79
4.8 Hasil dan Pembahasan
4.8.1 Analisa dan Pengumpulan Data
Dengan melihat hubungan antara variabel bebas yaitu APMK beredar, kliring dan suku bunga terhadap variabel terikat yaitu permintaan uang kartal di Indonesia
maka digunakan autoregresif model. Analisis pembahasan ini dimaksud untuk mengetahui korelasi antara kedua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang dibuat, penulis mengajukan dalam bentuk analisis matematik apakah
permintaan uang kartal dipengaruhi oleh sistem pembayaran elektronik APMK beredar, kliring dan suku bunga sebagai indikatornya. Seberapa jauh tingkat
pencapaian data yang tersedia dalam pencapaian kebenaran akan dijelaskan dalam perhitungan serta pengujian masing-masing koefisien regresi, yaitu uji F, uji t yang
diperoleh dengan menggunakan program komputer eviews 5.1. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan diolah dengan
menggunakan program komputer eviews 5.1 terlihat hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Analisa Regresi Linear Berganda
Variable Coeficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
57210.63 31885.48
1.794253 0.0783
X1
0.003291 0.000121
27.10866 0.0000
X2
-0.005157 0.002789
-1.848879 0.0699
X3 241291.7
328116.7 0.735384
0.4652
R
2
0.926018
Universitas Sumatera Utara
80
Adj. R
2
0.920177
F-Statistik
158.5464 Sumber: Diolah dari data sekunder BI
Persamaan estimasi regresi : Y=α+�
1
�
1
− �
2
�
2
+ �
3
�
3
+ �
Y= 57210.63+0.003291 �
1
-0.005157 �
2
+241291.7 �
3
Berdasarkan model diatas variable apmk dan suku bunga deposito memiliki pengaruh positif masing masing yaitu 0.003291 dan 241291.7, sedangkan variable transaksi
kliring memiliki pengaruh negatif yaitu sebesar 0.005157 terhadap jumlah permintaan uang kartal di indonesia.
4.8.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 4.8.2.1 Uji Multikolinearitas
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas
Variable Coefficient
variables Uncentered VIF
Centered VIF
BUNGA 1.08E+11
120.2895 1.243685
KLIRING 7.78E-06
151.2461 1.004261
APMK 1.47E-08
28.74092 1.244892
C 1.02E+09
259.9465 NA
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi hubungan antar variabel bebas caranya dengan menggunakan VIF Variance Inflation Factors. Hasil
uji multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel kolom Centered VIF. Nilai VIF untuk variabel bunga, kliring dan APMK masing-masing sebesar 1,243685; 1,004261 dan
1,244892. Karena nilai VIF dari ketiga variabel tidak ada yang lebih besar dari10 atau
Universitas Sumatera Utara
81
5 banyak buku yang menyaratkan tidak lebih dari 10, tapi ada juga yang menyaratkan tidak lebih dari 5 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas
pada kedua variabel bebas tersebut. Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier denganOLS, maka model
regresi linier yang baik adalah yang terbebas dari adanya multikolinieritas.Dengan demikian, model di atas telah terbebas dari adanya multikolinieritas.
4.8.2.2 Uji Autokorelasi
Autokorelasi atau serial autokorelasi terjadi apabila term of errror µ dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Didalam model autoregresif untuk menguji
keberadaan autokorelasi digunakan h-statistik atau ujiLagrane Multiplier atau LM test.
Uji LM akan menghasilkan Statistik Breusch Godfrey. Pengujian Breusch Godfrey BG test dilakukan dengan meregres variabel pengganggu residual
menggunakan autoregresive model. Hasil pengujian LM test ini diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi
F-statistic
1.932023 Prob. F2,53
0.1549
Obs R-Squared
4.009188 Prob. Chi-Square2
0.1347
Nilai Prob. F2,53 sebesar 0,1549 dapat juga disebut sebagai nilai probabilitas F hitung. Nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 5 sehingga,
Universitas Sumatera Utara
82
berdasarkan uji hipotesis, H diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi. Sebaliknya, apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
terjadi autokorelasi.
4.8.3 Interpretasi Model
Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program eviews 5.1, diperoleh hasil estimasi sebagai berikut:
Y = 57210,63 + 0,003291X1 - 0.005157X2 + 241291.7X3 Hasil estimasi diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu
sistem pembayaran non tunai jumlah APMK beredar, transaksi kliring, suku bunga terhadap permintaan uang kartal sebagai berikut:
1. Jumlah APMK Beredar X1
Jumlah APMK yang beredar memiliki pengaruh yang terhadap permintaan uang kartal di Indonesia pada periode Januari 2011 – Juli 2014 dan besar koefisiennya
0,003291 artinya jika jumlah APMK beredar naik sebesar 1 maka akan menyebabkan naiknya tingkat permintaan uang kartal sebesar 0.003.
2. Jumlah Transaksi Kliring X2
Jumlah perputaran kliring memiliki pengaruh yang negatif terhadap permintaan uang kartal di Indonesia pada periode Januari 2011-Juli 2014 dan besar
koefisiennya 0.005157 artinya jika terjadi 1 kali transaksi kliring maka akan menyebabkan menurunnya tingkat permintaan uang kartal sebesar 0,005.
Universitas Sumatera Utara
83
3. Suku Bunga X3
Suku bunga memiliki pengaruh yang negatif terhadap permintaan uang di Indonesia pada periode Januari 2011-Juli 2014 dan besar koefisiennya 241291.7
artinya jika suku bunga naik sebesar 1 maka akan menyebabkan menurunnya permintaan uang kartal sebesar 2412917.
4.8.4 Uji Statistik 4.8.4.1 Uji Koefisien Determinasi R