3.2 Analisis Cerita Uesugi Kenshin
Sebagaimana yang telah penulis jabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk selanjutnya penulis akan menjelaskan satu persatu prinsip moral bushido
yang meliputi kejujuran, keberanian, kebajikan atau murah hati, kesopanan atau hormat, keadilankesungguhan atau integritas, kehormatan atau martabat, dan
kesetiaan bertingkat yang terdapat dalam komik “Uesugi Kenshin”.
Teori-teori tersebut akan dianalisis pada cuplikan-cuplikan dari cerita komik “Uesugi Kenshin” sebagai berikut:
3.2.1 Moral Kesetiaan Shogun Kepada Kaisar
Cuplikan hal 5-6
“Bagaimana, anak buah saya sangat polos, kan ? Itulah alasannya saya sangat menyayangi
mereka.” Kenshin berbicara kepada orang yang duduk di sebelah kanannya. Uesugi Norimasa sang Kanto Kenrei berkata sambil mengangguk,
“ benar
sekali,” lalu sambil tersenyum bicara kepada bangsawan yang duduk di sebelah kanannya.
“Samurai Echigo memang terkenal dengan keberanian dan ketabahan mereka, tetapi saya baru tahu kalau mereka juga polos dan sangat terampil
.”
Universitas Sumatera Utara
Analisis
Dari cuplikan di atas dapat kita lihat indeksikal kesetian samurai pada atasan nya, rasa kasih sayang Kenshin kepada anak buahnya tergambar dari
cuplikan cerita di atas, kita bisa melihat bagaimana komunikasi antara atasan dan bawahan yang berlangsung begitu akrab. Sikap seorang samurai tergambar jelas
dari cuplikan di atas, tanggung jawab sebagai seorang samurai adalah mengabdi pada atasan.
Menurut analisis penulis Kenshin memiliki sikap tegas dan lemah lembut baik itu kepada bawahan dan atasannya yaitu Kaisar, bentuk kesetian terhadap
kaisar Kenshin tetap patuh dan setia terhadap perintah kaisar baik secara langsung maupun tidak langsung.
Cuplikan hal 8-10
Uesugi Norimasa mengisikan cangkir sake Kenshin sambil berkata dengan air muka yang meminta maaf.
“Saya mohon maaf, sebagai wakil Shogun yang bertugas menyatukan daerah Kanto, saya tidak mampu melakukannya, malah meminta bantuan tuan yang
sangat sibuk .”
Memahami maksud lawan bicara, Kenshin berkata untuk menenangkan, “Saya
berkata begitu bukan karena ingin mendengarkan kata-kata seperti itu dari Tuan. Jangan terlalu dipikirkan.
” ...................................................
Setelah dari Ecchu, Kenshin kembali ke kastelnya di Gunung Kasuga. Namun sebelum sempat membuka baju zirah dan bersantai, ia mendapat pesan
Universitas Sumatera Utara
dari Deputi Uesugi di Umayabashi, Joshu. “Mohon segera kirimkan bala bantuan
ke Kanto,”
Analisis
Dari cuplikan cerita di atas terlihat jelas bagaimana indeksikal kesetian dan kesopanan terhadap atasannya meskipun tugas yang di emban itu adalah perintah
dari kaisar namun wakil shogun merasa segan dan takut meminta bantuan kepada Kenshin. Meskipun secara struktur kepemimpinan Kenshin lebih rendah, tapi
wakil Shogun meminta bantuan pada Kenshin untuk melaksanakan tugas dari Kaisar yang di sampaikankan pada Shogun, namun secara tidak langsung perintah
itu merupakan kewajiban yang harus di patuhi dan di taati. Menurut analisis penulis dari cuplikan cerita diatas dapat kita lihat
bagaimana kesetian yang diperlihatkan, jiwa bushido tergambar dari cuplikan diatas, kesetian pada atasan yang memberi perintah untuk di laksanakan. Karena
perintah itu datangnya dari Kaisar. Kita dapat melihat bagaimana Kenshin berupaya menenangkan wakil shogun.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan hal 13-15
Merasa bimbang, Saito Shimotsuke maju ke hadapan majikannnya. Konoe Sakitsugu menatap lekat-lekat. Air mukanya menunjukkan keheranan. Sepertinya
di kaget ada orang seperti Shimotsuke berada di antara pasukan Echigo. Pendek kata, Saito Shimotsuke adalah lelaki bertubuh kecil, jauh dari rupawan. Bukan
hanya itu, mata krirnya hancur, kakinya pincang.
............................................ “Kemari, mendekatlah.” Dia memebrikan secangkir sake kepada
Shimotsuke, lalu berkata, “Kau suka minum sake, „kan? Ke mana saja kau sejak
tadi pagi, padahal hari ini kesempatan bagus untuk minum sepuasnya? Ternyata kau cukup ceroboh, tidak sesuai dengan ucapanmu
sendiri.” Kenshi berpura-pura mengomeli sambil tertawa.
Analisis
Cuplikan cerita di atas kita dapat melihat bagaimana indeksikal keakraban antara atasan dan bawahan, Kenshin memanggil Saito untuk minum sake bersama
dengan utusan dari shogun, terlihat jelas bahwa kepatuhan seorang bawahan terhadap atasan meskipun dalam hati ada perasaan malu, namun karena itu
perintah atasan harus di turuti. Kita juga dapat melihat bagaimana sikap sayang dan cinta pada bawahannya.
