Cara dingin Cara panas

16 atsiri, alkaloida, flavonoida dan lain-lain. Diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan dalam pelarut dan cara ekstraksi yang tepat, metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut Depkes RI, 2000.

A. Cara dingin

1. Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman menggunakan pelarut dengan sesekali pengadukan pada temperatur kamar. Maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus menerus disebut maserasi kinetik, sedangkan dilakukan pengulangan penambahan pelarut telah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi. 2. Perkolasi Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembaban bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1 - 5 kali jumlah bahan yang diekstraksi.

B. Cara panas

1. Refluks Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu, jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 2. Digesti Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 17 40-50 o C. 3. Sokletasi Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 4. Infundasi Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air yang padapada temperatur 90 o C selama 15 menit. Hasilnya disebut infus infusum. 5. Dekoktasi Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 30 menit. Hasilnya disebut dekok dekoktum.

2.4 Metode Pengocokan Asam Basa

Diketahui bahwa beberapa golongan senyawa tertentu, seperti asam dan basa, yang terdapat di dalam suatu sampel dapat diekstraksi menggunakan cara yang telah disesuaikan. Golongan bahan alam yang diekstraksi dengan cara ini adalah alkaloida, yang banyak terdapat dalam tumbuhan sebagai garam. Uraian mengenai cara ekstraksi senyawa pokok ini adalah sebagai berikut. a. Alkaloida dapat diperoleh dari garamnya dengan cara membasakan serbuk kering bahan tanaman dengan menggunakan amonia encer. Alkaloida akan terdapat dalam bentuk basa bebas yang tak lagi berupa garam ionik dan lebih larut dalam pelarut organik seperti kloroform. b. Kelarutan yang meningkat dalam pelarut organik memungkinkan akan terjadinya partisi basa bebas ke dalam kloroform, lalu dapat dipisahkan dari lapisan amonia encer dalam corong pemisah karena pelarut-pelarut ini membentuk lapisan 18 yang tak bercampur immiscible. c. Larutan kloroform akan mengandung basa bebas, yang kemudian diekstraksi dengan asam encer, misalnya diekstraksi tiga kali dengan asam klorida 2N dan alkaloida ini akan pindah dari fase organik ke fase berair sebagai garam klorida. Lapisan kloroform yang tersisa dapat diuji dengan reaksi warna khusus untuk alkaloida reagen Dragendorff untuk memastikan bahwa semua alkaloida telah ditransfer kelapisan cairan asam. d. Lapisan asam dibasakan kembali dengan ammonia menghasilkan pengendapan alkaloida, kemudian diekstraksi kembali dengan pelarut organik Heinrich et al.,2005.

2.5 Cara Umum Isolasi Senyawa Kimia dari Tumbuhan

Isolasi senyawa kimia dari bahan alam adalah suatu usaha untuk memisahkan senyawa yang bercampur sehingga diperoleh senyawa tunggal. Isolasi senyawa kimia ini banyak dilakukan dengan kromatografi Robinson, 1995. Kromatografi adalah suatu metode pemisahan berdasarkan proses migrasi dari komponen-komponen senyawa di antara dua fase yaitu fase diam dapat berupa zat cair atau zat padat dan fase gerak dapat berupa gas atau zat cair. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media sehingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang terelusi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak. Proses ini suatu lapisan cairan pada penyangga yang inert berfungsi sebagai fase diam Depkes RI, 1995. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase 19 diam yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Fase diam berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, sedangkan yang berupa zat cair maka dikenal sebagai kromatografi partisi Depkes RI, 1995; Sastrohamidjojo, 1985. Pemisahan dan pemurnian kandungan kimia tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunakan salah satu dari lima teknik kromatografi atau gabungan teknik tersebut. Kelima teknik kromatografi itu adalah: kromatografi kolom KK, kromatografi kertas KKt, kromatografi lapis tipis KLT, kromatografi gas cair KGC, dan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT. Pemilihan teknik kromatografi bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisah Harborne, 1987.

2.5.1 Kromatografi lapis tipis