are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 30 September 2014 dan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain PT SAMPOERNA AGRO Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS As of September 30, 2014 and
for the Nine Months Period Then Ended Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated
46
3. SUMBER ESTIMASI
KETIDAKPASTIAN lanjutan
3. SOURCE OF
ESTIMATION UNCERTAINTY
continued Estimasi dan asumsi lanjutan
Estimated and assumptions continued
Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa
manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara empat
4 sampai dengan dua puluh 20 tahun, yang merupakan umur yang secara umum diharapkan
dalam
industri dimana
Grup menjalankan
bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi
masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin
direvisi. The costs of fixed assets are depreciated on a
straight-line basis over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these
fixed assets to be within four 4 to twenty 20 years, which are common life expectancies applied
in the industries where the Group conducts its businesses. Changes in the expected level of
usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values
of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised.
Nilai tercatat aset tetap neto Grup pada tanggal 30 September
2014 adalah
sebesar Rp1.548.615.508
31 Desember 2013:
Rp1.400.910.592 Catatan 12. The net carrying value of the Group’s fixed assets
as of September 30, 2014 was Rp1,548,615,508 December 31, 2013: Rp1,400,910,592 Note 12.
Pensiun dan imbalan kerja Pension and employee benefits
Pengukuran kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Grup bergantung pada
pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah
tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan,
tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun, dan tingkat kematian.
Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-
asumsi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau
beban menggunakan “Pendekatan Koridor”. Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi
tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan
signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas
diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat neto
liabilitas imbalan kerja Grup pada tanggal 30 September 2014 adalah sebesar Rp97.247.211 31
Desember 2013: Rp97.247.211 Catatan 21. The measurement of the Group’s obligations and
cost for pension and employee benefits liabilities is dependent on its selection of certain assumptions
used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among
others, discount rates, future annual salary increase, annual employee turn-over rate, disability
rate, retirement age, and mortality rate. Actuarial gains
or losses
arising from
experience adjustments and changes in actuarial assumptions
are recognized as income or expense using “Corridor Approach”. While the Group believes that
its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group’s actual
ex periences or significant changes in the Group’s
assumptions may materially affect its estimated liabilities for pension and employee benefits and
net employee benefits expense. The net carrying amount of the Group’s employee benefits liability
as of September 30, 2014 was Rp97,247,211 December 31, 2013: Rp97,247,211 Note 21.
are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 30 September 2014 dan untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir
pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain PT SAMPOERNA AGRO Tbk
AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS As of September 30, 2014 and
for the Nine Months Period Then Ended Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated
47
3. SUMBER
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
lanjutan 3. SOURCE
OF ESTIMATION
UNCERTAINTY continued
Estimasi dan asumsi lanjutan Estimated and assumptions continued
Perpajakan Taxes
Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak,
dan jumlah dan saat timbulnya pendapatan kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan
penyesuaian di masa depan atas pendapatan dan beban pajak yang telah dicatat.
Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations, changes in tax laws,
and the amount and timing of future taxable income, could necessitate future adjustments to
tax income and expense already recorded.
Penentuan provisi
perpajakan memerlukan
pertimbangan signifikan, yang mana keputusan final atas provisi perpajakan tersebut bisa berbeda
dari jumlah yang tercatat. Utang pajak penghasilan badan pada tanggal 30 September 2014 sebesar
Rp74.995.613 31 Desember 2013: Rp470.832. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan
17b. Determining of the tax provision needs significant
judgements, in which the final assessment of those tax provision could differ from the carrying amount.
The corporate income tax payable as of September
30, 2014
was Rp74,995,613
December 31, 2013: Rp470,832. Further details are disclosed in Note 17b.
Aset pajak tangguhan Deferred tax assets
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan
rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak
akan tersedia sehingga rugi pajak tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen
disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat
penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak masa depan.
Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and unused tax
losses to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the losses can
be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax
assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits.
Pada tanggal 30 September 2014, Grup memiliki aset pajak tangguhan - rugi pajak, neto sebesar
Rp87.109.584 31
Desember 2013:
Rp65.588.345 Catatan 17f. Rugi pajak tersebut terkait kepada entitas-entitas anak yang tanaman
perkebunannya masih belum menghasilkan atau baru mulai menghasilkan, belum daluwarsa dan
tidak dapat digunakan untuk disalinghapuskan dengan penghasilan kena pajak entitas lain dalam
Grup. As of September 30, 2014, the Group has deferred
tax assets - tax losses, net amounting to Rp87,109,584
December 31,
2013: Rp65,588,345 Note 17f. These tax losses are
related to subsidiaries where of the plantations are still in immature stage or just started to mature, are
not yet expired and may not be used to offset taxable profits elsewhere in the Group.
Penurunan nilai aset non - keuangan Impairment of non - financial assets
Penurunan nilai terjadi pada saat nilai tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang
lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari perjanjian penjualan yang mengikat
yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati
dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.
An impairment exists when the carrying value of an asset exceeds its recoverable amount, which is
the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell
calculation is based on available data from binding
sales transactions in an arm’s length transaction of similar assets or observable market prices less
incremental costs for disposing the asset.