75
4.6 Perkembangan Transaksi Menggunakan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia SKNBI
Selama semester I tahun 2012, rata-rata harian nilai dan volume transaksi SKNBI sebesar Rp. 8,3 triliun dan 410.059 transaksi dengan total nilai dan volume
transaksi SKBNI selama semester I tahun 2012 mencapai Rp. 1.048 triliun dan 51,2 juta transaksi. Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,
baik dari sisi nilai dan volume mengalami peningkatan masing-masing sebesar 10 dan 8.
Aktivitas transaksi pembayaran melalui SKNBI selama semester I 2013 menunjukkan terjadinya penurunan pada sisi volume dan peningkatan pada sisi nilai
jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Selama semester I 2013, rata-rata harian nilai dan volume transaksi SKNBI sebesar Rp. 9,39
triliun dan 409,10 ribu transaksi dengan total nilai dan volume transaksi selama semester I tahun 2013 mencapai Rp. 1.153,52 triliun dan 50,29 juta transaksi. Bila
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, baik dari sisi nilai dan volume, masing-masing mengalami peningkatan pada sisi nilai sebesar 10 dan
penurunan pada sisi volume sebesar 2. Aktivitas transaksi melalui SKNBI selama semester I 2014 menunjukkan
adanya peningkatan baik dalam segi volume maupun nilai transaksi. Pada semester I 2014, volume transaksi SKNBI tercatat sebanyak 51,97 juta transaksi. Angka tersebut
meningkat sebesar 3,34 dari tahun sebelumnya dengan periode yang sama yaitu sebesar 50,29 juta transaksi. Peningkatan tersebut tidak hanya terjadi dalam segi
Universitas Sumatera Utara
76
volume melainkan juga dalam segi nilai. Pada semester I 2014 nilai transaksi SKNBI tercatat sebesar Rp. 1.378,53 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 19,51 dari
nilai transaksi tahun sebelumnya dengan periode yang sama yaitu sebesar Rp. 1.153,52 triliun.
Gambaran perkembangan perputaran Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia SKNBI dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Perkembangan Perputaran Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia SKNBI
Periode Januari 2011 – Juli 2014 Bulan
2010 2011
2012 2013
2014
Januari 6.640.527
7.379.689 7.934.083
8.432.659 8.176.571
Februari 6.333.695
6.935.983 7.917.477
7.768.430 8.287.064
Maret 8.005.266
8.084.160 8.509.416
7.859.164 8.392.959
April 7.272.648
7.610.259 8.719.914
8.984.454 8.894.575
Mei 7.125.832
8.531.283 9.056.866
7.798.818 8.459.241
Juni 7.889.807
7.937.411 9.093.312
7.765.599 9.185.770
Juli 7.846.841
8.667.885 9.637.891
9.165.106 9.074.686
Agustus 8.290.234
8.705.439 8.794.513
7.441.003 -
September 6.984.643
8.058.604 8.241.212
8.604.511 -
Oktober 7.302.475
8.286.140 9.632.170
9.046.902 -
November 8.100.319
8.550.967 9.020.276
8.690.959 -
Desember 8.968.272
10.112.904 9.540.838
10.013.207 -
Sumber: Bank Indonesia 2014
4.7 Perkembangan Suku Bunga Deposito di Indonesia Suku bunga merupakan salah satu instumen kebijakan moneter yang dilakukan
oleh Bank Indonesia terkait dengan pengendalian inflasi di Indonesia. Menaikkan dan menurunkan suku bunga merupakan bagian dari politik diskonto yang dilakukan
Bank Indonesia untuk mengendalikan laju inflasi. Kebijakan untuk menaikkan dan
Universitas Sumatera Utara
77
menurunkan tingkat suku bunga tersebut diambil dengan melihat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Kebijakan untuk menaikkan dan menurunkan suku bunga tabungan juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jika jumlah
uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak maka Bank Indonesia menetapkan kebijakan untuk menaikkan suku bunga agar masyarakat berlomba-lomba menabung
di bank sehingga uang yang beredar di masyarakat dapat diserap. Jika uang yang di masyarakat sudah berkurang maka laju inflasi dapat terkendali. Dan sebaliknya, jika
uang yang beredar di masyarakat sedikit maka Bank Indonesia akan menetapkan kebijakan untuk menurunkan tingkat suku bunga tabungan. Hal tersebut dilakukan
guna menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jika tingkat suku bunga tabungan rendah maka masyarakat akan berlomba-lomba menarik uangnya dari bank.
Menambah jumlah uang yang beredar dimasyarakat dapat mengatasi deflasi atau resesi.
Suku bunga tabungan tahunan di Indonesia pada akhir tahun 2011 sebesar 6,35 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,83. Pada akhir
tahun 2012 suku bunga tabungan juga mengalami penurunan sebesar 0,77 menjadi 5,58. Dan pada akhir tahun 2013, suku bunga kembali naik sebesar 2,34 menjadi
7,92. Hingga akhir semester I 2014 suku bunga tabungan mencapai 8,41. Inflasi pada umumnya dipengaruhi oleh jumlah uang beredar, khususnya
jumlah uang beredar dalam arti sempit M1. Relatif rendahnya inflasi di negara- negara maju, disebabkan oleh relatif rendahnya pertambahan uang beredar,
Universitas Sumatera Utara
78
khususnya M1. Tetapi kontrol jumlah uang beredar tidak akan efektif jika tidak didukung oleh lembaga keuangan yang sehat dan modern. Lembaga-lembaga inilah
yang terus menerus melakukan inovasi keuangan, khususnya pengembangan istrumen keuangan dalam sistem transaksi, yang memungkinkan pasar uang bekerja lebih
efisien. Bagi pemerintah, khususnya bank sentral, pasar keuangan yang sudah maju dan efisien akan bermanfaat bagi terciptanya efektivitas pelaksanaan kebijakan
ekonomi, khususnya kebijakan moneter. Perkembangan suku bunga tabungan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Perkembangan Suku Bunga Deposito Dalam Persen
Periode Januari 2011 – Juli 2014 Bulan
2010 2011
2012 2013
2014
Januari 6,50
6,72 6,26
5,49 7,89
Februari 6,50
6,72 5,97
5,43 7,98
Maret 6,50
6,83 5,66
5,51 7,99
April 6,50
6,80 5,42
5,42 8,10
Mei 6,50
6,85 5,35
5,53 8,16
Juni 6,50
6,82 5,39
5,60 8,32
Juli 6,50
6,86 5,39
5,90 8,41
Agustus 6,50
6,80 5,42
6,19 -
September 6,50
6,83 5,40
6,73 -
Oktober 6,50
6,75 5,49
7,10 -
November 6,50
6,56 5,42
7,28 -
Desember 6,50
6,35 5,58
7,29 -
Sumber: Bank Indonesia 2014
Universitas Sumatera Utara
79
4.8 Hasil dan Pembahasan