Analisis
Gubernur Yamato menunduk dan menyatakan bahwa semuanya rela mati demi mempertahankan klan Uesugi, semuanya akan kami berikan untuk tuan jadi
kami tidak mungkin ragu kepada tuan itu lah yang di ucapkan Yamato, dari cuplikan cerita di atas kita bisa melihat bagaimana indeksikal penyampaiaan
pesan moral bagaimana sikap kesetiaan bertingkat yang terlihat pada cuplikan di atas bagai mana bentuk kesetian Gubernur secara tidak langsung kesetiaan itu
turun temurun dari atas sampai kebawah. Menunjukkan sikap kepedulian dan rela berkorban demi tuannya.
Menurut analisis penulis, dapat terlihat bagaimana seorang gubernur menyampaikan sikap kesetiaan tanpa batas, dan seluruh pasukan bergerak untuk
berperang demi mempertahankan harkat dan martabat tuannya. Untuk menjadi seorang samurai sejati harus taat, patuh dan membayar kepercayaan yang telah di
berikan.
3.2.4 Moral Kesetiaan Seluruh Masyarakat Jepang Kepada Kaisar Cuplikan hal 234-236
Pendeta Muroga adalah mantan petani. Dia mengenal baik daerah itu. Segera dia melompat naik ke kuda, berpacu meninggalkan markas. Setelah itu
Shingen memanggil Hara Hayato, lalu Pendeta Doki Yamamto Kansuke. Dengan tergesa-gesa mereka saling berbisik.
.................................... “Seluruh pasukan Echigo melihat kita di sebelah kanan mereka, berbaris
panjang berlapis-lapis, menuju sunagi sai dan tampak seperti meninggalkan kita.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi sebenarnya mereka berbentuk pusar raksasa bagaikan angin puyuh, mengendap-endap mendekati pasukan
kita”.
Analisis
Pendeta Muroga yang dulunya seorang petani memperlihatkan sikap kesetiaan terhadap samurai, bagaimana seluruh masyarat taat dan tunduk terhadap
aturan dan perintah dari atas, dari cuplikan cerita di atas kita dapat melihat indeksikal penyampaian pesan moral dari cuplikan di atas bagaimana sikap
seorang pendeta yang dulunya petani menjunjung tinggi kesetiaan terhadap pimpinan.
Menurut analisis penulis, sikap yang di perlihatkan oleh pendeta tersebut membuktikan sikap kesetiaan yang tergambar bagaimana dia melaksanakan tugas
yang di berikan untuk memantau di sanggupi oleh pendeta tersebut, menunjukkan bentuk kesetiaan yang berpusat dari atas ke bawah.
Cuplikan hal 258-265
Saat itu yang bergerak paling cepat adalah pasukan Gubernur Izumi Kakizaki. Baik sang komandan maupun prajurit rendahan, maupun prajurit tingkat
tinggi, dengan merundukkan kepala yang dilindungi helm perang, berlari membabi buta sambil berteriak kencang seiring derap langkah, tanpa peduli
peluru atau pun panah. Lalu, tabrak ..................................
Dengan cepat, bagaikan air yang melimpaah menghancurkan dasar kapal, dalam sekejap mata seluruh markas dikacaukan oleh prajurit Uesugi. Dari sela-
sela kabut, matahari pagi menyengat terlihat merah darah mayat-mayat prajurit yang berserakan.
Universitas Sumatera Utara
....................................... Tenkyu menyaksikannya pergi dengan pandangan penuh perasaan iba. Di
tubuh Doki sudah terlihat beberapa luka tusukan tombak dan bekas peluru. Meski begitu, dia sama sekali tidak ragu, segera melepaskan seruan parau, meneriakkan
sesuatu ke dalam debu peperangan.
