bacaaan cepat, tepat, lancar, dan benar, namun sesekali guru membenarkan bacaan anak yang salah dan anak disuruh membaca
kembali sampai benar, hal ini juga dilakukan pada kegiatan klasikal akhir.
Pada kegiatan individual juga terjadi interaksi antara guru dan santri, hal ini dapat dibuktikan setelah kegiatan klasikal awal guru
menyuruh santri menulismenggambarmembaca buku Qiraati sendiri, sementara salah satu dari mereka maju ke hadapan guru untuk membaca
buku qiraati secara bergantian. Demikian pula pada saat kegiatan hafalanricek materi penunjang,
satu persatu santri setoran hafalan kepada guru dan gurupun memberikan arahan dan membenarkan bacaan santri yang lupa atau salah, kemudian
menutup kegiatan belajar mengajar dengan membaca doa secara bersama-sama.
e. Pada Indikator E, Keikutsertaan Siswa dalam Proses Pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran terlihat keikutsertaan santri, hal ini dapat dibuktikan pada saat mengikuti kegiatan klasikal besar sebagian
besar dari mereka mengikutinya dengan baik dari awal sampai akhir. Demikian pula kegiatan di kelas, hampir semua santri mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan tertib, walaupun ada beberapa santri yang terkadang bermain atau lari-larian, hal tersebut wajar karena secara
psikologi anak usia TKSD cenderung suka bermain, namun guru selalu menegur dan memberikan arahan atau nasehat agar santri tidak bermain-
main.
f. Pada Indikator F, Motivasi Siswa Meningkat.
Setelah mengkuti kegitan belajar mengajar, terlihat peningkatan motivasi siswa walaupun tidak secara signifikan, hal ini dapat dibuktikan
pada saat guru mengajar, guru selalu memberikan motivasi dengan memberikan nasihat pada akhir kegiatan pembelajaran.
g. Pada Indikator G, Keterampilan dan Kemampuan Guru dalam
Menyampaikan Materi. Keterampilan guru terlihat mulai dari kegiatan klasikal besar, hal
ini dapat dibuktikan ketika guru mampu mengkondisikan santri dan sesekali diselingi dengan kata-kata yang membuat santri senang dan
termotivasi, dan terkadang guru memberikan penghargaan dengan ucapan
“kompakbagus”, namun
guru tidak
bosan-bosannya mengingatkan kepada santri yang tidak mengikuti kegiatan klasikal agar
mereka bersama-sama mengikuti kegiatan tersebut. Demikian pula pada saat kegiatan di kelas, keterampilan guru
terlihat pada saat mengkondisikan santri selama 2 menit, setelah santri sudah terkondisikan guru langsung membuka kegiatan belajar mengajar
dengan membaca surat alfatihah secara bersama-sama kemudian dilanjutkan pembelajaran dengan menggunakan peraga.
Keterampilan guru juga dapat dilihat pada saat mereka mengajarkan materi peraga. disaat guru menunjuk materi yang ada di
peraga dengan menggunakan stik penunjuk dan anak-anak membaca secara klasikal, guru selalu memberikan penghargaan kepada santri
dengan ucapan “baguskompak”, namun pada saat bacaan santri salah
atau kurang
sempurna, guru
membenarkan dengan
kata-kata “ulangisempurnakanbaca sekali lagi”. Terkadang guru juga menyuruh
salah satu santri membaca materi peraga, sementara santri yang lain disuruh menyimak dan membenarkan bacaan yang salah.
2. Melalui Test