barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan dalam upaya memenuhi standar hidup yang layak.
b. Jika ditinjau dari pendapatan, maka kemiskinan adalah kondisi kurangnya
pendapatan sebagai modal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. c.
Jika ditinjau dari kesempatan, maka kemiskinan merupakan dampak dari ketidaksamaan kesempatan memperoleh dan mengakumulasikan basis-basis
kekuatan sosial, seperti keterampilan, informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi kemajuan hidup, jaringan - jaringan sosial serta sumber-sumber modal sebagai
upaya pengembangan hidup. d.
Jika ditinjau dari keadaan yang dialami, kemiskinan merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan kelaparan atau setidaknya kekurangan makanan, pakaian dan
perumahan yang tidak memadai, tingkat pendidikan yang rendah, memiliki sedikit kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bersifat dasar.
e. Jika ditinjau dari penguasaan sumber-sumber, kemiskinan merupakan keterlantaran
yang disebabkan oleh penyebaran yang tidak merata dari sumber-sumber termasuk didalamnya pendapatan Siagian, 2012:25.
2.1.2 Ciri - Ciri Kemiskinan
Suatu studi menunjukkan adanya lima ciri-ciri kemiskinan, yakni: a.
Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai, ataupun
keterampilan yang memadai untuk melakukan suatu aktivitas ekonomi sesuai dengan mata pencaharian.
b. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk
memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
c. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak tamat SD atau hanya
tamat SD. d.
Pada umumnya mereka masuk ke dalam kelompok penduduk dengan kategori setengah menganggur. Pendidikan dan keterampilan yang sangat rendah
mengakibatkan akses masyarakat miskin kedalam berbagai sektor formal bagaikan tertutup rapat, akibatnya mereka terpaksa memasuki sektor-sektor informal.
e. Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda, tetapi tidak
memiliki keterampilan atau pendidikan yang memadai Siagian, 2012:20.
2.1.3 Faktor Penyebab Kemiskinan
Secara umum faktor-faktor penyebab kemiskinan secara kategoris dengan menitikberatkan kajian pada sumbernya terdiri dari dua bagian, yaitu:
a Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri individu yang mengalami kemiskinan itu yang secara substansial adalah dalam bentuk kekurangmampuan, yang meliputi :
a. Fisik, misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan.
b. Intelektual, seperti: kurangnya pengetahuan, kebodohan, miskinnya
informasi. c.
Mental emosional atau temperamental, seperti: malas, mudah menyerah dan putus asa.
d. Spiritual, seperti: tidak jujur, penipu, serakah dan tidak disiplin.
e. Sosial psikologis, seperti: kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi,
stress, kurang relasi dan kurang mampu mencari dukungan. f.
Keterampilan, seperti: tidak memiliki keahlian yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
Universitas Sumatera Utara
g. Asset, seperti: tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah,
tabungan, kendaraan dan modal kerja. b
Faktor Eksternal Faktor ini bersumber dari luar diri individu atau keluarga yang mengalami dan
menghadapi kemiskinan, sehingga pada suatu titik waktu menjadikannya miskin, seperti:
a. Terbatasnya pelayanan sosial dasar.
b. Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah sebagai asset dan alat
memenuhi kebutuhan hidup. c.
Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha- usaha sektor informal.
d. Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga yang
tidak mendukung sektor usaha mikro. e.
Belum terciptanya sistim ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil masyarakat banyak.
f. Sistim mobilasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum
optimal, seperti: zakat. g.
Dampak sosial negatif dari program penyesuaian struktural. h.
Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan. i.
Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daerah bencana. j.
Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material. k.
Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata. l.
Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin Siagian,
2012:114.
Universitas Sumatera Utara
Hakikat penyebab kemiskinan sesungguhnya adalah melekat dalam diri individu atau sosial yang bersangkutan. Masalah kemiskinan sangat terkait dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pengentasan kemiskinan adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga mereka
mampu berdaya, berdiri di atas kakinya sendiri, memiliki daya tawar dan daya saing
untuk mampu hidup mandiri Oos, 2014:86. 2.1.4 Jenis - Jenis Kemiskinan
Menurut Oos 2014, secara umum kemiskinan dapat digolongkan dalam 4 jenis, yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan struktural dan
kemiskinan kultural. 1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut merupakan tingkat ketidakberdayaan individu atau masyarakat dalam memenuhi kebutuhan minimum mulai pangan, sandang,
kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
2. Kemiskinan Relatif Kemiskinan relatif adalah terkait dengan kesenjangan distribusi pendapatan
dengan rata-rata distribusi, dimana pendapatannya berada pada posisi di atas garis kemiskinan, namun relatif lebih rendah dibanding pendapatannya.
Kemiskinan relatif ini dilihat dari aspek ketimpangan sosial, karena ada orang yang sudah dapat
memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih jauh lebih rendah dibanding masyarakat sekitarnya lingkungannya. Semakin besar ketimpangan antara tingkat
penghidupan golongan atas dan golongan bawah maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin, sehingga kemiskinan relatif erat
hubungannya dengan masalah distribusi pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
3. Kemiskinan Struktural Kemiskinan struktural adalah kondisi atau situasi miskin karena pengaruh
kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan. Kemiskinan struktural adalah kondisi
miskin yang disebabkan kebijakan pemerintah dalam pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat sehingga menyebabkan kesenjangan pendapatan.
4. Kemiskinan Kultural Kemiskinan kultural terkait dengan faktor sikap individu atau masyarakat
yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti malas, boros, tidak kreatif sehingga menyebabkan miskin.
Kemiskinan sesungguhnya tidak hanya terkait dengan aspek ekonomi saja, tetapi banyak aspek lain yang mempengaruhinya. Kemiskinan juga disebabkan
lemahnya aspek moral, sosial dan juga aspek budaya, serta kebijakan pembangunan yang belum merata. Kemiskinan memang sangat komplek, karena menyangkut
berbagai aspek kehidupan manusia. Orang menjadi miskin bukan hanya karena dia tidak mempunyai modal usaha atau tidak mempunyai asset produksi, akan tetapi ia
berpotensi tetap miskin karena dia tidak mempunyai penyangga ekonomi.
2.1.5 Indikator Kemiskinan