31 dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain dengan asumsi bahwa semua tumbuhan
kitolod sama dan seragam secara genetika karena termasuk satu spesies yakni Hippobroma longiflora L. G. Don.
3.4.2 Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor. Hasil
identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 54.
3.4.3 Pembuatan simplisia
Daun kitolod segar 2,3 kg dibersihkan dari pengotor, kemudian dicuci dengan air mengalir hingga bersih, ditiriskan, lalu ditimbang 3,3 kg, lalu
dikeringkan di lemari pengering dengan suhu ±50 C selama 5 hari. Tumbuhan
dianggap kering apabila diremas akan hancur, lalu ditimbang 580 g, selanjutnya tumbuhan diserbukkan dengan menggunakan blender, ditimbang 450 g,dan
disimpan dalam wadah tertutup rapat yang terlindung dari sinar matahari.
3.5 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi dari pemeriksaan makroskopik simplisia,
pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut air, penetapan kadar sari yang larut etanol, penetapan kadar abu
total, penetapan kadar abu tidak larut asam Depkes RI, 1995.
3.5.1 Pemeriksaan makroskopik simplisia dan serbuk
Pemeriksaan makroskopik simplisia dilakukan dengan mengamati dari bentuk, ukuran, bau, warna, karakteristik permukaan dan tekstur dari simplisia. Hasil
pemeriksaan makroskopik dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman dan halaman 58 dan 59.
32
3.5.2 Pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia daun kitolod. Caranya: Sedikit serbuk simplisia ditaburkan di atas kaca objek yang telah
ditetesidengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian diamati di bawah mikroskop. Hasil pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat pada
Lampiran 6 halaman 60 .
3.5.3 Penetapan kadar air
Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu alas bulat, dipasang alat penampung dan pendingin, kemudian didestilasi selama
2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml, lalu ke dalam labu
tersebut dimasukkan 5 gram serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Saat toluen mendidih kecepatan tetesan diatur
2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi setelah terdestilasi bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit,
kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar, setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih
kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO, 1992.
3.5.4 Penetapan kadar sari yang larut air
Sebanyak 5 gram serbuk yang telah dikeringkan di udara dimaserasi selama 24 jam dengan 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air sampai 1 liter
menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sebanyak 20 ml filtrat diuapkan
33 sampai kering dalam cawan dangkal berdasarkan rata yang telah ditara. Sisa
dipanaskan sampai kering pada suhu 105 C hingga bobot tetap. Kadar sari yang larut
dalam air dihitung dalam persen terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI, 1995.
3.5.5 Penetapan kadar sari larut etanol