Uji Asumsi Klasik Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

67

2. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi normal. Dalam analisis multivariante, para peneliti menggunakan pedoman kalau setiap variabel terdiri atas 30 data, maka data sudah berdistribusi normal. Namun untuk menguji lebih akurat diperlukan analisis lebih lanjut Winarno.2009 :53. Uji normalitas ini sendiri bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Gujarati, 2007;64. Uji normalitas residual metode OLS secara formal dapat dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera J-B. Deteksi dengan melihat Jarque-Bera test yang merupakan asimtotis sampel besar dan didasarkan atas residual OLS. Uji statistik dari J-B menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis. Uji Hipotesis Ho : data normal H 1 : data tidak normal 1. Pada Output Eviews 5.0 adalah sebagai berikut : Widarjono, 2007:54 Jika probability JB test lebih besar α 5 = data berdistribusi normal terima Ho, tolak H 1 68 Jika probability JB test lebih kecil α 5 = data tidak berdistribusi normal terima Ho, tolak H 1

b. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antar variable independen. Karena melibatkan beberapa variable independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana Winarno, 2009:14. Kondisi terjadinya multikolinearitas ditunjukan dengan berbagai informasi berikut :  Nilai R² tinggi tetapi variable independen banyak yang tidak signifikan.  Dengan menghitung koefisien korelasi antar variable independen. Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terdapat multikolinearitas.  Dengan melakukan regresi auxilary. Regresi jenis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih yang mempengaruhi satu variable independen yang lain. Jika nilai F hitung F kritis maka α dan derajat kebebasan tertentu, maka model mengandung unsur multikolinearitas. Cara mendeteksi adanya multikolinearitas dengan menggunakan regresi Auxilliary yaitu dengan melihat secara individual antar satu variable independen dengan satu variable independen yang lain. Widarjono, 2007 :115. 1. Uji Hipotesis H0 = tidak ada multikolinearitas 69 H1 = ada multikolinearitas 2. Pada Output Eviews 5.0 adalah sebagai berikut: Jika nilai probability F- statistik lebih kecil α 5 maka tidak terjadi multikolinearitas terima H0, tolak H1 Jika nilai F- statistik lebih besar α 5 maka terjadi multikolinearitas tolak Ho, terima H 1

c. Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Tidak adanya heteroskedastisitas dapat dinyatakan sebagai berikut: Gujarati, 2007:82 Pada persamaan diatas varians adalah tetap sebesar untuk setiap ketidaksamaan inilah yang disebut sebagai heterokedastisitas. Pada heterokedastisitas terdapat pengaruh positif antara X dan Y, dimana nilai Y meningkat searah dengan nilai X, semakin besar nilai variable bebas X dan variable Y, semakin jauh koordinat X,Y dari garis regresi error makin besar. Pendeteksian heterokedastisitas dalam model ini dengan menggunakan Uji White Heteroskedastisity yanitu dengan melakukan estimasi fungsi regresi terlebih dahulu dengan menspesifikasikan variable bebas dan variable tidak bebas. Gujarati, 2007:89. Dari hasil uji White Heterokedastisity kriteria untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas jika: Winarno, 2007:165. 1. Uji Hipotesis 70 H0 = tidak ada Heterokedastisitas H1 = ada Heterokedastisitas 2. Pada output Eviews 5.0 adalah sebagai berikut: Probabilitas R² lebih besar α 5 = tidak ada heterokedatisitas terima H , tolak H 1 Probabilitas R² lebih keciil α 5 = ada heterokedatisitas tolak H , terima H 1

d. Autokorelasi

Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitanya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual lainnya. Sedangkan salah satu asumsi penting OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan resisual yang lain Widarjono, 2005:177. Dalam penelitian ini untuk melihat adanya autokorelasi atau tidak maka dapat menngunakan uji autokorelasi yang dikembangkan oleh Bruesch dan Godfrey yang lebih umum dan dikenal dengan uji Lagrange Multiplier LM-test. 1. Uji Hipotesis H = tidak ada Heterokedastisitas H 1 = ada Heterokedastisitas 2. Pada output Eviews 5.0 adalah sebagai berikut: 71 Probabilitas R² lebih besar α 5 = tidak ada autokorelasi terima H0, tolak H1 Probabilitas R² lebih keciil α 5 = ada autokorelasi terima H0, tolak H1. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model bisa dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Warson, yaitu dengan cara membandingkan antara DW statistik d dengan dl dan du. Jika hipotesis nol menyatakan bahwa tidak terjadi penyakit autokorelasi, maka: Gambar Statistik Durbin Watson

3. Uji Statistik

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Total Aset Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga Dan Prinsip Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Bank-Bank Umum Syariah Di Sumatera Utara

8 95 106

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Modal Sendiri, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah Di IndonesiaTahun 2011-2014

0 9 101

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), KAS, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syari

8 38 13

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), KAS, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syari

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2014 SKRIPSI.

0 1 9