are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 30 September 2014 dan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain PT SAMPOERNA AGRO Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS As of September 30, 2014 and
for the Nine Months Period Then Ended Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated
93
38. TUJUAN DAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN lanjutan 38. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES continued
Risiko utama instrumen keuangan Grup adalah risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang asing,
risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko harga komoditas. Penelaahan manajemen dan kebijakan
yang disetujui untuk mengelola masing-masing risiko ini dijelaskan secara detail sebagai berikut:
The main risks arising from the Groups financial instruments are interest rate risk, foreign currency
risk, credit risk, liquidity risk, and commodity price risk. The management reviews and approves
policies for managing each of these risks, which are described in more detail as follows:
a. Risiko tingkat suku bunga a. Interest rate risk
Risiko tingkat suku bunga Grup terutama timbul dari pinjaman untuk tujuan modal kerja
dan investasi. Pinjaman pada berbagai tingkat suku bunga variabel menunjukkan Grup
kepada nilai wajar risiko tingkat suku bunga. The Groups interest rate risk mainly arises
from loans for working capital and investment purposes. Loans at variable rates expose the
Group to fair value interest rate risk.
Saat ini, Grup tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko suku bunga.
Currently, the Group does not have a formal hedging policy for interest rate exposures.
Pada tanggal
30 September
2014, berdasarkan simulasi yang rasional, jika tingkat
suku bunga utang bank jangka pendek dan utang jangka panjang lebih tinggilebih rendah
50 basis poin 31 Desember 2013: lebih tinggilebih rendah 50 basis poin, dengan
seluruh variabel-variabel lain tidak berubah, maka laba sebelum pajak untuk periode yang
berakhir pada tanggal 30 September 2014 akan
lebih rendahlebih
tinggi sebesar
Rp3.345.193 30 September 2013: lebih rendahlebih tinggi sebesar Rp4.105.197,
terutama akibat biaya bunga utang bank jangka pendek dan utang jangka panjang
dengan tingkat bunga mengambang yang lebih tinggilebih rendah.
At September 30, 2014, based on a sensitivity simulation, had the interest rates of short-term
bank loans and long-term loans been 50 basis points higherlower December 31, 2013: 50
basis points higherlower, with all other variables held constant, income before income
tax expense for the period ended September 30, 2014 would have been Rp3,345,193
lowerhigher
September 30,
2013: Rp4,105,197 lowerhigher, mainly as a result
of higherlower interest charges on floating rate short-term bank loans and long-term loans.
b. Risiko mata uang asing b. Foreign currency risk
Mata uang pelaporan Grup adalah Rupiah. Grup dapat menghadapi risiko nilai tukar mata
uang asing karena penjualan dan biaya beberapa pembelian dalam mata uang asing
terutama Dolar AS atau harga yang secara signifikan
dipengaruhi oleh
tolak ukur
perubahan harganya dalam mata uang asing seperti yang dikutip dari pasar internasional.
The Group’s reporting currency is the Rupiah. The Group faces foreign exchange risk as its
sales and the costs of certain purchases are either denominated in foreign currencies
mainly US Dollar or whose price is significantly influenced by their benchmark
price movements in foreign currencies as quoted in the international markets.
Grup tidak memiliki kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang
asing. Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas,
fluktuasi dalam nilai tukar antara Rupiah dan Dolar AS lainnya menghasilkan lindung nilai
natural untuk laju nilai tukar mata uang asing Grup.
The Group does not have any formal hedging policy
for foreign
exchange exposure.
However, in relation to the matters discussed in the preceeding paragraph, the fluctuations
in the exchange rates between The Rupiah and US Dollar provide some degree of natural
hedge of the Group’s foreign exchange exposure.