Uji Koefisien Determinasi Variabel Dependen Y Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

73 penaksiran regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan merumuskan hipotesis, yaitu: 1. Uji Hipotesis Ho : β 1 =β₂ ≤ α 5 Artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H 1 : : β 1 =β₂ ≥ α 5 Artinya secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Berdasrkan output Eviews 5.0, uji-t dapat dilihat dari probabilitas tiap-tiap variabel secara individu: a. Probability βi dengan t-statistik α 5 = variabel bebas tidak signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat terima Ho, tolak H 1 . b. Probability βi dengan t-statistik α 5 = variabel bebas signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat tolak Ho, terima H 1 .

3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinan R² digunakan untuk mengukur sebaik mana variabel terikat dijelaskan oleh total variabel bebas. Yang ukuranya adalah semakin tinggi R² maka garis regresi sampel semakin baik juga. R² mengartikan apakah variabel bebas yang terdapat dalam model mampu menjelaskan perubahan dari variabel tidak bebas. Jika R² mendekati satu 74 maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan dari variabel tidak bebas. Jika R² mendekati satu maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan variabel dependen, tetapi jika R² mendekati 0, maka variabel independen tidak mampu menjelaskan variabel dependen.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Dependen Y

Variabel dependen adalah adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel independen Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2005. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah komposisi dana pihak ketiga DPK pembiayaan murabahah pada bank syariah di Indonesia. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu pada Statistik Perbankan Syari`ah berdasarkan perhitungan perbulan, yaitu dari bulan April 2008- April 2012 yang dinyatakan dalam bentuk milyar rupiah.

2. Variabel Independen X

Variabel independen adalah tipe variabel menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah 2005. Variabel independen dalam bahasa Indonesia adalah variabel bebas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah : a . Jumlah Kantor Bank Syariah X1 75 Penentuan jumlah kantor cabang adalah dengan menjumlahkan Kantor Pusat Operasional untuk BUS, Kantor Cabang Untuk UUS, Kantor Cabang Pembantu BUS dan UUS, serta Unit Pelayanan Syariah BUS dan UUS yang beroperasi di Indonesia. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia berdasarkan perhitungan jangka waktu perbulan, yaitu dari bulan Oktober 2007- Februari 2012 dan dinyatakan dalam bentuk unit. b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah X 2 Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana jangka pendek. SBIS merupakan piranti moneter yang sesuai prinsip pada Bank Syariah yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia berdasarkan perhitungan jangka waktu perbulan, yaitu dari bulan Oktober 2007-Februari 2012 dan dinyatakan dalam bentuk milyar rupiah. c. Dana Pihak Ketiga X 3 Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan Arifin, 2006. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yaitu dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia SEKI berdasarkan perhitungan perbulan, dari bulan Oktober 2007-Februari 2012 yang dinyatakan dalam bentuk milyar rupiah. 76

BAB IV Analisis dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya yang didirikan dengan kewenangan untuk menghimpun dana simpanan masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 0 November 11998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa pengumpulan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan,dan deposito. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman dan atau bentuk- bentuk lainya. 77 Pendirian bank syariah di Indonesia bermula sejak tahun 1998, pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober Pakto yang mengatur deregulasi industri perbankan di Indonesia. Para ulama itu telah berusaha mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk kembali kecuali adanya penafsiran dari peraturan perundang-undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0 persen Arifin, 2002 : 211. Setelah adanya Lokakarya Ulama tentang Bunga Bank dan Perbankan di Bogor pada Agustus 1990, kemudian diikuti dengan diundangkannya UU No71992 tentang perbankan dimana perbankan bagi hasil mulai diakomodasi, maka berdirilah Bank Muamalat Indonesia BMI, yang merupakan bank umum Islam pertama di Indonesia. Namun pada UU tersebut pembahasan tentang perbankan dengan sistem bagi hasil diuraikan hanya sepintas, lalu tidak terdapat rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan Antonio, 2001 : 96. Kemudiaan pada tahun 1998 pemerintah menetapkan UU No. 10 tahun 1998 yang mengatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah, undang- undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. peluang tersebut disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sebagian bank mulai membuka divisi atau cabang syariah dalam 78 institusinya, ada juga bank yang mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syariah.

2. Perkembangan Pembiayaan Murabahah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Total Aset Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga Dan Prinsip Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Bank-Bank Umum Syariah Di Sumatera Utara

8 95 106

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Modal Sendiri, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah Di IndonesiaTahun 2011-2014

0 9 101

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), KAS, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syari

8 38 13

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), KAS, DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syari

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Kas, Dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Sbis) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2014 SKRIPSI.

0 1 9