Penelitian Terdahulu Yang Relevan

mereka. Pemanfaatan dalam peminjaman merupakan alternatif usaha yang dipilih keluarga pemulung dalam mengatasi masalah keuangan mereka . Dalam hal ini, strategi jaringan menyatakan bahwa strategi bertahan hidup yang dilakukan pemulung adalah memanfaatkan jaringan sosial, seperti kerabat, teman, tetangga ataupun orang yang dikenal dan dianggap dekat untuk membantu pemulung ketika dalam kondisi sulit, contoh meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pada penelitian ini, teori digunakan sebagai acuan atau jawaban awal dari pertanyaan penelitian. Hal ini menuntun penelitian dengan terlebih dahulu menggunakan teori sebagai alat atau ukuran untuk membangun hipotesis pernyataan sementara, sehingga peneliti secara tidak langsung dapat melihat masalah penelitian.

2.4.2 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti mencantumkan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah penelitian yang akan diteliti yaitu tentang strategi bertahan hidup keluarga pemulung. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Bedriati Ibrahim Murni Baheram Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau dengan judul penelitian Strategi Bertahan Hidup Keluarga Pemulung di Desa Salo Kabupaten Kampar. Pada saat waktu yang baik, pendapatan keluarga pemulung di bangkinang yang diperoleh relatif cukup tinggi dibandingkan dengan tingkat pendapatan di waktu susah. Di satu sisi waktumasa susah harus dihadapi dan terjadi sepanjang tahun, sedangkan di sisi lain keluarga pemulung harus tetap dapat mempertahankan kelansungan hidup, dengan segala sumber daya yang dimiliki, mereka mengatasi dan menghadapi masa yang susah dengan cara – cara mereka senidiri. Berdasarkan hasil penelitian, strategi bertahan hidup pemulung adalah: Universitas Sumatera Utara a. Mempertahankan hidup dalam bentuk berhemat, seperti menabung, menghemat konsumsi dan mengikuti arisan jula - jula. b. Mempertahankan hidup dalam bentuk meminjam kepada tetangga, famili kerabat dan induk semang. Hal ini disebabkan karena dengan menghemat konsumsi mereka menjaga harga diri sebab mereka tidak mau disepelekan orang lain. Sedangkan cara bertahan hidup pemulung dengan meminjam kepada tetangga adalah karena mereka merasa mempunyai hubungan sosial yang dekat sehingga mereka berani dan percaya diri untuk meminjam. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Cici Citra Dwi Jaya dengan judul penelitian Strategi Bertahan Hidup Keluarga Pemulung di Lingkungan TPA Pakusari Desa Kertosari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember. Strategi pemenuhan kebutuhan hidup dalam keluarga pemulung adalah sebagai berikut: a. pengelolaan penghasilan yaitu, pemulung menekan biaya pengeluaran dan menghindari resiko pengeluaran berlebihan b. diversifikasi yaitu, pekerjaan sampingan diluar jam kerja sebagai pemulung dan adanya anggota keluarga yang ikut bekerja agar dapat membantu pendapatan keluarga c. pemanfaatan jaringan sosial yaitu, merupakan suatu bentuk hubungan kekerabatan antara pemulung, tetangga, pengepul, dan pihak TPA Pakusari sehingga terdapat hubungan timbal balik seperti halnya tolong menolong, pinjam meminjam uang dan saling ketergantungan antar satu dengan yang lain dalam kehidupannya. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nessa dengan judul penelitian Strategi Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Pada Rumah Tangga Pemulung di Lingkungan Universitas Sumatera Utara TPA Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Padang. Menurut penuturan bapak Yonedi selaku pengawas di Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Balai Gadang dan juga termasuk penampung di Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Balai Gadang pendapatan keluarga pemulung berkisar antara Rp 30.000 – Rp 70.000 per hari itu pun tergantung dari banyak atau sedikitnya pemasukan barang-barang bekas yang ada di Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelurahan Balai Gadang. Ini hanya cukup buat makan sehari-hari, jika dirata-ratakan perbulannya maka penghasilan keluarga pemulung berkisar antara Rp 900.000 – Rp 1.500.000 perbulan, paling tidak satu kepala keluarga pemulung memiliki anak antara 3-6 orang anak, sedangkan mereka juga mampu menyekolahkan anak mereka sampai ke Perguruan Tinggi dan memenuhi biaya – biaya kebutuhan hidup sehari-hari seperti beras, bahan masak, jajan anak, tabungan dan biaya kesehatan apabila ada keluarga yang sakit dan keperluan mendadak yang dibutuhkan, apalagi dalam mengkonsumsi makanan mereka lebih bersifat konsumtif dan menghabiskan uang di kedai atau warung di sekitar Tempat Pembuangan Akhir TPA Sampah Kelurahan Balai Gadang setelah menjual hasil pulungan atau pada malam hari sambil beristirahat di kedai. Strategi yang dilakukan agar keluarga pemulung bisa bertahan hidup dalam menghadapi masalah ekonomi antara lain : a. Memanfaatkan pekarangan rumah b. Melakukan pekerjaan tambahan c. Melibatkan anggota rumah tangga d. Meminjam e. Menekan pengeluaran rumah tangga Universitas Sumatera Utara f. Menabung Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Nisaul Fadillah dan Wenny Dastina dengan judul penelitian Keluarga Pemulung di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Umumnya alasan utama memilih profesi sebagai pemulung dilatarbelakangi rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya keterampilan. Disamping itu, profesi pemulung bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja, tanpa terikat aturan dan modal uang. Penghasilan yang mereka peroleh setiap hari umumnya tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan minimum dasar karena tingkat pendapatan yang kecil menyebabkan mereka berada pada standar tingkat hidup yang rendah dibandingkan dengan standar tingkat kehidupan yang umum. Ketidakmampuan dari sisi ekonomi dan rendahnya tingkat pendapatan mereka berakibat seringnya keluarga pemulung ini meminjam uang kepada tetangga atau bos lapak. Ketika penghasilan keluarga pemulung saat ini tidak bisa membiayai kebutuhan anak-anak seperti pendidikan, generasi penerus dari keluarga pemulung ini akan putus sekolah. Minimnya pendidikan akan membawa mereka tidak bisa berkompetisi untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik, sehingga mereka pun tetap dalam lingkaran kemiskinan seperti orangtuanya. 2.5 Kesejahteraan Sosial 2.5.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial