat menghadapi tugasnya dengan terampil dan rasa tanggung jawab Adji, 1987.
Memang benar, pers adalah pemegang kekuasaan keempat the fourth estate setelah kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Namun, seperti ditegaskan Oemar Seno Adji
dalam Mass Media dan Hukum, kemerdekaan pers harus diartikan sebagai kemerdekaan untuk mempunyai dan menyatakan pendapat dan bukan sebagai kemerdekaan untuk
memperoleh alat-alat dari expression seperti dikemukakan oleh negara-negara sosialis. Kebebasan itu bukanlah tidak terbatas, tidak mutlak dan bukanlah tidak bersyarat sifatnya. Ia
merupakan suatu kebebasan dalam lingkungan batas-batas tertentu, dengan syarat-syarat limitatif dan demokrasi, seperti oleh hukum nasional, hukum internasional dan ilmu hukum.
Kemerdekaan pers dibimbing oleh rasa tanggung jawab dan membawa kewajiban-kewajiban Sumadiria, 2005.
2.1.6 Analisis Isi