Ruang Lingkup Pelayanan Jampersal Paket Manfaat dan Tata Laksana Pelayanan Jampersal

2.5.1. Ruang Lingkup Pelayanan Jampersal

Adapun ruang lingkup pelayanan Jampersal terdiri dari pelayanan persalinan tingkat pertama, pelayanan Persalinan Tingkat Lanjutan dan Pelayanan Persiapan Rujukan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2562MENKESPER XII2011.

2.5.2 Paket Manfaat dan Tata Laksana Pelayanan Jampersal

Manfaat yang diterima oleh penerima Jampersal sebagaimana diuraikan dibawah ini, sedangkan pada peserta Jamkesmas dijamin berbagai kelainan dan penyakit. Manfaat pelayanan Jampersal meliputi: 1. Pemeriksaan Kehamilan ANC Pemeriksaan kehamilan ANC yang dibiayai oleh program ini mengacupada buku Pedoman KIA, dimana selama hamil, ibu hamil diperiksa sebanyak 4 kali disertai konseling KB dengan frekuensi 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga. Pemeriksaan kehamilan yang jumlahnya melebihi frekuensi diatas padatiap-tiap triwulan tidak dibiayai oleh program ini.Penyediaan obat-obatan, reagensia dan bahan habis pakai yang diperuntukkan bagi pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas, dan KBpasca salin serta komplikasi yang mencakup seluruh sasaran ibu hamil,bersalin, nifas dan bayi baru lahir menjadi tanggung jawab PemdaDinas Kesehatan Kab Kota. Pada Jampersal dijamin penatalaksanaan komplikasi kehamilan antara lain penatalaksanaan abortus imminen, abortus inkompletus dan missedabortion, penatalaksanaan mola hidatidosa, penatalaksanaan hiperemesis gravidarum, penanganan kehamilan Universitas Sumatera Utara ektopik terganggu, hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsi dan eklamsi, perdarahan pada masa kehamilan, decompensatio cordis pada kehamilan, pertumbuhan janin terhambat PJT: tinggi fundus tidak sesuai usiakehamilan dan penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang mengancamnyawa. 2. Penatalaksanaan Persalinan a. Persalinan per vaginam yang meliputi persalinan per vaginam normal, persalinan per vaginam melalui induksi, persalinan per vaginam dengan tindakan, persalinan per vaginam dengan komplikasi dan persalinan per vaginam dengan kondisi bayi kembar. Persalinan pervaginam dengan induksi, dengan tindakan, dengan komplikasi serta pada bayi kembar dilakukan di Puskesmas PONED danatau RS. b. Persalinan per abdominam yaitu seksio sesarea elektif terencana, atas indikasi medis, seksio sesarea segera emergensi, atas indikasi medis dan seksio sesarea dengan komplikasi perdarahan, robekan jalanlahir, perlukaan jaringan sekitar rahim, dan sesarean histerektomi. c. Penatalaksanaan Komplikasi Persalinan yaitu Perdarahan, Eklamsi, Retensio plasenta, penyulit pada persalinan, infeksi, penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin d. Penatalaksanaan bayi baru lahir yang meliputi perawatan esensial neonatus atau bayi baru lahir dan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan komplikasi. e. Lama hari inap minimal di fasilitas kesehatan yaitu persalinan normal dirawat inap minimal 1 satu hari, persalinan per vaginam dengan tindakan dirawat inap minimal 2 dua hari dan persalinan dengan penyulit post sectio caesaria dirawat Universitas Sumatera Utara inapminimal 3 tiga hari. Pencatatan pelayanan pada ibu dan bayi baru lahir tercatat pada registrasi ibu hamil dan pencatatan di Buku KIA, Kartu Ibu, dan Kohort ibu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2562 MENKESPERXII2011. 3. Pelayanan Nifas Post Natal Care a. Tatalaksana pelayanan Pelayanan nifas PNC sesuai standar yang dibiayai oleh program iniditujukan pada ibu dan bayi baru lahir yang meliputi pelayanan ibunifas, pelayanan bayi baru lahir, dan pelayanan KB pasca salin.Pelayanan nifas diintegrasikan antara pelayanan ibu nifas, bayi barulahir dan pelayanan KB pasca salin. Tatalaksana asuhan PNCmerupakan pelayanan Ibu dan Bayi baru lahir sesuai dengan BukuPedoman KIA. Pelayanan bayi baru lahir dilakukan pada saat lahir dan kunjungan neonatal.Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali, masing-masing 1 kali pada kunjungan pertama untuk Kf1 dan KN1 6 jam sd hari ke-2, kunjungan kedua untuk KN2 hari ke-3 sd hari ke-7, kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 hari ke-8 sd hari ke-28, kunjungan keempat untuk Kf3 hari ke-29 sd hari ke-42. Pelayanan KB pasca persalinan dilakukan hingga 42 hari pascapersalinan. Pada Jampersal dijamin penatalaksanaan komplikasi nifasantara lain pada perdarahan, Sepsis, Eklampsi, Asfiksia, Ikterus, BBLR, Kejang, Absesinfeksi diakibatkan oleh komplikasi pemasangan alatkontrasepsi dan penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu dan bayi baru lahirsebagai komplikasi persalinan. Pelayanan nifas dijamin sebanyak 4 kali, terkecuali Universitas Sumatera Utara pelayanan nifas dengan komplikasi yang dirujuk ke rumahsakit, maka pelayanan nifas dilakukan sesuai pedoman pelayanan nifas dengan komplikasi tersebut. b. Keluarga Berencana KB 1 Jenis Pelayanan KB Pelayanan Keluarga Berencana pasca salin antara lain kontrasepsi mantap, Kontap, IUD, