Tokoh KESIMPULAN DAN SARAN

Perubahan perilaku, moral, pemikiran atau pandangan, dan konflik- konflik yang dialami oleh tokoh cerita serta peristiwa-peristiwa yang muncul memang seharusnya dijalani oleh para tokohnya. Dalam plots of action terjadi pada perilau yang ingin mengabdi dan membela klannya dari musuh. Plots of character fokus utama terjadinaya perubahan moral, karakter atau emosi tokoh cerita. untuk mengetahui jalinan plots of character adalah dengan menganalisis setiap perubahan perilaku atau emosi dari tokoh. Pada plot of thought, penekanan utama yang menyebabkan perubahan emosi atau perasaan tokoh didasari pada situasi yang dihadapi secara langsung.

c. Tokoh

Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema, dan menempati posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja aingin disampaikan kepada pembaca Fananie, 2001: 86. Istilah “tokoh‟ menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita. penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. tokoh cerita character, menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 1995:165, adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafssirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Boultoun dalam Aminuddin 2000:79 mengungkapkan bahwa cara pengarang menggambarkan atau memunculkan tokoh sebagai pelaku yang hidup Universitas Sumatera Utara di alam mimpi, pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya. Pelaku yang memiliki cara sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya maupun pelaku egois, kacau, dan mementingkan diri sendiri. Dalam cerita fiksi pelaku itu dapat berupa manusia atau tokoh makhluk lain yang diberi sifat seperti manusia. Dalam menentukan tokoh utama dan tokoh pembantu, yang pada umunya merupakan tokoh yang sering dibicarakan oleh pengarang, sedangkan tokoh tambahan hanya dibicarakan alakadarnya. Tokoh peristiwa dan tempat yang disebut-sebut dalam fiksi adalah tokoh, peristiwa, dan tempat yang bersifat imajiner. Walau bersifat imajiner namun ada juga karya fiksi atau novel yang berdasarkan diri pada fakta. Karya fiksi yang demikian oleh Abrams dalam Nurgiyantoro 1995:4 digolongkan sebagai fiksi nonfiksi nonfiction fiction, yang terbagi atas 1 fiksi historial historical fiction atau novel historis, jika yang menjadi dasar penulisan fakta sejarah; 2 fiksi biografis biographical fiction atau novel biografis; jika yang menjadi dasar penulisan fakta biografis dan; 3 fiksi sains science fiction atau novel sains; jika yang menjadi dasar penulisannya fakta ilmu pengetahuan. dilihat dari penggolongannya, maka penulis memasu kkan novel “Uesugi Kenshin, yang merupakan objek penelitian ini, ke dalam novel historis karena terikat oleh fakta- fakta yang dikumpulkan melalui penelitian dari berbagi sumber.

d. Sudut pandang