38
2.1.5 Sistem Pembayaran dan Kebijakan Moneter
Awalnya sistem pembayaran dianggap tidak punya keterkaitan dengan hal lain sehingga kerap diabaikan. Akan tetapi sejalan dengan berjalannya
waktu, kian disadari betapa sistem pembayaran mempunyai peran instrumental sebagai infrastruktur pendukung pengendalian moneter.
Penyelenggaraan sistem pembayaran mempunyai keterkaitan yang sangat erat baik dengan aktivitas perbankan maupun dengan stabilitas moneter. Oleh
karena itu pembuatan arsitektur sistem pembayaran perlu disinergikan dengan kepentingan untuk senantiasa meningkatkan pelayanan jasa perbankan dan
upaya menjaga stabilitas moneter.Adanya keterkaitan yang sangat erat ini melatarbelakangi pemikiran mengapa fungsi penyelenggaraan dan
pengawasan sistem pembayaran di masukkan sebagai salah satu fungsi pokok bank Indonesia, selain di bidang moneter dan pengawasan bank. Ketiga fungsi
bank sentral tersebut merupakan pilar-pilar utama untuk menjamin terciptanya stabilitas keuangan dalam perekonomian.
Keterkaitan Dengan Bidang Moneter
Keterkaitan langsung antara sistem pembayaran dan pengendalian kebijakan moneter adalah karena pelaksanaan sistem pembayaran dapat
berpengaruh terhadap penggunaan uang di masyarakat. Transaksi pembayaran di antara pelaku ekonomi modern sering kali menggunakan dana di rekening
Universitas Sumatera Utara
39
bank. Hasil dari proses kliring dan settlement, yaitu rekening satu pihak bertambah atas beban rekening pihak lain.
Dengan demikian,sistem pembayaran adalah penghubung akttivitas ekonomi dan uang. Efisiensi penggunaan uang sangat tergantung dari efisiensi
sistem pembayaran. Sebagai contoh,time lag yang terjadi antara intruksi di lakukan dan penyelesaian pembayaran sangat bervariasi, dan berpengaruh
terhadap saldo rekening di bank serta kemampuan pelaku untuk melakukan transaksi lainnya. Pengaruh saldo rekening akibat dari time lag di kenal
sebagai float, yang merupakan faktor penting dalam keseimbangan money supply dan demand.
Pengembangan sistem pembayaran senantiasa di arahkan untuk terselenggaranya suatu sistem pembayaran yang efisien,cepat, dan aman. Hal
ini bukan hanya sangat penting bagi pelayanan jasa perbankan untuk memenuhi tuntutan pengguna jasa perbankan yang semakin dinamis tetapi
juga sangat penting dalam menunjang sistem pengaturan dan pengawasan bank serta bagi implementasi kebijakan moneter yang efektif dan efisien.
Sistem pembayaran yang efisien, cepat dan aman merupakan tulang punggung back bonetercapainya suatu operasi moneter yang efektif dan efisien.
Dalam pengendalian moneter tidak langsung seperti diterapkan di kebanyakan Negara dewasa ini termasuk Indonesia sejak 1983,proses
transmisi kebijakan sepenuhnya terjadi melalui dunia perbankan.kegagalan
Universitas Sumatera Utara
40
sistem setelmen antar bank secara langsung akan berdampak pada tidak tercapainya target target moneter dalam jangka pendek. Injeksi atau kontraksi
uang melalui operasi pasar terbuka tidak akan efektif kalau terjadi kegagalan dalam transaksi pembayaran sentelmen antar bank. Uang akan berhenti
mengalir dari satu pelaku ekonomi ke pelaku lainnya. Kegagalan setelmen yang bersifat sementara, dengan berbagai alasan,
bagaimana pun akan memberikan gejolak pada kondisi moneter karena akan terjadi gap liquiditas di pasar uang, pihak yang defisit tidak dapat ditutupi
oleh pihak yang surplus. Kegagalan setelmen yang berjangka lama dampaknya tentu akan semakin serius yang pada gilirannya dapat
menyebabkan terhentinya proses intermediasi perbankan dan lumpuhnya operasi moneter.
