Melihat kejadian seperti diatas, maka penulis tertarik untuk membahas
perjanjian pemborongan tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas
Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor Studi Pada CV. Bersama Kontraktor”.
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai bertikut :
1. Apakah proses pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan antara Dinas
Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ?
2. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian
pemborongan pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor ?
3. Bagaimana tanggung jawab CV. Bersama Kontraktor sebagai pihak
pemborong terhadap Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan ?
4. Bagaimana penyelesaian perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan
perjanjian pemborongan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor ?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami proses pelaksanaan perjanjian
pemborongan pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten
Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor
2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban dari para pihak dalam
pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama
Kontraktor.
3. Untuk mengetahui tanggung jawab CV. Bersama Kontraktor sebagai
pihak pemborong terhadap Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing
Natal dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan.
4. Untuk mengetahui upaya – upaya yang ditempuh oleh para pihak
dalam menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan antara Dinas
Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama
Kontraktor. 2.
Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Secara Teoritis
Penelitian ini Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum. Untuk menambah literatur dalam
bidang hukum perdata pada umumnya dan perjanjian pemborongan pekerjaan pada khususnya sehingga mengetahui secara konkrit
sejauhmana perkembangan mengenai perjanjian pemborongan. b.
Secara Praktis Diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca,
khususnya mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan dan agar masyarakat mengetahui proses perjanjian pemborongan pekerjaan yang
terjadi antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor. Penelitian ini juga diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat penyusunan kontrak pemborongan sehingga dapat menghindari timbulnya
permasalahan yang mungkin terjadi dalam melakukan kerjasama guna meningkatkan kemajuan dibidang pembangunan di Indonesia.
D. Keaslian Penulisan
“ TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING
NATAL DENGAN CV. BERSAMA KONTRAKTOR STUDI PADA CV. BERSAMA KONTRAKTOR ”
Universitas Sumatera Utara
Yang diangkat menjadi judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulis menyusun melalui referensi buku –
buku, media elektronik internet, dan studi kasus pada data sekunder yaitu menelaah pada dokumen surat perjanjian pemborongan pekerjaan antara Dinas
Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor, dan bahkan dari berbagai pihak. Kalaupun ada judul yang serupa, namun
permasalahan yang diangkat berbeda dan materi pembahasan yang dilakukan juga berbeda.
E. Tinjauan Kepustakaan
Dari judul di atas dapat diambil pengertian secara etimologis. R. Subekti mengemukakan, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana
seorang berjanji kepada orang lain, atau dimana 2 dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu.
4
Sedangkan menurut R. Setiwan, perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau
saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
5
Perjanjian mengandung pengertian, suatu hubungan hukum kekayaanharta benda antara dua orang atau lebih yang memberi kekuatan hak pada satu pihak
untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan prestasi.
6
Perjanjian pemborongan pekerjaan menurut KUHPerdata Buku III Bab VII A bagian ke 6 enam tentang perjanjian pemborongan pekerjaan adalah suatu
perjanjian dimana pihak kesatu pemborong mengikatkan diri untuk membuat
4
R. Subekti I, Op.Cit., hal. 29.
5
R. Setiawan, Pokok – Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, 1979, hal. 49.
6
M. Yahya Harahap, Segi – Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, hal. 6.
Universitas Sumatera Utara
suatu karya tertentu bagi pihak lain yang memborongkan dengan menerima bayaran tertentu dan dimana pihak yang lain yang memborongkan mengikatkan
diri untuk memborongkan pekerjaan kepada pihak pemborong dengan bayaran tertentu.
Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal, maksudnya adalah pihak
yang mewakili pemerintah yang bertindak sebagai pihak yang memborongkan atau pemberi pekerjaan sedangkan CV. Bersama Kontraktor merupakan sebuah
perseroan komanditer yang tidak berbentuk badan hukum yang bertindak sebagai pihak pemborong.
Commanditair venootschap CV atau yang disebut juga dengan persekutuan komanditer menurut Pasal 19 Kitab Undang – Undang Hukum
Dagang adalah suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama antara orang – orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan serta bertanggung
jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang – orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta
bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan itu.
Tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menaggung akibatnya. Adapun tanggung jawab secara definisi
merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
7
Akibat dari suatu hal yang terjadi itu menimbulkan resiko bagi para pihak. Resiko adalah suatu ajaran tentang siapakah yang harus menanggung ganti rugi
apabila debitur tidak memenuhi prestasi dalam keadaan force majeure.
8
7
http:lifestyle.kompasiana.comcatatan20130612mengenal-arti-kata-tanggung-jawab- 567952.html. diakses tanggal 8 Desember 2013, Jam 11.10.
8
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 78.
Universitas Sumatera Utara
R. Subekti mengemukakan bahwa resiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian jikalau ada suatu kejadian di luar kesalahan salah satu pihak yang
menimpa benda yang dimaksudkan dalam perjanjian.
9
Resiko itu ada yang timbul karena ada suatu keadaan yang memaksa atau disebut force majeure yang terjadi diluar kehendak para pihak seperti ada bencana
alam, kebakaran, banjir, gempa atau bahkan terjadi peperangan yang dapat menghambat pelaksanaan perjanjian.
10
Force majeure atau sering diterjemahkan sebagai “keadaan memaksa” merupakan keadaan di mana seorang debitur terhalang untuk melaksanakan
prestasinya karena keadaan atau peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan
kepada debitur, sementara si debitur tersebut tidak dalam keadaan beritikad buruk lihat Pasal 1244 KUHPerdata.
11
Salim HS mengemukakan, penyelesaian perselisihan dapat ditempuh melalui 2 dua cara yaitu melalui litigasi dan non litigasi. Litigasi diartikan
sebagai proses administrasi dan peradilan yang memerlukan jangka waktu yang Setiap resiko yang terjadi harus di tanggung oleh setiap pihak yang
bersangkutan. Namun dalam pelaksanaan tanggung jawab atas resiko tersebut sering menimbulkan permasalahan karena ada pihak tertentu yang merasa bahwa
terdapat ketidakseimbangan atas pertanggungjawaban tersebut. Sehingga permasalahan tersebut mengakibatkan proses pelaksanaan pekerjaan terganggu.
Dan setiap permasalahan yang terjadi dituntut penyelesaiannya.
9
R. Subekti III, Pokok – Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, 2003, hal. 144.
10
http: www.hukumonline.co.id, diakses tanggal 8 Desember 2013, Jam 11.00.
11
Munir Fuady I, Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 113.
Universitas Sumatera Utara
panjang. Sedangkan non litigasi adalah penyelesaian sengketa di luar pengadilan dengan cara musyawarah, mediasi, konsiliasi dan arbitrase.
12
F. Metode Penelitian