commit to user
38
2. Kegiatan Siklus 2
Berkaca dari pengalaman pada siklus pertama, maka pada siklus ke dua ini guru mempersiapkan pembelajaran dengan perbaikan-perbaikan. Pada siklus ke 2
pembelajaran dilakukan dalam tiga pertemuan yaitu tanggal 04 April 2011, 06 April 2011, dan 20 April 2011. Tahapan pada siklus 2 pada dasarnya sama dengan tahapan
yang dilakukan pada tahapan siklus 1. Tahapan siklus ke 2 meliputi:
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 ini sudah dilakukan beberapa perubahan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai efektifitas penerapan metode
eksperimen pada mata pelajaran IPA dengan materi gaya di Kelas V SD Negeri 2 Tegalgiri.
Tahap perencanaan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: 1 Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengadakan
perbaikan-perbaikan. 2 Menyiapkan materi yang baru agar tidak terjadi pengulangan materi yang sama.
3 Lebih mengoptimalkan lagi penerapan metode eksperimen baik dari pihak guru maupun pihak siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Di dalam melaksanakan tindakan lanjutan ini dilakukan dengan mengevaluasi kegiatan pada siklus 1 dengan melihat hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman
sejawat. Dari hasil pengamatan observerteman sejawat tersebut kemudian dilakukan konsultasi untuk menemukan pokok permasalahan yang hasilnya digunakan sebagai
pegangan pelaksanaan tindakan perbaikan selanjutnya. Langkah-langkah tindakan pada pertemuan ke 2, direncanakan secara teliti oleh
peneliti yang selalu berkonsultasi dengan teman sejawat. Pada pertemuan ke 2 ini peneliti menyiapkan pelaksanaan pembelajaran dengan mengefektifkan dan
memaksimalkan penggunaan metode eksperimenpercobaan. Materi yang dipilih sengaja dibedakan dengan materi pada pertemuan pertama,
tetapi masih dalam ranah gaya. Hal ini dilkukan peneliti agar materi yang diajarkan
commit to user
39
tidak dihafalkan siswa lebih dahulu karena diajarkan berulang-ulang. Sehingga efektifitas penerapan metode eksperimen keberhasilannya dapat teruji. Begitu pula
dengan tindakan pada pertemuan ke 3. 1 Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama ini guru menyampaikan materi gaya dengan indikator sebagai berikut:
5.1.1 Mengelompokan benda yang bersifat magnetis 5.1.2 Menunjukan kekuatan magnet dalam menembus beberapa benda melalui
percobaan. 5.1.3 Mengidentifikasi sifat kutub magnet melalui percobaan
5.1.4 Memberi contoh kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari Guru mengawali pembelajaran dengan kegiatan sebagai berikut:
a Berdo’a b Mengabsen kehadiran siswa
c Mempersiapkan alatmedia pembelajaran d Apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Misalnya: 1 Siapa yang memiliki magnet?
2 Siapa yang sepedanya ada magnetnya? 3 Untuk apa magnet pada sepeda itu?
e Menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu masuk pada kegiatan inti yang terdiri dari 3 tahapan. Tahapan-tahapan
dalam kegiatan inti adalah sebagai berikut : a Eksplorasi
Dalam tahap ini guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari, kemudian siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk melaksanakan
percobaaneksperimen. Tahap eksperimen; 1 siswa menyediakan peniti, paku payung, klip kertas dan besi, saputangan, kertas, karet penghapus, pensil, uang logam,
commit to user
40
batu kerikil, 2 meletakkan masing-masing benda di atas meja, 3 mendekatkan magnet ke tiap benda 4 mencatat hasil eksperimen ke dalam tabel.
b Tahap Elaborasi Kegiatan pada tahap elaborasi adalah setiap kelompok yang diwakili oleh salah
satu dari anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Sedangkan kelompok yang lain menanggapi.
c Tahap Konfirmasi Tahap konfirmasi guru bersama siswa membuat hasil kesimpulan dari kegiatan
yang telah dilakukan. Selain itu dalam tahap ini guru juga memberikan pujian dan penghargaan terhadap hasil kerja siswa.
