dan kesungguhan yang datang dari dalam diri pegawai untuk bekerja lebih tekun dan giat menyelesaikan tugas yang dibebankan pada dirinya untuk
mecapai produktivitas yang maksimal.
I.5.3.2 Tujuan dan Manfaat Semangat Kerja
Alex S. Nitisemito mengatakan bahwa tujuan dan manfaat semangat kerja adalah untuk meningkatkan produktivitas yang lebih baik. Sehingga
instansi atau organisasi perlu menimbulkan semangat kerja pegawai yang tinggi, akan mempermudah untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya, sementara apabila semangat kerja rendah maka produktivitas juga rendah.
Indikasi turunnya semangat kerja antara lain : 1. Rendahnya produktivitas kerja
2. Tingkat absensi pegawai yang naiktinggi. 3. Tingkat perpindahan pegawai tinggi.
4. Tingkat keresahan yang tinggi. 5. Menimbulkan kegelisahan.
6. Tuntunan sering kali terjadi. Sebab-sebab rendahnya semangat kerja antara lain adalah :
1. Upah atau gaji yang rendah. 2. Insentif yang tidak terarah.
3. Kondisi lingkungan kerja yang buruk.
4. Ketidakpuasan para karyawan, dan lain-lain. Dari uraian diatas, dengan memperhatikan tujuan dan manfaat dari
semangat kerja, serta dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya.
I.5.3.3 Faktor-Faktor Pengukur Semangat Kerja
Menurut Nitisemito 1983, faktor-faktor untuk mengukur semangat kerja adalah:
a. Absensi karena absensi menunjukkan ketidakhadiran pegawai dalam tugasnya. Hal ini termasuk waktu yang hilang karena
sakit, kecelakaan, dan pergi meninggalkan pekerjaan karena alasan pribadi tanpa diberi wewenang. Yang tidak
diperhitungkan sebagai absensi adalah diberhentikan untuk sementara, tidak ada pekerjaan, cuti yang sah, atau periode libur,
dan pemberhentian kerja. b. Kerjasama dalam bentuk tindakan kolektif seseorang terhadap
yang lain. Kerjasama dapat dilihat dari kesediaan pegawai untuk dapat bekerjasama dengan pegawai lain untuk mencapai tujuan
bersama. Selain itu, kerjasama dapat dilihat dari kesediaan untuk saling membantu di antara sesama pegawai sehubungan dengan
tugas-tugasnya dan terlihat keaktifannya dalam kegiatan organisasi.
c. Kepuasan kerja sebagai keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan di mana para pegawai memandang
pekerjaan mereka. d. Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai
peraturan organisasi dalam bentuk tertulis maupun tidak. Dalam prakteknya bila suatu organisasi telah mengupayakan sebagian
besar dari peraturan-peraturan yang ditaati oleh sebagian besar pegawai, maka kedisiplinan telah dapat ditegakkan.
I.5.3.4 Indikator Semangat Kerja