Latar Belakang Keluarga, Pendidikan, dan Karirnya
sesaat. Dia juga mengikuti pelajaran yang diberikan para sarjana lainnya, seperti Ibnu Abu Junaid al-Baghdadi, Ibn Sultan Ahwazi, Abdullah Ghazairi, dan Ibnu
Abduh. Al-Tûsî belajar dari para sarjana tersebut tentang ilmu hukum Islam dan ilmu periwayatan hadis.
Pada usia 25 tahun, Syekh al-Tûsî menulis sebuah uraian tentang karya Syekh Mufîd yang berjudul al-Muqnâ. Al-Muqnâ adalah sebuah buku tentang
ilmu hukum agama. Kitab ini berisikan kumpulan hadis-hadis Syi’ah. Kitab ini pula yang banyak memberikan inspirasi kepada al-Tûsî dalam menyusun karya-
karyanya. Syekh al-Tûsî merupakan sosok yang cerdas dan sangat mengagumkan. Ia
memiliki prestasi yang sangat luar biasa. Gelar yang dianugerahkan kepadanya adalah gelar yang layak didapatkan oleh seorang pakar yang usianya sudah tua. Ia
belajar pada berbagai syekh yang ternama ketika itu, terutama Syekh Mufîd. Setelah Syekh Mufîd meninggal dunia, al-Tûsî belajar di bawah bimbingan
seorang fâqih Syi’i Muhammad bin Nu‘man yang terkenal dengan sebutan Sayyid al-Murtadhâ. Ia hidup bersama Syaikh Muhammad bin Nu‘man selama 13
tahun. Dari Sayyid Murtadâ ini, al-Tûsî belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan Syi’ah dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya.
Pada tahun 468 H, al-Tûsî meninggalkan Baghdad dan menetap di Najaf Asyraf yang ketika itu Najaf merupakan sebuah dusun kecil. Setelah al-Tûsî
berada di Najaf, lambat laun Najaf menjadi pusat pembelajaran bagi orang Syi’ah serta banyak kalangan yang dari segala penjuru dunia yang berdatangan ke Najaf
untuk menimba ilmu agama. Syekh al-Tûsî juga mendirikan perguruan tinggi agama pertama di Najaf.
Di kalangan Syi’i, al-Tûsî termasuk ulama besar yang paripurna dan mujtahidnya kaum muslimin. Hampir semua rujukan Syi’i berujung padanya dan
dalam masa yang lama, kaum Syi’i memandang bahwa hadis-hadis yang diriwayatkannya dijadikan sebagai prinsip-prinsip yang mereka terima secara
utuh.
2
Ia adalah seorang yang jujur, faqîh, berpengatahuan luas, ahli dibidang usûl
, ilmu kalam, ilmu hadis, dan lain-lain. Ia terkenal dengan sebutan Syaikh al- Tâifah yang terus menerus memberikan pelajaran dan menulis sampai akhir
hayatnya. Ia wafat pada tahun 460 H dalam usia 75 tahun.