Setelah semua tahapan dilalui kemudian masuk pada kegiatan akhir. Pada kegitan akhir ini digunakan guru untuk mendapatkan umpan balik atas keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengadakan evaluasi. 2 Pertemuan ke 2
Pada pertemuan ke 2 ini materi yang diajarkan tetap dalam ranah yang sama yaitu mengenai gaya namun dengan indikator yang berbeda. Indikator yang
digunakan dalam pertemuan ke 2 ini adalah cara membuat magnet secara induksi imbas.
Pada dasarnya kegiatan pada pertemuan ke 2 ini hampir sama dengan kegiatan pada pertemuan ke 1, akan tetapi pada pertemuan ke 2 lebih ditingkatkan lagi, dengan
melihat hasil pengamatan dan konsultasi dengan teman sejawat. Guru mengawali pembelajaran dengan kegiatan sebagai berikut:
a Berdo’a b Mengabsen kehadiran siswa
c Mempersiapkan alatmedia pembelajaran d Apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Misalnya: 1 Siapa masih ingat benda apa saja yang dapat ditarik magnet?
2 Apakah magnet dapat dibuat manusia?
commit to user
41
e Menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu masuk pada kegiatan inti yang terdiri dari 3 tahapan. Tahapan-tahapan
dalam kegiatan inti adalah sebagai berikut : a Eksplorasi
Dalam tahap ini guru memberikan penjelasan singkat tentang materi gaya gesek, kemudian siswa dibentuk dalam kelompok – kelompok untuk melaksanakan
percobaaneksperimen. Eksperimenpecobaan: 1 menyiapkan peralatan: amplas, plastik, balok kayu,
alumunium, spon. 2 melakukan percobaan dengan menggosokkan secara bergantian benda-benda tersebut satu sama lain, 3 mencatat benda mana yang paling licin
digosokkan, 4 mencatat benda mana yang paling sukar digosokkan dan 5 mencari penyebab benda-benda tersebut memiliki perbedaan pada waktu digesekkan.
b Tahap Elaborasi Kegiatan pada tahap elaborasi adalah setiap kelompok yang diwakili oleh salah
satu dari anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Sedangkan kelompok yang lain menanggapi.
c Tahap Konfirmasi Tahap konfirmasi guru bersama siswa membuat hasil kesimpulan dari kegiatan
yang telah dilakukan. Selain itu dalam tahap ini guru juga memberikan pujian dan penghargaan terhadap hasil kerja siswa.
Dalam kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan. Kemudian diadakan evaluasi dan guru memberikan tindak lanjut.
3 Pertemuan ke 3 Guru mengawali pembelajaran dengan kegiatan sebagai berikut:
a Berdo’a b Mengabsen kehadiran siswa
c Mempersiapkan alatmedia pembelajaran d Apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
commit to user
42
Misalnya: 1 Siapa yang masih ingat cara membuat magnet secara induksi?
2 Apa saja alat dan bahannya? 3 Dapatkah anak-anak membuat magnet dengan cara yang lain?
e Menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu masuk pada kegiatan inti yang terdiri dari 3 tahapan. Tahapan-
tahapan dalam kegiatan inti adalah sebagai berikut: a Eksplorasi
Dalam tahap ini guru memberikan penjelasan singkat tentang materi gaya membuat magnet secara gosokan dan aliran listrik elektromagnetik, kemudian siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk melaksanakan percobaaneksperimen. Percobaaneksperimen: siswa menyediakan logam besi dan beberapa klip kertas dari
besi, sepotong besi diletakkan di atas meja, salah satu kutub magnet digosokan ke besi dengan kuat pada satu arah. Siswa melakukan gosokan berikutnya dengan
menggunakan kutub magnet lainnya. Siswa melakukan gosokan sedikitnya 60 kali gosokan. Menguji potongan besi yang telah digosok dengan mendekatkan ke
beberapa klip kertas. b Tahap Elaborasi
Kegiatan pada tahap elaborasi adalah setiap kelompok yang diwakili oleh salah satu dari anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Sedangkan kelompok yang lain menanggapi. c Tahap Konfirmasi
Tahap konfirmasi guru bersama siswa membuat hasil kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Selain itu dalam tahap ini guru juga memberikan
pujian dan penghargaan terhadap hasil kerja siswa. Dalam kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan.
Kemudian diadakan evaluasi dan guru memberikan tindak lanjut.
commit to user
43
c . Pengamatan Seperti halnya pada siklus 1, pada siklus 2 ini juga dilakukan pengamatan oleh
guru dan teman sejawat. Semua itu bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari penerapan metode eksperimen dengan data-data penunjang yang obyektif.