Dewasa ini, masalah masalah setelmen seperti ini sudah dapat diatasi dengan adanya inovasi teknologi informasi yang menyediakan infrastruktur
pendukung bagi terlaksananya suatu sistem pembayaran yang efisien,tepat,dan murah. Desain dari blue print sistem pembayaran nasional yang di buat tahun
1996 telah memerhatikan berbagai kepentingan di atas termasuk mengantisipasi perkembangan teknologi informasi. Akan tetapi mengingat
perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat dewasa ini,desain dari blue print SPN memerlukan penyesuaian dari waktu ke waktu.
Pengendalian Kebijakan Moneter
Universitas Sumatera Utara
41
Berkaitan dengan fungsi bank sentral dalam mengendalikan kebijaksanaan moneter, perhatian utama bank sentral adalah pelaksanaan
setelmen di bank sentral,karena setelmen merupakan muara seluruh transaksi keuangan. Melalui same day settlement bank- bank dapat dapat
memperkirakan kebutuhan liquiditasnya dengan cepat, demikian pula dengan bank sentral dapat mengetahui money supply dan demand yang sebenarnya.
Pengoperasian transfer uang antar bank secara otomasi, khususnya yang berjumlah besarautomated large value interbank funds transfer
merupakan komponen infrastruktur penting dalam pasar keuangan yang modern. Fungsi utamanya adalah mempercepat komunikasi,pemrosesan, dan
pelaksanaan sistem setelmen pembayaran. Dari sudut pandang makroekonomi,automated large value interbank
funds transfer dapat menjembatani kebutuhan pasar uang dan secara keseluruhan mempengaruhi kondisi moneter di suatu Negara. Karena melalui
otomasi transfer dana antar bank dalam jumlah besarautomated large value interbank transfer system informasi mengenai kondisi moneter Negara dapat
di ketahui secara akurat. Selain itu, penerapan kebijaksanaan moneter di suatu tempat dengan cepat akan memengaruhi daerah lain.
Dari sudut pandang mikroekonomi penerapan automated large value interbank transfer system akan meningkatkan kemampuan liquiditas bagi
bank bank maupun invidu lainnya. Pasar yang liquid dapat mengurangi
Universitas Sumatera Utara
42
ketergantungan bank bank terhadap bank sentral, dan meningkatkan penerapan reserve requirement yang berorientasi pada pasar.
Selain itu, pasar uang antar bank yang liquid dapat meningkatkan fleksibilitas penerapan kebijaksanaan moneter bank sentral. Kondisi pasar
uang yang liquid memungkinkan bank sentral dapat menerapkan kebijaksanaan moneter secara langsung dan akurat, selain itu memungkinkan
bank- bank dengan cepat menyesuaikan posisi reserve requirementnya. Di samping itu, baru di sadari pula bahwa sistem pembayaran itu
sendiri mengandung resiko instabilitas. Ini kalau tidak di pahami,dan karena itu tidak di handle dengan benar, akan mengakibatkan instabilitas yang lain.
Resiko- resiko yang terkandung di dalam setiap sistem pembayaran terutama sitem yang menghandle pembayaran pembayaran antar bank yang bernilai
besar-besar, cukup ragam, mulai dari resiko liquiditas dan resiko kredit sampai resiko hukum dan resiko reputasi. Yang paling di takuti adalah resiko
sistemiksystemic risk. Kalau yang terakhir ini terjadi maka ia bisa menumbangkan atau paling tidak menimbulkan kerugian yang tidak sedikit
terhadap para playernya dan bahkan bisa mengakibatkan kerugian besar bagi penyelenggra sistem itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
43
2.2 Tingkat Bunga