Peningkatan Daya Saing Permasalahan Utama
                                                                                LAKIP TIRBR TAHUN
2015
I -
18
bahwa tenaga kerja terdidik educated workforce masih belum memadai sehingga
menjadi salah satu persoalan serius dalam melakukan bisnis di Indonesia.
Berdasarkan anatomi persoalan yang dihadapi Indonesia tersebut, maka sangat logis jika diperlukan komitmen nasional dan upaya kolektif untuk meningkatkan kontribusi
IPTEK terhadap daya saing bangsa. Tiga tantangan bidang IPTEK untuk peningkatan daya  saing  Indonesia  disajikan  pada  Gambar  1.7.  Rendahnya  kesiapan  teknologi
Indonesia  lebih  disebabkan  oleh  belum  memadainya  unsur-unsur  penunjang  untuk penerapan teknologi informasi dan komunikasi, misalnya terindikasi dari rendahnya
jumlah pengguna internet pribadi, jumlah dan pelanggan internet broadband. Untuk kedua  indikator  ini,  Indonesia  secara  berturut-turut  menempati  peringkat  113,  dan
105, dari 148 negara yang disurvei oleh WEF Schwab, 2013. Hasil kajian Kao dkk. 2008 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 juga menunjukkan bahwa walaupun
secara agregat kinerja pengembangan teknologi Indonesia berada pada peringkat 4 di ASEAN, namun dukungan teknologi informasi dan komunikasi tergolong rendah,
hanya lebih baik jika dibandingkan dengan Laos, Cambodia, dan Myanmar.
LAKIP TIRBR TAHUN
2015
I -
19
Gambar 1.6:  Fase pembangunan dari fase factor-driven dan fase efficiency-driven
Schwab, 2013
Gambar 1.7:  Tiga tantangan bidang IPTEK untuk peningkatan daya saing Indonesia Schwab,
2013
Tabel  1.4:  Kinerja  teknologi  dalam  peningkatan  daya  saing  negara-negara
ASEAN Kao dkk, 2008
Negara Komponen
Agregat Infrastruktur
Dukungan TIK
Kegiatan Litbang
Manajemen Teknologi
Singapura 9,74
8,72 9,37
10,00 9,46
Malaysia 4,51
4,45 4,55
8,37 5,49
Thailand 4,60
2,36 4,40
7,08 4,60
Indonesia 3,89
1,57 4,38
6,68 4,12
Brunei 0,97
4,54 1,56
6,22 3,37
Filipina 1,22
2,07 3,52
6,03 3,22
Vietnam 2,51
1,79 1,07
5,38 2,70
Cambodia 2,14
0,60 1,36
6,28 2,60
Myanmar 0,85
0,08 1,37
5,67 2,01
Laos 0,85
1,33 0,92
3,92 1,77
Untuk  indikator  ketersediaan  teknologi  mutakhir,  adopsi  teknologi  pada  tingkat perusahaan,  dan  transfer  teknologi  terkait  investasi  asing  di  Indonesia  memang
Daya saing 1 - 7
Pendidikan tinggi
pelatihan 4,3
Kesiapan teknologi
3,7 Inovasi
3,8
LAKIP TIRBR TAHUN
2015
I -
20
belum  memuaskan,  tetapi  tidak  terlalu  buruk.  Rendahnya  kapasitas  inovasi, rendahnya  kualitas  dan  produktivitas  lembaga  riset,  dan  rendahnya  belanja
riset  dan  pengembangan  yang  alokasi  oleh  dunia  usaha  merupakan  unsur- unsur  utama  yang  menyebabkan  inovasi  di  Indonesia  dikategorikan  belum
baik.  Sementara  itu,  kerjasama  riset  dan  pengembangan  antara  perguruan tinggi dan industri, penggunaan produk teknologi tinggi oleh pemerintah, serta
ketersediaan  insinyur  dan  ilmuwan  juga  belum  memuaskan,  tetapi  dianggap sudah lebih memadai.
Hasil kajiannya, Van der Eng 2010 menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia  pada  beberapa  dekade  belakangan  ini  lebih  sebagai  hasil  dari
pengurasan  sumberdaya  alam  daripada  sebagai  hasil  aplikasi  teknologi  nasional yang  merupakan  cerminan  dari  kemampuan  intelektual  bangsa.  Konsistensi  hasil
berbagai  kajian  tersebut,  baik  kajian  ilmiah  yang  dilakukan  oleh  individu  Van  der Eng,  2010,  kelompok  penelitiakademisi  Kao  dkk.,  2008,  maupun  oleh  lembaga
internasional  seperti WEF  Schwab,  2013  yang  mengindikasikan  bahwa  IPTEK
belum  berkontribusi  secara  signifikan  terhadap  daya  saing  Indonesia.  Hal  ini seharusnya  cukup  untuk  mengingatkan  seluruh  pihak  terkait  agar  memberi
perhatian serius terhadap pembangunan IPTEK di masa yang akan datang. Dengan demikian  perlu  adanya  usaha  untuk  meningkatkan  daya  saing  bangsa.  Upaya
peningkatan  daya  saing  atara  lain  dilakukan  melalui  program  yang  terarah  dan terpadu meliputi:
1  Adanya  Program  Prioritas  Nasional  dan  Program  Prioritas  Bidang  RPJMN 2010-2014  yang  memerlukan  keterlibatan  Kedeputian  TIRBR  sesuai
dengan kompetensi dan tupoksinya. 2  Adanya kebijakan pada industri untuk meningkatkan kandungan teknologi
dalam negeri dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian. 3  Meningkatnya permintaan terhadap produk dan jasa layanan teknologi ke
Kedeputian  TIRBR  oleh  pihak  pengguna  dunia  usaha,  masyarakat  dan pemerintahpemda.
LAKIP TIRBR TAHUN
2015
I -
21
4  Perubahan  ekonomi  internasional  menuju  era  ekonomi  berbasis pengetahuan
knowledge-based  economy  yang  menuntut  penguatan pengetahuan dan kemampuan inovasi sebagai elemen kunci keberhasilan.
                