48
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau dengan kata lain variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak boleh saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melaui SPSS dengan ketentuan :
Bila VIF 5 dan Tolerance 0,1 maka terdapat masalah multikolinearitas Bila VIF 5 dan Tolerance 0,1 maka tidak terdapat masalah
multikolinearitas.
3.12 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut :
1 Uji Signifikan Simultan Uji-F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama
variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji F menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dengan nilai alpha = 0,05 5.
Kriteria pengujian adalah : H0 : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H0 : b1
≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya :
Universitas Sumatera Utara
49
H0 diterima jika F
hitung
F
tabel
, pada α = 5 H0 ditolak jika F
hitung
F
tabel
, pada α = 5 2 Uji Signifikan Parsial Uji-t
Uji t digunakan untuk menguji sendiri-sendiri secara signifikan hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y dengan nilai alpha =
0,05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H0 : b1
≠ 0, artinya s ecara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu : H0 diterima jika t
hitung
t
tabel
, pada α = 5 H0 ditolak jika t
hitung
t
tabel
, pada α = 5 3 Uji Koefisien Determinan
�
2
Koefisien determinan �
2
digunakan untuk mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika nilai
�
2
mendekati angka 1 maka variabel bebas makin mendekati hubungan dengan variabel terikat atau dapat dikatakan bahwa penggunaan model
tersebut dapat dibenarkan. Dari koefisien determinasi ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari variabel X terhadap
variasi naik turunnya variabel Y, yang biasanya dapat dinyatakan pula dalam presentase.
Universitas Sumatera Utara
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT PLN Persero Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Medan
Proses restrukturisasi perusahaan tenaga listrik di Indonesia masih terus berjalan. Salah satunya adalanh dengan penyiapan PT. PLN Persero Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Medan. Sebagai salah satu unit PT PLN Persero Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera
Unit Pelayanan Transmisi Medan nantinya akan memiliki tugas dan lapangan usaha berupa pengoperasian dan pengelolaan aset penyaluran serta melakukan
transaksi energi listrik pada Sistem Interkoneksi Sumatera. Organisasi PT PLN Persero Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Medan dibentuk berdasarkan keputusan Direksi PT PLN Persero nomor.K023DIR2004. Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban Sumatera bukanlah lembaga yang benar-benar baru, sebab Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera merupakan penggabungan fungsi
penyaluran PT PLN Persero Kitlur Sumbagsel. PT PLN Persero Kitlur Sumbagut dan PT PLN Persero Kitlur
Sumbagsel secara praktis organisasinya akan dihapus. Terutama dengan rencana pembentukan PT PLN Pembangkit Sumatera Bagian Utara KSU dan PT PLN
Pembangkit Sumatera Bagian Selatan KSS, Yang usahanya mengelola fungsi
Universitas Sumatera Utara