ii. Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi
selanjutnya karena tidak menunggu orang lain. b
Kekurangan i.
Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.
ii. Santri kurang aktif karena harus mengikuti guru dalam membaca.
iii. Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.
2. Metode Qiraati
Metode Qiraati disusun oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Achrom sebagai
penyusun didalam bukunya “Sistem Qoidah Qiro’ati” Ngembul, Kalipare, metode ini ialah membaca Al-Qur
’an yang langsung memasukan dan mempraktekan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Sistem
pendidikan dan pengajaran metode Qiraati ini melalui sistem pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelasjilid tidak ditentukan oleh
bulantahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual perseorangan. Santrianak didik dapat naik kelasjilid berikutnya dengan syarat:
1. Sudah menguasai materipaket pelajaran yang diberikan di kelas
2. Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolahTPA
a. Prinsip-prinsip Dasar Qiraati
1 Prinsip-prinsip yang di pegang oleh guruustadz yaitu:
i. Tiwasgas teliti, waspada dan tegas
ii. Daktun tidak boleh menuntun
2 Prinsip-prinsip yang harus dipegang santrianak didik:
i. CBSA : Cara Belajar Santri Aktif
ii. LCTB : Lancar, Cepat, Tepat, dan Benar
b. Visi, Misi dan Ciri-ciri Metode Qiraati
Dalam suatu metode pembelajaran membaca Al- Qur’an, tentunya
mempunyai Visi, Misi, dan Moto, tidak terkecuaili Metode Qiraati sebagai berikut:
15
1 Visi Qira’ati
Membudayakan membaca al- Qur’an dengan tartil.
2 Misi Qira’ati
i. Mengadakan pendidikan al-Qur’an untuk menjaga, memelihara
kehormatan dan kesesuaian al- Qur’an dari segi bacaan yang
tartil. ii.
Menyebarkan ilmu dengan memberi ujian memakai buku Qira’ati hanya bagi lembaga-lembagaguru-guru yang taat,
patuh, amanah dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh koordinator.
iii. Mengingatkan para guru agar berhati-hati jika mengajarkan al-
Qur’an. iv.
Mengadakan pembinaan
para gurucalon
guru untuk
meningkatkan kualitas pendidikan pengajar-an al- Qur’an.
v. Mengadakan Tashih untuk calon guru dengan obyektif.
vi. Mengadakan bimbingan metodologi bagi calon guru yang lulus
tashih. vii.
Mengadakan tadarus bagi para guru ditingkat lembaga atau MMQ yang diadakan oleh kordinator.
viii. Menunjukmemilih koordinator, kepada sekolah dan para guru
yang amanahprofesional dan berakhlakul karimah. ix.
Memotivasi para koordinator, kepada sekolah dan para guru senantiasa mohan petunjuk dan per-tolongan kepada Allah demi
kemajuan lembaga-nya dan mencari keridhaan-Nya. c.
Ciri-ciri Qiraati 1
Tidak dijual secara bebas
15
http:qiraati.wordpress.com20091112pesan-pesan-k h-dachlan-salim-zark asyi
2 Guru-guru lewat tashih dan pembinaan
3 Kelas TKQTPQ dalam disiplin yang sama
d. Strategi Mengajar dalam Qiraati
Dalam mengajar Al- Qur’an dikenal beberapa macam stategi, yaitu:
1 Strategi Mengajar Umum Global
i. Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
ii. Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guruustadz
untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal. iii.
Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak bacaan Al-
Qur’an orang lain.
2 Strategi Mengajar Khusus Detil
Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya, karena strategi ini mengajarkannya secara khusus atau
detil. e.
Tahapan dalam mengajarkan Metode Qiraati ada I sampai VI yaitu: 1
Jilid I Jilid I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Al-
Qur ’an. Apabila Jilid I lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula,
guru harus memperhatikan kecepatan santri. 2
Jilid II Jilid II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi
target Jilid I. 3
Jilid III Jilid III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada
bacaan panjang huruf mad. 4
Jilid IV Jilid ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan
bertajwid. 5
Jilid V
Jilid V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan santri sudah harus mampu membaca dengan baik dan benar.
6 Jilid VI
Jilid ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz 27.
Jilid I sampai jilid VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-
target itu tercapai.
f. Kelebihan dan kekurangan Metode Qiraati
1 Kelebihannya :
a Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa
membaca Al- Qur’an secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu
hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Al-Qur ’an dengan
tajwidnya itu fardlu ain. b
Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid. c
Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib. d
Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika
lulus test. 2
Kekurangannya: Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode
ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulantahun, melainkan kemampuan membaca seseorang.
3. Metode Iqra