Dengan melihat hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat ternyata dalam proses pembelajaran secara umum sudah lebih baik dari pada siklus ke 1. Baik
dari segi keaktifan dan semangat belajar siswa maupun hasil prestasinya. lampiran Instrumen Penilaian Pelaksanaan PTK pada Proses Pembelajaran di Kelas.
Beberapa hal yang menjadi kekurangan pada siklus 1 sudah mengalami perbaikan antara lain:
1 Dari Pihak Guru a Guru sudah lebih baik dalam menyampaikan pesan sehingga pesan itu mudah
dimengerti oleh siswa hal ini tentunya menambah kelancaran proses pembelajaran yang berimbas pada prestasi siswa.
b Hubungan antara guru dan siswa masih terlihat kesenjangan. Akan tetapi siswa lebih terlihat santai dan lebih percaya diri dalam melaksanakan
kegiatan. c Guru telah mampu mengelola kelas dengan lebih baik dan mampu
menciptakan susana yang menyenangkan. Menegur siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kerja kelompok yang menjadikan semua siswa ikut terlibat
dalam kegiatan. d Guru sudah memberikan bimbingan secara individu maupun kelompok yang
mengalami kesulitan melakukan percobaaneksperimen. e Siswa sudah ada yang bertanya mengenai materi yang diajarkan dalam
menyusun rangkuman. f Tindak lanjut sudah terencana dengan rapi sehingga memudahkan siswa
mempersiapkan diri untuk pertemuan berikutnya.
commit to user
44
2 Hasil pengamatan siswa a Siswa lebih siap mengikuti pembelajaran dan mampu menjawab pertanyaan
apersepsi yang diberikan guru b Siswa lebih berani menyampaikan pendapat, karena kegiatan dikontrol secara
rutin oleh guru. c Dalam menjawab pertanyaan, siswa lebih berani dan mau menjawab
pertanyaan utamanya bila siswa mengalami kesulitan dan dalam menyusun kesimpulan.
d Siswa terlihat lebih bersemangat mengikuti pembelajaran, karena proses pembelajaran begitu menyenangkan. lampiran: Lembar Pengamatan
Pendapat siswa. d. Refleksi
Pada akhir pertemuan ke 3 siklus ke 2 ini dilaksanakan evaluasi akhir. Hasil tes ini akan digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui efektifitas penggunaan
metode eksperimen. Indikator keberhasilan penerapan metode eksperimen adalah apabila:
a 80 siswa menunjukkan keaktifan dalam dan kesungguhan dalam melakukan
percobaan untuk mendapatkan pengertian tentang gaya pada pembelajaran IPA kelas V SD.
b 80 siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang gaya. c 80 siswa mencapai ketuntasan yang akan dicapai adalah memperoleh nilai
minimal memenuhi KKM yaitu 6,0. Untuk mengetahui pencapaian indikator tersebut dengan cara membandingkan
kondisi siswa sebelum diberikan tindakan dan kondisi siswa setelah selesai tindakan siklus ke 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil tes siswa dari siklus 2 berikut:
commit to user
45
Tabel 10 Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Materi Gaya Pertemuan Pertama Siklus 1
No. Nama KKM
Nilai Keterangan
1 60
70 Tuntas
2 60
50 Tidak Tuntas
3 60
90 Tuntas
4 60
60 Tuntas
5 60
70 Tuntas
6 60
60 Tuntas
7 60
80 Tuntas
8 60
50 Tidak Tuntas
9 60
70 Tuntas
10 60
50 Tidak Tuntas
Jumlah 650
Rata-rata 65
Tabel 11 Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas Interval Materi Gaya Siklus 2 Pertemuan ke 1
No. Rentang Nilai
Frekwensi Persentase
Ketuntasan Tuntas
Tidak Tuntas 1 41-50
3 30
√ 2 51-60
2 20
√ 3 61-70
3 30
√ 4 71-80
1 10
√ 5 81-90
1 10
√ Jumlah
10 100
Dari tabel di atas terlihat nilai rata-rata 65 terjadi penurunan bila dibandingkan dengan siklus 1 pertemuan 3 yaitu 67. Hal ini dapat ditolerir karena
pada pertemuan ke 1 siklus ke 2 ini terjadi selang waktu. Namun penurunan itu tidak signifikan. Sedangkan tingkat ketuntasan juga turun dari 80 pertemuan ke 3 siklus
1 menjadi 70 pertemuan 1 siklus 2. Akan tetapi penyebaran nilai lebih merata.
