Melalui Test Melalui Wawancara Interview

g. Pada Indikator G, Keterampilan dan Kemampuan Guru dalam

Menyampaikan Materi. Keterampilan guru terlihat mulai dari kegiatan klasikal besar, hal ini dapat dibuktikan ketika guru mampu mengkondisikan santri dan sesekali diselingi dengan kata-kata yang membuat santri senang dan termotivasi, dan terkadang guru memberikan penghargaan dengan ucapan “kompakbagus”, namun guru tidak bosan-bosannya mengingatkan kepada santri yang tidak mengikuti kegiatan klasikal agar mereka bersama-sama mengikuti kegiatan tersebut. Demikian pula pada saat kegiatan di kelas, keterampilan guru terlihat pada saat mengkondisikan santri selama 2 menit, setelah santri sudah terkondisikan guru langsung membuka kegiatan belajar mengajar dengan membaca surat alfatihah secara bersama-sama kemudian dilanjutkan pembelajaran dengan menggunakan peraga. Keterampilan guru juga dapat dilihat pada saat mereka mengajarkan materi peraga. disaat guru menunjuk materi yang ada di peraga dengan menggunakan stik penunjuk dan anak-anak membaca secara klasikal, guru selalu memberikan penghargaan kepada santri dengan ucapan “baguskompak”, namun pada saat bacaan santri salah atau kurang sempurna, guru membenarkan dengan kata-kata “ulangisempurnakanbaca sekali lagi”. Terkadang guru juga menyuruh salah satu santri membaca materi peraga, sementara santri yang lain disuruh menyimak dan membenarkan bacaan yang salah.

2. Melalui Test

Dalam pelaksanaan test yang penulis lakukan yaitu dengan menyuruh santri kelas finishing membaca Al- Qur’an surat al-Mu’minun, masing-masing anak membaca 5 ayat, adapun media atau alat yang penulis pakai dalam melakukan test yaitu melalui rekaman dengan menggunakan vidio kamera digital, hal ini untuk mempermudah peneliti sekaligus sebagai bukti dan sampel kualitas membaca Al- Qur’an di LPQ Masjid Fathullah. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: TABEL 6 DAFTAR NILAI HASIL TEST BACAAN AL- QUR’AN SANTRI LPQ MASJID FATHULLAH KELAS FINISHING Berdasarkan nilai hasil test baca Al- Qur’an santri LPQ Masjid Fathullah pada tabel di atas, menggambarkan bahwa kemampuan fashahah tergolong baik hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata santri kelas finishing pada materi fashah yang mencapai 79. Adapun kemampuan materi tartil santri tergolong sangat baik karena nilai rata- ratanya adalah 81, hal ini mengindikasikan bahwa efektivitas Metode Qiraati berpengaruh terhadap kemampuan membaca Al- Qur’an santri LPQ Masjid Fathullah dengan baik dan benar Mujawwad-Murattal.

3. Melalui Wawancara Interview

Untuk melengkapi data penelitian, penulis melakukan wawancara dengan 3 orang yang dianggap mewakili LPQ Masjid Fathullah. Adapun orang-orang yang penulis wawancarai adalah Pengelola, Kepala Lembaga, Tata Usaha, dan Guru kelas, dengan hasil wawancara sebagai berikut: No Nama FASHAHAH TARTIL Mean X Mura’atul Huruf Mura’atul Harakat Mura’atus Shifat Volume Mura’atut Tajwid Mura’atul Kalimat Waqaf -Ibtida Tanaffu s Kela ncara n 1. Akmal 85 85 80 85 85 85 85 80 75 83 2. Aulia 70 75 70 80 70 80 80 80 80 77 3. Cira 70 80 70 75 80 80 85 80 85 78 4. Clara 85 80 85 85 80 80 80 80 75 81 5. Naila 85 85 75 65 85 80 85 80 85 81 JUMLAH 405 405 380 390 405 405 415 400 400 400 RATA- RATA 81 81 76 78 81 81 83 80 80 80 79 81 1. Pengelola LPQ Masjid Fathullah adalah perubahan dari TKATPQ yang dirubah pada tanggal 31 Juli 2005, seiring dengan perubahan TPQ menjadi LPQ, berubah pula metode yang dipakai LPQ Masjid Fathullah yang awalnya menggunalan Metode Iqra kemudian berganti dengan Metode Qiraati sampai sekarang. LPQ Masjid Fathullah terdiri dari 9 guru 8 sudah bersyahadah dan 1 belum syahadah, ditambah satu orang sebagai tata usaha TU. Usaha yang dilakukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran di LPQ Masjid Fathullah adalah melakukan pembinaan guru, yaitu dengan mengikuti MMQ baik tingkat lembaga, kecamatan, maupun Jabodetabeka, Silaturrahim ke kordinator Qiraati Jabodetabeka H. Drs. Abu Bakar Salim Zarkasyi. 1 2. Kepala Lembaga LPQ sudah menggunakan Metode Qiraati selama 5 tahun dan sudah melaksankan Khatmul Qur’an santri Wisuda sebanyak 4 kali. Kesulitan yang sering dihadapi oleh guru adalah ketika mengkondisikan anak-anak pada saat klasikal besar, mengkondisikan anak saat di kelas, pembelajaran dengan mengunakan alat peraga. Kesulitan tersebut dihadapi oleh seorang guru ketika dia tidak menguasai metodologi dan tidak memahami psikologi anak. 2 3. Wali Kelas Secara garis besar penerapan Metode Qiraati sudah cukup efektif, hal ini dapat dilihat dari penerapan kurikulum yang dipakai oleh guru dengan baik dari awal sampai kegiatan pembelajaran sampai akhir. Kendala yang sering terjadi di LPQ Masjid Fathullah yaitu berkaitan dengan masalah kedisiplinan gurusantri tidak hadir atau 1 Abdullah, Hadlir, Wawancara, Jakarta, 18 November 2010 2 Saeful, Mu’min, Wawancara, Jakarta, 10 November 2010 datang terlambat, guru tidak menguasai metodologi dan psikologi anak, karismatik guru kurang terlihat dimata santri dikarenakan sebagian besar guru LPQ Masjid Fathullah berstatus sebagai mahasiswa. Adapun Persiapan yang dilakukan guru LPQ Masjid Fathullah adalah sebagai berikut: 1 Mengetahui Visi Misi kelas target perkelas, dan mengetahui serta menguasai materi kelas. 2 Persiapan harian, meliputi: mengetahui kemampuan anak dan efektivitas waktu. Materi yang diajarkan di LPQ Masjid Fathullah 100 sesuai dengan apa yang ada dalam kurikulum Metode Qiraati. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan santri selalu menggunakan alat bantu. Alat yang di pakai guru dalam mengajar adalah: Peraga Qiraati, Stik penunjuk, Papan tulis, Absensi, Buku Qiraati, Buku materi tabahan, Spidol, Penghapus. Sedangkan alat yang dipakai santri dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah: Buku Qiraati, Materi tamabahan, Buku prestasi, dan Buku tulis. 3

4. Melalui Dokumentasi