Analisis
Dari cuplikan cerita di atas kita dapat melihat indeksikal penyampaiaan pesan moral kesetiaan dan pengabdiaan terlihat bagaimana seluruh pasukan
bergerak kemedan perang baik dari pasukan elit sampai dengan pasukan kelas bawah pergi bertempur melaksanakan kewajiban menunjukkan rasa kesetiaan
yang ditunjukkan dalam bentuk maju kemedan perang dan mengorbankan segala jiwa raga sesuai dengan falsafah samurai.
Menurut analisis penulis, dari cuplikan cerita diatas kita bisa melihat bagaimana semangat samurai yang terlihat, semua pasukan bergerak ke medan
perang demi mewujudkan impian dan melaksanakan kewajiban sebagai bentuk kesetian bawahan terhadap atasanya. Kita dapat melihat banyak yang terluka
bahkah tewas dalam pertempuran, tapi inilah impian para samurai mati saat perang dan membela tuan adalah suatau kebangaan yang tak ternilai.
Cuplikan hal 276-278
Hajikano Gengoro, samurai pemberani dari Kai, dan samurai yang termasyhur keberanianya gugur satu demi satu. Tenkyu Shigenobu, adik shingen
dan para komandan seperti Bungo Morozumi, Yamamoto Kensuke, Naito Shuri dan lainnya juga terbunuh.
Universitas Sumatera Utara
Chisaka Naizen, Icikawa Shuzen, Okuni Heima dan lain-lain, saat itu tersisa tujuh atau delapan orang. Mungkin yang lain terluka atau terbunuh
sehingga tidak terlihat di sekeliling Kenshin. “Ayo Ikuti Tuanku
“Memang Tuanku rupanya bertekad mewujudkan keinginannya yang sudah lama.”
Seketika para pasukan yang lain mengikutinya. Tetapi tentu saja, baik Kenshin maupun para pengikutnya yang tidak berlari tidak melaju di padang tanpa
orang. Dihadang di depan, di serang dari samping. Di kepung dari belakang. Mereka terus melaju sambil menendang, menusuk, dan menginjak tanpa akhir.
Analisis
Para samurai termasyhur mulai gugur satu demi satu pasukan elit dan rendahan banyak yang gugur di medan perang, kita bisa melihat indeksikal
penyampai pesan moral kesetiaan seluruh masyarakat jepang kita bisa melihat banyak yang gugur dimedan perang, kita melihat bentuk kesetiaan yang tak
terbatas. Kita dapat melihat meskipun telah banyak yang gugur, tapi itu tidak membuat mereka gentar dan takut untuk melawan musuh.
menurut analisis penulis, bentuk kesetian seluruh masyarakat Jepang terlihat jelas semua pasukan bergerak tanpa lelah ke medan perang, bentuk
kesetiaannya mereka terlihat jelas banyak pasukan yang gugur dan luka-luka tapi mereka tetap menjunjung tinggi etika bushido.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan hal 361
Tentu saja Yoshikiyo juga hadir dalam upacara peringatan besar-besaran hari ini.
Dia menyaksikan begitu banyak orang yang kehilangan anggota keluarga dalam perang Kawanakajima.
Ayah dan ibu, anak kecil yang ditinggal mati ayah, istri berwajah pucat yang menggendong bayi, keponakan laki-laki, paman, keponakan perempuan dan
seterusnya, banyak sekali anggota keluarga orang yang tewas berkumpul untuk upacara hari ini.
Selama kepala pendeta Tenshitsu, Soken dan pendeta lain membacakan kitab Hokke dan memanjatkan doa untuk orang-orang yang gugur dalam
peperangan, Yoshikiyo tidak dapat menengadah dan melihat mimbar.