commit to user
46
Tabel 12 Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Materi Gaya Pertemuan 2 Siklus 2
No. Nama KKM Nilai
Keterangan 1
60 80
Tuntas 2
60 40
Tidak Tuntas 3
60 90
Tuntas 4
60 70
Tuntas 5
60 70
Tuntas 6
60 60
Tuntas 7
60 80
Tuntas 8
60 60
Tuntas 9
60 80
Tuntas 10
60 60
Tuntas Jumlah
690 Rata-rata
69 Tabel 13 Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas Interval
Materi Gaya Siklus2 Pertemuan ke 2 No.
Rentang Nilai Frekwensi
Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 31-40 1
10 √
2 41-50 3 51-60
3 30
√ 4 61-70
2 20
√ 5 71-80
3 30
√ 6 81-90
1 10
√ Jumlah
10 100
Pada pertemuan 2 siklus dua sudah ada peningkatan yang signifikan. Dari rata-rata kelas pertemuan 1 siklus 2 yaitu 65 menjadi 69 sedangkan ketuntasan dari
70 menjadi 90.
commit to user
47
Tabel 14 Nilai hasil Belajar IPA Kelas V SD N 2 Tegalgiri Materi Gaya Pertemuan 3 Siklus 2
No. Nama KKM
Nilai Keterangan
1 60
80 Tuntas
2 60
50 Tidak Tuntas
3 60
100 Tuntas
4 60
80 Tuntas
5 60
90 Tuntas
6 60
70 Tuntas
7 60
70 Tuntas
8 60
80 Tuntas
9 60
80 Tuntas
10 60
60 Tuntas
Jumlah 760
Rata-rata 76
Tabel 15 Frekwensi Sebaran Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Kelas Interval Materi Gaya Siklus2 Pertemuan ke 3
No. Rentang Nilai
Frekwensi Persentase
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
1 41-50 1
10 √
2 51-60 1
30 √
3 61-70 2
20 √
4 71-80 4
40 √
5 81-90 1
10 √
6 91-100 1
10 √
Jumlah 10
100 Hasil siklus ke 2 pertemuan ke 3 ini akan digunakan sebagai tolok ukur untuk
mengukur keberhasilan penerapan metode eksperimen dalam pelajaran IPA SD Negeri 2 Tegalgiri dengan materi gaya dengan membandingkan dengan hasil tes pada
awal sebelum dilakukan tindakan. Untuk lebih jelasnya akan disampaikan dalam tabel berikut:
commit to user
48
Gambar 6 Nilai ketuntasan siswa siklus II Dari tabel di atas terlihat adanya kenaikan yang signifikan dari rata-rata pra
tindakan 48 menjadi 76 pasca tindakan sedang dari ketutasan dari 30 menjadi 90. Dengan nilai tersebut menunjukan bahwa penerapan metode eksperimen dalam
penelitian ini berhasil karena sudah sesuai dengan indikator keberhasilan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan
kemampuan belajar IPA tentang gaya pada siswa kelas V SD Tegalgiri.
1. Siklus I
Hasil pelaksanaan penerapan metode eksperimen pada pelajaran IPA kelas V dengan materi gaya pada siklus I pada pertemuan 1 ternyata belum maksimal bahkan
belum berhasil. Hal ini terlihat dari tingkat ketutasan berdasarkan KKM. Dari 10 anak hanya ada 4 anak yang mencapai nilai sesuai KKM 40 dan terdapat 6 anak yang
mencapai KKM 60. Sedangkan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dengan benar rata-rata baru mencapai 56. Niai tersebut masih di bawah harapan peneliti yaitu
minimal 60 sesuai dengan KKM.sedang pada pertemuan ke 2 sudah ada peningkatan baik dari ketutantasa hasil belajar maupun dari rata-rata nilai kelas. Akan tetapi
peningkatan itu belum signifikan yaitu dari tuntas 4 anak 40 menjadi 8 anak 80. Sedangkan pada pada nilai rata-rata juga meningkat yaitu dari 56 menjadi 66.
20 40
60 80
100
Rata-rata kelas Ketuntasan
Pra tindakan Pasca Tindakan