86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel X1 yaitu Jumlah APMK yang beredar memiliki pengaruh yang positif terhadap permintaan uang kartal di Indonesia dan besar koefisiennya 0,003291
artinya jika jumlah APMK beredar naik sebesar 1 maka akan menyebabkan naiknya tingkat permintaan uang kartal sebesar 0.003. variable apmk
berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan uang kartal di indonesia 2. Variabel X2 yaitu Jumlah perputaran kliring memiliki pengaruh yang negatif
terhadap permintaan uang kartal di Indonesia dan besar koefisiennya 0.005157 artinya jika terjadi 1 kali transaksi kliring maka akan menyebabkan menurunnya
tingkat permintaan uang kartal sebesar 0,005. Variable transaksi kliring tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan uang kartal di indonesia.
3. Variabel X3 yaitu Suku bunga deposito memiliki pengaruh yang negatif terhadap permintaan uang di Indonesia dan besar koefisiennya 241291.7 artinya jika suku
bunga naik sebesar 1 maka akan menyebabkan menurunnya permintaan uang kartal sebesar 2412917. Variable transaksi suku bunga deposito tidak
berpengaruh signifikan.
Universitas Sumatera Utara
87
4. Berdasarkan uji �
2
tingkat permintaan uang kartal dipengaruhi secara bersama- sama oleh jumlah APMK beredar, jumlah transaksi kliring dan tingkat suku
bunga sebesar 95. Hal ini berarti transaksi elektronik sangat berpengaruh besar terhadap permintaan uang kartal. Karena dengan semakin meningkatnya
transaksi uang elektronik maka dapat mengurangi jumlah uang kartal yang beredar sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemerintah.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian tersebut diatas, maka penulis memberikan saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan terutama yang
berhubungan dengan permintaan uang kartal di Indonesia. 1. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral harus tetap memegang teguh tanggung
jawabnya sebagai otoritas moneter dalam menetapkan kebijakan moneter di Indonesia karena dengan demikian stabilitas moneter di Indonesia dapat terkendali, jumlah uang
kartal tidak berlebihan sehingga inflasi dapat terkendali. 2. Melihat adanya pengaruh yang signifikan antara transaksi elektronik terhadap
permintaan uang kartal, maka Bank Indonesia harus mampu mengendalikan jumlah transaksi non tunai yg berlebihan di masyarakat agar stabilitas moneter tetap terjaga.
Universitas Sumatera Utara
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA