commit to user
48
Gambar 6 Nilai ketuntasan siswa siklus II Dari tabel di atas terlihat adanya kenaikan yang signifikan dari rata-rata pra
tindakan 48 menjadi 76 pasca tindakan sedang dari ketutasan dari 30 menjadi 90. Dengan nilai tersebut menunjukan bahwa penerapan metode eksperimen dalam
penelitian ini berhasil karena sudah sesuai dengan indikator keberhasilan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan
kemampuan belajar IPA tentang gaya pada siswa kelas V SD Tegalgiri.
1. Siklus I
Hasil pelaksanaan penerapan metode eksperimen pada pelajaran IPA kelas V dengan materi gaya pada siklus I pada pertemuan 1 ternyata belum maksimal bahkan
belum berhasil. Hal ini terlihat dari tingkat ketutasan berdasarkan KKM. Dari 10 anak hanya ada 4 anak yang mencapai nilai sesuai KKM 40 dan terdapat 6 anak yang
mencapai KKM 60. Sedangkan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dengan benar rata-rata baru mencapai 56. Niai tersebut masih di bawah harapan peneliti yaitu
minimal 60 sesuai dengan KKM.sedang pada pertemuan ke 2 sudah ada peningkatan baik dari ketutantasa hasil belajar maupun dari rata-rata nilai kelas. Akan tetapi
peningkatan itu belum signifikan yaitu dari tuntas 4 anak 40 menjadi 8 anak 80. Sedangkan pada pada nilai rata-rata juga meningkat yaitu dari 56 menjadi 66.
20 40
60 80
100
Rata-rata kelas Ketuntasan
Pra tindakan Pasca Tindakan
commit to user
49
Begitu pula dengan pertemuan ke 3, dalam pertemuan ini hanya ada sedikit peningkatan baik pada ketuntasan maupun pada rata-rata kelas. Dapat kita ketahui
pada ketuntasan tidak terjadi peningkatan yaitu dari 80 tetap 80 pada pertemuan ke 3. Sedangkan pada nilai rata-rata hanya sedikit peningkatanya yaitu dari 66
menjadi 67. Nilai tersebut masih di bawah ketuntasan sekolah yaitu 7,5. Perkembangan hasil belajar siswa pada siklus I digambarkan sebagai berikut:
a. Perkembangan hasil belajar afektif siswa sebagai berikut: 1 Siswa lebih siap mengikuti pembelajaran dan mampu menjawab pertanyaan
apersepsi yang diberikan guru 2 Siswa lebih berani menyampaikan pendapat, karena kegiatan dikontrol secara
rutin oleh guru. 3 Dalam menjawab pertanyaan, siswa lebih berani dan mau menjawab
pertanyaan utamanya bila siswa mengalami kesulitan dan dalam menyusun kesimpulan.
4 Siswa terlihat lebih bersemangat mengikuti pembelajaran, karena proses pembelajaran begitu menyenangkan.
b. Perkembangan hasil belajar psikomotorik siswa sebagai berikut: 1 Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas
2 Menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh 3 Mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik.
4 Siswa sudah berani bertanya dan meminta saran kepada guru mengenai bahan pelajaran yang masih belum jelas.
5 Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan 6 Segera membentuk kelompok diskusi
7 Akrab dan mau berkomunikasi dengan guru. c. Perkembangan hasil belajar kognitif siswa
Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan dengan siswa menerima materi gaya. Proses pembelajaran pada setiap pertemuan yaitu
pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 3 disampaikan dengan strategi dan
commit to user
50
terencana dimulai dari kegiatan awal, inti, dan penutup. Kegiatan ini terfokus mengaktifkan siswa mulai dari memperhatikan penjelasan, melakukan
pengamatan dan percobaan untuk memperoleh kesimpulan, mendemonstrasikan, tugas kelompok, berdiskusi, tugas individual yang diakhiri dengan evaluasi.
Setelah dilaksanakan siklus I dan dievaluasi dapat dilihat bahwa tingkat keberhasilan berdasarkan kenaikan baik rata-rata kelas maupun tingkat ketuntasan
ternyata penerapan metode eksperimen pada Pelajaran IPA dengan materi gaya di SD N 2 Tegalgiri belum maksimal. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan
lanjutan untuk siklus ke 2 untuk mengetahui efektifitas penerapan metode eksperimen terhadap keberhasilan belajar siswa kelas V.
2. Siklus II