72
2. Konservatif, merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam
menghadapi dua atau lebih alternatif dalam penyusunan laporan keuangan. Apabila lebih dari satu alternatif tersedia, maka sikap
konservatif ini cenderung memilih alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar. Masalah ini timbul jika ada lebih
dari satu alternantif, bisa juga timbul dalam hal suatu jumlah itu belum dapat dipastikan.
3. Sifat khusus suatu industri, yang mempunyai sifat-sifat khusus
seperti Bank, asuransi dan lain-lain, sering sekali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industri-industri lainnya juga karena
adanya peraturan-peraturan dari pemerintah terhadap industri-industri khusus, ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsip akuntansi
tertentu yang berbeda dengan yang umum digunakan.
Menurut Nurzaimah 2010:5 beberapa keterbatasan laporan keuangan yaitu:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan interim report laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan bukan merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang
kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau
berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
2.1.2 Auditing
a. Definisi Auditing
Menurut Mulyadi 2002:9 menyatakan bahwa Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan- pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, secara penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Universitas Sumatera Utara
73
Menurut Agoes 2004:1 menyatakan bahwa Auditing adalah Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Menurut Arens, Elder, dan Beasley 2006:4 menyatakan bahwa Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Menurut American Accounting Association AAA dalam Rahayu 2010:1 menyatakan bahwa
Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang
berhubungan dengan asersi asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian
antara asersi tersebut dan kriteria yang ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna informasi tersebut.
Berdasarkan definisi auditing secara umum tersebut memiliki unsur- unsur penting yang diuraikan berikut ini:
1. Suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau
prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan,
terorganisasi dan bertujuan.
2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif,
artinya proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha
serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.
3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya
pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.
4. Menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti
mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat
dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
74
5. Kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang
dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan berupa hasil akuntansi dapat berupa:
a.
peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif b.
anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen c.
prinsip akuntansi berterima umum PABU diindonesia
6. Penyampaian hasil atestasi, dimana penyampaian hasil dilakukan
secara tertulis dalam bentuk laporan audit audit report.
7. Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan
terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya pemegang saham, manajemen, kreditur, cal on investor,
organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak.
b. Jenis-Jenis Auditing