69
oleh peningkatan penggunaan transaksi kartu ATM dan ATMdebet yang mayoritas berasal dari transaksi tunai dan transfer intrabank dalam rangka persiapan
menghadapi hari raya Idul Fitri. Sedangkan peningkatan volume transaksi melalui APMK sebagian besar berasal dari transaksi tunai.
4.4 Perkembangan Uang Kartal di Indonesia
Pada tahun 2010, BI-RTGS melakukan transaksi uang kartal sedikitnya Rp174,3 triliun per hari. Sedangkan transaksi nontunai dengan alat pembayaran
menggunakan kartu APMK dan uang elektronik masing-masing nilai transaksinya hanya Rp8,8 triliun per hari yang dilakukan bank atau LSB
. Sedangkan perkembangan uang kartal yang diedarkan dimasyarakat tidak
terlepas dari perkembangan aktivitas perekonomian nasional dan pola musiman, dimana kenaikan permintaan uang kartal terjadi pada periode menjelang hari raya
keagamaan, libur, pendaftaran sekolah dan tahun baru. Selama tahun 2011. Permintaan uang kartal tertinggi terjadi pada tanggal 26 agustus yang bertepatan
dengan awal hari raya Idul Fitri yaitu mencapai Rp. 391,9 triliun. Sedangkan permintaan uang kartal terendah terjadi pada tanggal 24 maret 2011 yaitu mencapai
Rp. 285,7 triliun. Jumlah rata-rata uang kartal yang beredar harian selama tahun 2011 tercatat sebesar Rp. 320,4 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 16,9 dari rata-
rata uang kartal yang beredar pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 274,0 triliun. Laju pertumbuhan rata-rata uang kartal yang beredar dimasyarakat tersebut lebih
tinggi dari tahun 2010 sebesar 12,1. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya
Universitas Sumatera Utara
70
peningkatan perputaran dan pengendapan uang kartal sejalan dengan masih meningkatnya permintaan akan kebutuhan uang kartal di masyarakat.
Pada tahun 2012, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi, jumlah uang kartal yang diedarkan terus mengalami peningkatan. Kinerja perekonomian
domestik yang meningkat pada tahun 2012 perlu mendapat dukungan ketersediaan uang kartal sebagai salah satu alat pembayaran di masyarakat. Peran penting uang
kartal tersebut tercermin dari peningkatan beberapa indikator utama pengelolaan uang yaitu uang kartal yang diedarkan UYD dan aliran uang kartal melalui Bank
Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi, jumlah UYD terus mengalami peningkatan. Rata-rata harian UYD naik dari Rp. 320,37 triliun pada
tahun sebelumnya menjadi Rp. 370,61 triliun pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 15,68. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kebutuhan uang kartal
sebagai alat pembayaran tunai di masyarakat. Peningkatan ini dikonfirmasi pula dengan tambahan kebutuhan uang kartal net outflow sepanjang tahun 2012 sebesar
Rp. 63,29 triliun atau meningkat sebesar 16,80 dari tahunsebelumnya yaitu sebesar Rp. 54,19 triliun.
Sejalan dengan perkembangan UYD, rasio UYD terhadap konsumsi masyarakat khususnya rumah tangga juga mengalami peningkatan. Rasio UYD
terhadap konsumsi masyarakat pada tahun 2012 mencapai 33,64, naik dari tahun sebelumnya dengan rasio sebesar 31,97. Kenaikan rasio ini mengindikasikan bahwa
ditengah beragamnya pilihan alat pembayaran yang tersedia di masyarakat, uang
Universitas Sumatera Utara
71
kartal masih tetap menjadi salah satu pilihan utama masyarakat, khususnya rumah tangga dalam membiayai aktivitas konsumsinya. Di sisi lain, perkembangan pangsa
UYD di perbankan selama tahun 2012 masih melanjutkan tren penurunan pada tahun sebelumnya. Pangsa UYD di perbankan tercatat sebesar 15,50, turun dari tahun
2011 dengan pangsa pasar sebesar 15,76. Tren penurunan pangsa UYD di perbankan ini didorong oleh penerapan penyempurnaan ketentuan penyetoran dan
penarikan uang rupiah oleh bank umum di Bank Indonesia yang mulai diberlakukan pada bulan april 2011. Sebelum penerapan penyempurnaan ketentuan tersebut,
pangsa UYD di perbankan berada di kisaran 16. Kecenderungan penurunan pangsa UYD di perbankan memperlihatkan semakin efisiennya cash management di
perbankan serta makin optimalnya transaksi uang kartal antar bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan.
Pada tahun 2013, rata-rata harian uang kartal yang diedarkan UYD tercatat sebesar Rp. 420,9 triliun, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang
mencapai RP 370,6 triliun. Meningkatnya kebutuhan akan uang kartal pada tahun 2013 juga disebabkan oleh dampak dari berbagai kebijakan pemerintah yang
meningkatkan daya beli masyarakat, seperti kenaikan Upah Minimum Provinsi UMP, kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP, dan penyaluran Bantuan
Langsung Tunai Masyarakat BLTM. Selain itu, peningkatan kebutuhan uang kartal juga disebabkan tingginya aktivitas masyarakat terutama pada saat hari besar
keagamaan dan masa liburan. Menyikapi peningkatan kebutuhan uang kartal tersebut, Bank Indonesia selalu mengantisipasi dengan melakukan seluruh tahapan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
72
pengelolaan uang yakni perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, penarikanpencabutan dan pemusnahan uang rupiah dengan baik.
Tahap-tahap perkembangan jumlah uang kartal yang beredar periode Januari 2011-Juli 2014 akan diperlihatkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Uang Kartal Dalam Miliar Rupiah
Periode Januari 2011 – Juli 2014 Bulan
2010 2011
2012 2013
2014
Januari 211.811
247.481 286.242
326.829 380.074
Februari 211.708
245.327 280.103
321.483 367.651
Maret 205.083
241.618 287.046
331.169 377.433
April 211.390
252.013 290.861
324.333 372.334
Mei 214.695
254.066 294.768
334.033 380.472
Juni 222.828
261.504 314.670
347.146 381.644
Juli 228.239
275.437 315.375
383.932 452.769
Agustus 241.166
324.725 327.059
359.417 -
September 229.825
279.224 325.566
360.079 -
Oktober 235.709
281.341 326.119
363.797 -
November 238.500
279.066 327.069
375.823 -
Desember 260.227
307.760 361.967
399.632 -
Sumber: Bank Indonesia 2014
4.5 Perkembangan Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK