Uji Kemurnian Isolat Dengan KLT Satu Arah Uji Kemurnian Isolat Dengan KLT Dua Arah Hasil Identifikasi Tumbuhan

39

3.11 Uji Kemurnian Isolat Dengan KLT Satu Arah

Uji kemurnian isolat hasil isolasi dilakukan dengan KLT satu arah menggunakan tiga fase gerak yang berbeda yaitu kloroform:metanol:ammonia 85:15:1, metanol:diklorometan:ammonia 30:70:1, dan benzen:etilasetat 80:40, sebagai penampak bercak digunakan Dragendorff. Caranya: Isolat ditotolkan pada plat lapis tipis, lalu dimasukan ke dalam chamber yang telah jenuh dengan uap fase gerak, setelah pengembangan selesai plat dikeluarkan dan dikeringkan, lalu plat disemprot dengan penampak bercak Dragendorff, dipanaskan di oven pada suhu 110 ℃ selama 10 menit Gritter, et al., 1991. Hasil uji diperoleh kemurnian isolat dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 68.

3.12 Uji Kemurnian Isolat Dengan KLT Dua Arah

Terhadap isolat hasil isolasi dilakukan uji kemurnian dengan KLT dua arah menggunakan fase diam plat pra lapis silika gel F 254 dengan fase gerak pertama kloroform:metanol:ammonia 85:15:1 dan fase gerak kedua kloroform:metanol: ammonia 70:30:1 sebagai penampak bercak digunakan pereaksi Dragendorff. Cara kerja: Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel F 254 ukuran 20 x 20 lalu dikembangkan memakai fase gerak pertama hingga mencapai batas pengembangan, kemudian plat dikeluarkan dari dalam bejana dan dikeringkan, setelah plat kering dikembangkan kembali dengan arah diputar 90 o memakai fase gerak kedua, plat dikeluarkan dari dalam bejana lalu disemprot dengan memakai penampak bercak Dragendroff, setelah itu plat dipanaskan pada suhu 110 o C selama beberapa menit lalu bercak yang terbentuk ditandai Sastrohamidjojo, 1985. Hasil uji kemurnian isolat dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 69 . 40

3.13 Karakterisasi Isolat

Karakterisasi isolat dilakukan dengan spektrofotometri ultraviolet dan spektrofotometri inframerah dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU Medan. 3.13.1 Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri UV Cara kerja: Isolat hasil isolasi dilarutkan dalam pelarut metanol, lalu dimasukkan dalam kuvet yang telah dibilas dengan metanol, selanjutnya absorbansi larutan sampel diukur pada panjang gelombang 200 - 400 nm Dachriyanus, 2004.

3.13.2 Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri IR

Cara kerja: Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri IR dilakukan dengan cara mencampurkan 1 mg isolat dengan 100 mg kalium bromida menggunakan alat mixture vibrator kemudian dicetak menjadi pelet KBr pada tekanan 11,5 ton dan dimasukkan ke dalam spektrofotometer inframerah serta diukur pada bilangan gelombang 4000 - 400 cm -1 Dachriyanus, 2004. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor menunjukkan bahwa tumbuhan yang diteliti termasuk spesies Hippobroma longiflora L. G. Don. dari suku Campanulaceae. 4.2 Hasil Pemeriksaan Makroskopik Simplisia Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun kitolod bercirikan pada helaian daun berwarna hijau, tegak, ujungnya runcing, bergerigi bagian tepi daun sampai melekuk, berbulu, panjang 5 - 6.5 cm, lebar 2 - 3 cm, kasar, bau sangat tajam, rasa pahit.

4.3 Hasil Pemeriksaan Mikroskopik