Menurut analisis penulis Saito mau tidak mau harus menuruti perintah atasannya, meskipun di hadapannya ada utusan dari shogun dan duduk sejajar
dengan utusan tersebut. Meskipun secara struktur Saito hanyalah prajurit rendahan. Di sini kita dapat melihat bagaimana sikap seorang samurai.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan hal 16-18
Kenshin pantang menyerah dalam mewujudkan impian, untuk meninggalkan jejak langkah besar. Sikapnya yang terpuji adalah dia tidak pernah
melalaikan kewajiban untuk datang ke ibukota dan memberi hormat sebagai seorang abdi kepada istana.
.............................. Tentu saja sikap setianya sangat menyentuh hati Kaisar, namun Wakil Kaisar
Konoe Sakitsugu malah mencemaskan keadaan negeri Kenshin dan bertanya kepadanya.
“ Anda sering datang demi menghormati Istana. Tidakkah Anda mengkhawatirkan keadaan negeri Anda selama ditinggal? Apakah pertahanan
negeri Anda cukup baik ?”
“Datang ke ibukota demi mewujudkan rasa hormat kepada Istana adalah segalanya. Sama sekali bukan masalah jika negeri hamba dibiarkan begitu
saja,” jawab Kenshin.
Analisis
Cuplikan di atas mengabil tempat di Kyoto. Dari cuplikan di atas, terlihat jelas indeksikal penyampaian pesan moral kesetian bawahan kepada atasan.
Terlihat bahwa Uesugi Kenshin memiliki sikap patuh dan setia pada shogun. Bentuk kesetiannya langsung di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik itu
dalam keadaan suka maupun duka tetap menunaikan keawajiban dan kesetian kepada kaisar.
Dalam analisis penulis, Kenshin memiliki sikap taat, patuh dan setia terhadap perintah atasan, dia rela meninggalkan kastelnya hanya untuk memenuhi
Universitas Sumatera Utara
perintah shogun. Merupakan contoh nyata kesetian bawahan terhadap atasan meskipun dalam keadaan genting tetap menunaikan kewajiban terhadap kaisar.
Cuplikan hal 20-22
Ditanya secara langsung oleh Sakitsugu, Shimotsuke merasa terlalu takut dan bingung untuk menjawab. Melihat itu, Kenshin menenangkan,
“Kau boleh menjawab
.”
Shimotsuke melirik sang tamu agung dengan satu mata, lantas menjawab. “
Terima kasih atas pertanyaan Tuan. Leluhur saya, Saito Kurando, bukan siapa- siapa, namun sejak Tuan Nitta Yoshisada mulai menggerakkan pasukan, sebagai
anak buah Tuan Wakiya dari klan Nitta, dia turut menyerbu Kamakura. Kemudian dia gugur dalam pertempuran di Babuai Gawara. Ada kabar bahwa kepalanya
dikubur di kampung halamannya, maka saya dan lima atau enam orang keberadaannya. Di mana-mana sudah menjadi sawah atau padang rumput. Bahkan
para petani di daerah itu pun tidak tahu apa- apa.”
.............................................................. Shimotsuke semakin segan dan seolah menciut di tempatnya. Lantaran dirinya
hanyalah kepala pasukan dari empat atau lima puluh prajurit, dia tidak tahu bagaimana sepantasnya besikap.
“Terimalah.” Setelah diperbolehkan pergi oleh majikannya, Shimotsuke pun lega dan
mengangkat kepala lantas berkata, “Padahal saya belum melakukan sesuatu yang
berarti, tapi sudah diberi sake. Saya anggap ini karena kesetian leluhur saya. Bagi saya, ini kehormatan yang berlebihan. Saya mohon Tuan memberikan cangkir itu
agar kami berlima sesama klan dapat berbagi sake dari cangkir itu. Kelak bila
Universitas Sumatera Utara
pulang ke negeri kami, kawan-kawan dari klan kami yang lain juga dapat dibagi sake dari cangkir ini. Jika Tuan tidak keberatan, sudilah kiranya memeberi cangkir
itu kepada kami. ”
“Baiklah.” Sakitsugu mengeluarkan secarik kertas dari lipatan kimono di bagian dadanya,
membungkus cangkir dengan kertas tersebut, lantas memberikan kepada shimotsuke.
Analisis
Dari cuplikan di atas terlihat jelas indeksikal penyampaiaan pesan moral kesetian daimyo terhadap Shogun bagaimana Shimotsuke merasa terhormat
karena hanya di beri secangkir sake karena rasa taat dan patuh terhadap Sakitsugu. Dari cuplikan di atas bagaimana seorang bawahan meminta izin dengan sopan
terhadap atasannya apabila telah di beri izin barulah dia pergi melaksanakan tugas. Terlihat jelas ada rasa malu dan minder dari Saito, dia hanyalah seorang
prajurit rendahan, jadi harus bisa menjaga sikapnya. Menurut analisis penulis, perlakuan yang dilakukan oleh Shimotsuke
terhadap Sakitsugu, menujukkan sikap kesetian sorang dimyo terhadap Shogun meminta izin dengan sopan santun, merupan sikap seorang samurai dan menjaga
reputasi seorang Shogun yang telah dibagun bertahun-tahun.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Moral Kesetiaan Daimyo Kepada Shogun Cuplikan hal 26-29