Hasil Ekstraksi Hasil Isolasi Senyawa Alkaloida dengan Metode Pengocokan Asam Basa Hasil Isolasi Senyawa Alkaloida secara KLT Preparatif Hasil Uji Kemurnian KLT Satu Arah

44 memberikan warna kuning pada lapisan amil alkohol. Ini dianggap bahwa flavonoida positif pada simplisia daun kitolod Farnsworth, 1966. Skrining glikosida ditunjukkan dengan penambahan pereaksi Molish dan asam sulfat pekat dimana terbentuk cincin ungu. Pereaksi Molish merupakan pereaksi umum yang digunakan untuk identifikasi karbohidrat, dalam hal ini adalah gula Depkes RI, 1995, sedangkan skrining pada tanin dengan penambahan FeCl 3 memberikan warna biru kehitaman yang menunjukan adanya tanin Farnsworth, 1966. Skrining steroidtriterpenoid dengan penambahan pereaksi Liebermann- Burchard memberikan warna merah keunguan dan hijau biru menunjukkan adanya senyawa steroidtriterpenoid Harborne, 1987, sedangkan skrining pada saponin menghasilkan busa yang stabil dengan tinggi busa 3 cm dan tidak hilang dengan penambahan HCl 2N Depkes RI, 1995.

4.4 Hasil Ekstraksi

Sebanyak 330 gram serbuk simplisia daun kitolod diekstraksi dengan cara perkolasi menggunakan pelarut metanol sehingga diharapkan kandungan senyawa kimia yang terdapat didalamnya dapat tersari sempurna. Ekstrak metanol setelah diuapkan dengan alat rotary evaporator menghasilkan ekstrak kental metanol sebanyak 30,134 gram.

4.5 Hasil Isolasi Senyawa Alkaloida dengan Metode Pengocokan Asam Basa

Hasil isolasi ekstrak metanol daun kitolod dengan metode pengocokan asam basa diperoleh ekstrak alkaloida kasar sebanyak 0,99 gram. Menurut Harborne 1987, bahwa penambahan asam pada ekstrak metanol dimaksudkan untuk membentuk senyawa alkaloida dalam bentuk garam yang mudah larut dalam air, dan 45 sedangkan penambahan basa adalah untuk membebaskan kembali alkaloida dari bentuk garam sehingga dapat dengan mudah diekstraksi dengan pelarut organik yang sesuai. 4.6 Hasil Analisis Ekstrak Alkaloida Kasar secara KLT Hasil analisis KLT menggunakan fase diam silika gel F 254 dan penampak bercak Dragendorff, diperoleh fase gerak terbaik kloroform:metanol:ammonia dengan perbandingan 85:15:1 karena menghasilkan pemisahan noda yang paling baik.

4.7 Hasil Isolasi Senyawa Alkaloida secara KLT Preparatif

Hasil kromatografi lapis tipis preparatif dari ekstrak alkaloida kasar daun kitolod terdapat 3 pita yang berwarna merah jingga, masing-masing dikerok dan direndam selama satu malam dalam metanol kemudian disaring lalu diuapkan dan diperoleh 3 isolat, yaitu isolat pertama pada nilai Rf 0,43 setelah titik penotolan, isolat kedua pada nilai Rf 0,62, dan isolat ketiga pada nilai Rf 0,73, selanjutnya direndam dengan metanol dingin sehingga diperoleh kristal amorf yang berwarna putih yang berupa isolat murni. Isolat pertama kemudian dilanjutkan dengan uji kemurnian dengan KLT 1 arah dan KLT 2 arah.

4.8 Hasil Uji Kemurnian KLT Satu Arah

Terhadap isolat hasil isolasi dilakukan KLT 1 arah menggunakan fase diam silika gel F 254 dan beberapa fase gerak berbeda yaitu kloroform:metanol:ammonia 85:15:1 nilai Rf 0,43, metanol:diklorometan:ammonia 30:70:1 nilai Rf 0,86, benzen-etilasetat 80:40 nilai Rf 0,31 dengan penampak bercak Dragendorff. Hasil dari elusi menunjukkan satu noda pada masing-masing fase gerak yang digunakan 46 diduga bahwa isolat yang diperoleh telah murni.

4.9 Hasil Uji Kemurnian KLT Dua Arah