Analisis
Dari cuplikan cerita di atas kita bisa melihat bagaimana penyampaian indeksikal moral kesetian yang tinggi, kita dapat melihat banyak pasukan yang
gugur di medan perang, banyak ibu-ibu dan anak-anak kehilangan kepala rumah tangganya yang gugur di medan perang. Sebagai bentuk rasa hormat diadakan
upacara penghormatan bagi para samurai yang gugur dimedan perang. Menurut analisis penulis, kita dapat melihat banyak pasukan yang gugur,
kita dapat melihat pengorbanan yang tak terbatas dari para samurai terhadap Kaisar, bentuk kesetiaan kita dapat melihat banyak pasukan yang gugur dalam
medan pertempuran. Sebagai bentuk rasa terima kasih Kaisar diadakan upacara penghormatan terakhir terdapa pasukan yang gugur.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan hal 365
“Pikirkanlah. Sejak zaman Onin, semua penguasa sadar akan kegelapan zaman di seluruh Jepang. Di daerah pesisir timur telah muncul klan Tokugawa
dan Oda. Di perairan barat ada klan Mori dan klan Ouchi. Di Koshu ada Shingen, di sini Kenshin, di Sagami ada Hojo, kemudian klan Imagawa mendadak musnah
di perbatasan Suruga dan Totomi. Seperti itulah keadaan Jepang yang sedang berubah pesat dan akan mewujudkan pembaruan drastis.
Analisis
Pada cupilkan cerita di atas terdapat indeksikal kesetian masyarakat jepang bagaimana telah di ceritakan di atas begitu banyak korban berjatuhan dalam
perang tersebut, dari cuplikan di atas kita dapat melihat bagaimana bentuk kesetian yang sesungguhnya ada dalam masyarakat jepang dan telah menjadi
suatu budaya dari bangsa Jepang meskipun nyawa harus jadi taruhannya mereka puas karena mati dalam keadaan terhormat.
Menurut analisis penulis, pada cerita di atas kita dapat melihat begitu banyak kerugian yang di sebabkan oleh perang tidak hanya materi tapi juga nyawa
juga jadi taruhannya. Tapi menurut masyarakat jepang apabila mati dalam medan perang merupakan suatu kebanggan tersendiri karena dalam etika Bushido mati
seperti itu merupakan mati terhormat dan merupan seoranag kesatria sejati.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan hal 380-385
Petani Koshu dapat bernapas lega. Penduduk kota bergerak. Para pedagang berkeliling membagi-bagikan garam. Orang yang melihat garam lalu
menggenggam benda putih itu dengan berlinang air mata. ............................
Selama dua tiga tahun ini Echigo dan Koshu masih tetap mempertahankan perbatasannya sebagai saingan yang sudah di takdirkan, namun untuk sementara
keduanya bergerak kearah yang berlawanan. “Inilah kesempatan terbaik. Para komandan di Kofu sedang berduka dan
sedih bagaikan kehilangan penerangan dalam kegelapan. Bila kita serbu, seluruh negeri mereka dapat di taklukkan dengan mudah.”
“Jangan, jangan. Kita hanya akan menjadi bahan tertawaan. Tetapi mungkin saja dalam tiga tahun mendatang pertahanan Kofu malah semakin kuat
daripada dulu. Setelah itu Kenshin mengirim anak buah tingkat tinggi ke Kastel Kaizu untuk
mengucapkan belasungkawa atas kematian Shingen.
Analisis
Dari cuplikan cerita di atas kita dapat melihat indeksikal penyampaian pesan moral bentuk kesetian dan menjaga harga diri, kita dapat melihat bagaimana
pasukan membagikan garam karena pasokan garam di daerah lain mulai menipis, padahal kekurangan garam itu terjadi di wilayah musuh. Dari cuplikan diatas kita
Universitas Sumatera Utara
juga dapat melihat bagaimana kesempatan dapat menyerang klan Takeda karena pada saat itu Shingen wafat, sehingga sebagian para komandan mengatakan untuk
menyerang klan Takeda yang sedang berduka, karena akan lebih mudah untuk menaklukannya.
Menurut analisis penulis, kita dapat melihat bentuk kesetian yang tergambar dari pasukan mereka membagikan garam ke wilayah musuh, kita juga
dapat melihat bagaimana Kenshin mencegah para komandannya untuk tidak menyerang klan Takeda yang sedang berduka, tetapi sebaliknya Kenshin
mengirim utusan ke klan Takeda untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas wafatnya Shingen.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN