Pengertian Sustainable Desain Elaborasi Tema

59

2.4.1 Pengertian Sustainable Desain

Sustainable design adalah reaksi umum untuk krisis lingkungan global, pertumbuhan pesat kegiatan ekonomi dan populasi manusia, deplesi sumber daya alam, kerusakan ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati. Sustainable Architecture memiliki arti Arsitektur Berkelanjutan. Sustainable Architecture yaitu bangunan ataupun sebuah karya Arsitek bukan semata-mata membuat bangunan yang sekedar indah, sesuai keinginan sang pemilik ataupun nyaman bagi pengguna saja tetapi seharusnya memberikan dampak dan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sustainable Architecture juga dapat diartikan sebuah konsep dalam terapan dalam bidang Arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep untuk mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama yang dapat juga dikaitkan dengan lingkungan ekologis manusianya, seperti sistem pertanian, industri, kehutanan. Memprioritaskan kenyamanan pengguna, seperti memberikan bukaan yangcukup untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas yang berlangsung.Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui. Strategi dan teknologi yang memiliki dampak rendah terhadap lingkungan dan memperbaiki kenyamanan serta kualitas secara keseluruhan menurut pendekatan sustainable design antara lain adalah: a. Penerangan alami daylighting b. Kualitas udara dalam ruang c. Efisiensi Energy d. Konservasi Air e. Renewable Energy f. Lansekap Alamiah g. Preservasi Lahan Universitas Sumatera Utara 60 Kebutuhan akan Sustainable Architecture Industri bangunan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, desain, kontruksi maupun perawatannya memiliki pengaruh besar bagi masyarakat dan juga lingkungannya. Industri tersebut juga mempengaruhi akan segala aspek seperti sumber air, kualitas udara, limbah juga pola tranportasinya. Menurut Integrated Waste Management Board CA, konsumsi sebuah bangunan itu biasanya menghabiskan: 1. 40 dari energi terpakai diseluruh dunia 2. 25 dari pemotongan kayu 3. 16 dari pemakaian air bersih 4. 50 dari pengrusakan ozon berhubung CFC masih dipakai 5. 30 dari konsumsi bahan mentah 6. 35 dari buangan co2 dunia 7. 40 dari sampah padat yang ditujukan untuk menguruk lahan Melihat data yang diatas pertimbangan untuk menggunakan bahan-bahan daur ulang sebagai bahan bangunan menjadi pertimbangan yang sangat wajar untuk dipikirkan, namun ada suatu masalah baru yang timbul yaitu meningkatnya pemakaian energi untuk mengumpulkan dan memproses bahan-bahan daur ulang tersebut. Juga menjadi bahan pertimbangan dimana belum adanya teknologi yang ramah akan lingkungan yang dapat mengolah bahan-bahan daur ulang tersebut atau malah bahan-bahan yang diperoleh dari alam malah lebih membutuhkan energi dan biaya yang lebih sedikit dari pada harus mengolah bahan daur ulang yang ada. Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca glass houses effect, juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah. Universitas Sumatera Utara 61 Di bawah ini terdapat penjelasan tentang beberapa fitur yang digunakan dalam bangunan sustainable menurut ahli :

1. Penerapan photovoltaic

Penerapan photovoltaic cell berguna untuk mengkonversi energi surya menjadi energi listrik. Jadi kalau dari arti katanya “photovoltaic cell” berarti ‘sel yang menghasilkan tegangan listrik dari cahaya” , walaupun sebenarnya yang dihasilkan langsung bukanlah tegangan tetapi arus. Jadi prosesnya seperti ini : Gambar 2.18 Sistem Kerja Photovoltaic Sumber : Google Images Satu buah photovoltaic cell terbuat dari bahan dasar silikon yang dilapis kaca. Silikon mudah sekali didapat di bumi ini dalam bentuk pasir silika sehingga cahaya bisa menembus masuk. Ketika cahaya matahari menembus masuk ke dalam sel, partikel cahaya matahari yang disebut ‘photon’ juga ikut masuk. Partikel photon ini kemudian menumbuk elektron bermuatan negative di atom silikon penyusun photovoltaic cell. Pada saat tumbukan, energinya photon ditransfer ke elektron sehingga elektron terlepas dari atom silikonnya. Karena setiap detiknya ada tak terhingga photon yang menumbuk, maka akan dihasilkan banyak sekali elektron-elektron bebas. Elektron bebas ini akan didorong keluar photovoltaic cell karena adanya medan listrik di dalam cell. Apabila photovoltaic Universitas Sumatera Utara 62 cell ini kita hubungkan ke beban listrik, maka arus akan dapat mengalir ke beban Energi matahari telah diubah secara langsung menjadi energi listrik. Selama masih ada cahaya matahari yang masuk maka akan terus ada electron bebas yang mengalir ke beban. Gambar 2.19 Contoh pemasangan PV Panel Sumber : Google Images Satu buah photovoltaic cell sebenarnya terlalu kecil untuk menghasilkan energi listrik. Satu buah photovoltaic cell hanya menghasilkan sekitar 0.5V, jadi untuk menghasilkan tegangan 18V biasanya panel photovoltaic tersusun dari 36 buah photovoltaic cell yang disusun seri. Selain itu biasanya juga 36 buah cell tersebut juga disusun paralel dengan 36 buah cell yang lain supaya arus total yang dikeluarkan oleh satu buah panel photovoltaic cukup besar. Untuk menghasilkan daya yang lebih besar lagi, sejumlah banyak panel photovoltaic disusun menjadi array sehingga bisa melayani keperluan listrik yang cukup besar. Untuk instalasi pembangkit listrik tenaga surya, diperlukan komponen sebagai berikut: 1. Solar panel, mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. 2. Charge controller, mengatur pengisian baterai dari solar panel. 3. Inverter, perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah DC – direct current menjadi tegangan bolak balik AC – alternating current. Universitas Sumatera Utara 63 4. Battery, perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Gambar 2.20 Contoh aplikasi penggunaan solar panel pada sebuah rumah Sumber : Google Images Alat solar aktif seperti photovoltaic cell dan solar panel membantu untuk memperoleh kesustainable-an listrik. Elektrikal yang dihasilkan dari solar panel bergantung dari orientasi, efisiensi, latitude dan iklim. Efisiensi untuk bangunan komersial berkisar dari 4 - 28. Efisiensi rendah untuk panel photovoltaic dapat secara signifikan mempengaruhi biaya instalasinya. Atap sering kali memiliki sudut yang menantang matahari langsung bertujuan untuk mengumpulkan sinar matahari dengan maksimal untuk panel photovoltaic. Untuk kebanyakan solar panel, orientasi menghadap selatan. Jika tidak memungkinkan, solar panel juga dapat memproduksi energy dengan sudut 300 menghadap selatan.

2. Roof Garden

Roof garden atau taman di atas atap merupakan bentuk nyata dari konsep sustainable dimana kita sedikitnya telah menyumbangkan apa yang telah kita pakai dari alam ke dalam bangunan.Keuntungan pemakaian green roof bangunan kita dan di manfaatkan seefektif mungkin sebagai penghijauan, perputaran udara, peminimalan emisi, penanggulangan air hujan yang berlebih tak terserap dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan. Universitas Sumatera Utara 64 Gambar 2.21 Lapisan Roof Garden Sumber : Google Images Keuntungan pemakaian green roof : a. Memperbaiki kualitas udara dan mengikat karbon dioksida. b. Memperbaiki kondisi iklim mikro yang dapat membantu kehidupan alam. c. Membantu dalam menjaga kestabilan suhu pada bangunan sehingga mengurangi penggunaan AC dengan kata lain mengurangi pemakaian energi pada bangunan. d. Dapat digunakan sebagai pengganti ruang publik yang hilang akibat sempitnya lahan. e. Dapat memperlambat jalannya penyebaran api saat kebakaran karena terdapat tanah yang dapat membantu memadamkan api.

4. Material

Material merupakan hal yang paling penting dalam mendesain bagaimana kita dapat berekspresi terhadap bangunan, namun saat ini kita telah mulai kehabisan sumber daya alam. Material yang terbagi kedalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat, menjadi perdebatan pemakaian material yang sustainable dimana material tersebut dapat membantu bangunan tersebut dalam efisiensi energi seperti mengurangi panas, tahan terhadap perubahan cuaca, ramah lingkungan dan proses pembuatan yang mudah, murah dan cepat. Efisiensi penggunaan material seperti : Universitas Sumatera Utara 65 1. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan 2. Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan 3. Menggunakan material yang masih berlimpah 4. Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air 5. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global Beberapa contoh penggunaan material yang mendukung sustainable desain : 1. Kusen jendela dan pintu menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang digunakan ulang, bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis sesuai gaya hidup modern, dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising hemat energi, hemat biaya, lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi klasik, kayu. 2. Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

5. Penempatan Bangunan

Satu aspek penting yang sering dilupakan dalam arsitektur berkelanjutan adalah penempatan bangunan. Walaupun banyak bangunan yang dibangun di tengah hutan, penempatan seperti ini sering kali malah merugikan kondisi lingkungan sekitarnya. Pertama, struktur yang digunakan akan merusak keadaan tanah. Kedua, biasanya keberadaannya akan meningkatkan konsumsi energi yang dibutuhkan untuk transportasi dan emisi lainnya. Idealnya, bangunan harus dibangun dan dikembangkan didaerah perkotaan saja tanpa mengganggu daerah suburban dan bahkan hutan. Penzoningan yang hati-hati dan terhitung dapat membuat daerah komersil, permukiman, dan industri dapat dijangkau dengan Universitas Sumatera Utara 66 berjalan, bersepeda atau kendaraan umum. Beberapa faktor yang mempengaruhi penempatan bangunan yaitu : a. Iklim b. Bentuk kavling c. Internal lahan Menggunakan lahan dengan efisien dan memanfaatkan potensi hijau tumbuhan dalam lahan

6. Raindrop Collector

Fitur ini merupakan fitur baru dimana kita memanfaatkan curah hujan, menampungnya, dan mengalirkannya kedalam penampungan yang akan memompanya keluar ada yang terhubung langsung dengan fungsi air bersih dimana air tersebut harus di filter kembali dan ada yang terhubung dengan springkler taman, dimana pemakaiannya sebagai penyiram tanaman di taman dan beberapa fungsi yang tidak memerlukan air bersih. Atap bangunan terdiri dari sistem talang yang ditujukan untuk menangkap curah hujan sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan air pada bangunan. Di bawah permukaan atap, ada penyimpan air dalam bentuk corong yang besar dan bidang buluh, yang berfungsi sebagai unit pengolahan hydro raya. Setelah diproses selanjutnya dikirim ke bangunan. Jaringan selokan di permukaan luar bangunan dirancang untuk menangkap curah hujan yang mengalir dari gedung. Curah hujan yang mengalir tersebut dikirimkan ke lantai dan surplus disimpan dalam reservoir di bawah gedung. Air ditangkap dan diproses oleh gedung dapat digunakan untuk pembilasan toilet, mesin cuci, menyiram tanaman, membersihkan lantai dan aplikasi domestik lainnya. Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 2.22 Penerapan sistem Rain Collector Sumber : Google Images

2.4.2 Interpretasi Tema