105 2.
Terhadap Bahaya Petir Pemilihan sistem untuk penanggulangan ini dipertimbangkan atas :
a. Ketinggian bangunan
b. Penampilan bangunan yang berhubungan dengan efektifitas alat
c. Pemeliharaan alat
Adapun sistem penangkal petir yaitu : a.
Sistem Penangkal Faraday Tinggi baja penangkar ± 30 cm diletakkan di atas bangunan dengan ujung
beradioaktif dan dihubungkan dengan kawat baja, kemudian salah satu tiang dihubungkan ke tanah dengan besi baja, sehingga aliran listrik dari petir langsung
tersalurkan ke tanah. b.
Sistem Franklyn Merupakan sistem radioaktif, berupa tinggi 120 cm dengan ujung beradioaktif dan
diletakkan di tengah atap. Radius sistem ini ± 60 m.
3. Terhadap Bahaya Manusia
Pada bagian penjagaan dilakukan keamanan bantuan dengan alat close-circuit television
CCTV.
4.5.4Sistem Distribusi Listrik
Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota. Sebagai cadangan, digunakan genset yang bekerja secara otomatis bila
listrik padam. Perletakkan genset dipertimbangkan terhadap kebisingan yang ditimbulkan dan dihindari dari penglihatan langsung.
4.5.5 Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang dipergunakan dalam gedung yaitu : 1.
Komunikasi intern a.
Air phone
Universitas Sumatera Utara
106 b.
Pengeras suara 2.
Komunikasi extern a.
Telepon dengan sistem PABX b.
Faximile
4.5.6 Sistem Sanitasi dan Pemipaan
Terbagi menjadi : 1.
Sistem air bersih 2.
Sistem air kotor
A. Distribusi air bersih
Pemenuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PAM dan sumur untuk kebutuhan cadangan, seperti kebakaran dan sebagainya.
Jenis pendistribusian air bersih : 1.
Up Feed Riser System Air dari PDAM atau sumur masuk ke reservoir, yang kemudian dipompakan ke
atas, disebarkan ke seluruh ruangan. Sistem ini menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa listrik.
2. Down Feed Riser System
Air dari PDAM atau sumur dipompakan ke atas, kemudian dialirkan turun ke seluruh ruangan. Sistem ini memanfaatkan grafitasi, hemat dalam penggunaan
energi listrik dan membutuhkan ruangan khusus untuk tangki pada lantai- lantai atas.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka yang akan digunakan pada perkantoran adalahDown Feed Riser System
Universitas Sumatera Utara
107
IPAL
Salah satu teknologi yang dapat diaplikasikan untuk menanggulangi limbah cair, kombinasi proses pengolahan air limbah secara biologi dan fisika, yaitu sistem
anaerob upflow filter proses pengolahan secara biologi dan multi saringan proses pengolahan secara fisika.
Kotoran lain berupa Sampah umum ditampung di dalam bak shaft penempungan sementara sebelum diangkut oleh Dinas Kebrsihan.
Faktor penting yang harus diperhatikan pada sistem sanitasi ini adalah : a.
Menghindari pencemaran lingkungan b.
Tidak merusak suasana bangunan dan penampilan bangunan c.
Kemudahan pengangkutan sampah hingga ke penampungan akhir
4.5.7 Pengangkutan Vertikal
Pengangkutan vertikal yang mendukung sustainable design tentang kenyamanan, keamanan dan keselamatan terdiri dari :
1. Tangga dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Lebar cukup
b. Tidak bergetar
c. Nyaman dan tidak melelahkan
d. Tidak licin
Universitas Sumatera Utara
108
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Perancangan 5.1.2Implementasi temaSustainable Architecture pada bangunan
Pada perancangan Eco Business Park Kwala Bekala ini, pendekatan perancangan dilakukan dengan memperhatikan aspek sustainable architecture,
dimana hal yang paling pokok dalam perancangan bangunan yang sustainable adalah dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Bangunan yang sustainable selalu berupaya menjaga keseimbangan alam, memperhatikan aspek sosial sehingga tercipta ruang-ruang sosialinteraksi yang
nyaman dan juga selalu berupaya menciptakan bangunan yang ekonomis, baik itu saat pembangunannya maupun dalam perawatannya.
Pencahayaan alami diciptakan melalui desain bangunan yang tidak terlalu tebal sehingga cahaya matahari bebas masuk. Beberapa strategi yang di upayakan
untuk menciptakan bangunan dengan tema sustainable architecture yaitu :
1. Pemanfaatan cahaya matahari a.
Memanfaatkan cahaya matahari dengan meletakkan jendela lebar di tiap sisi bangunan yang berrtujuan untuk memaksimalkan pencahayaan alami
yang masuk kedalam bangunan sebagai pertimbangan penghematan energi listrik dengan tidak menggunakan lampu pada siang hari.
Gambar 5.1. Tampak barat laut Sumber : Data Pribadi
Universitas Sumatera Utara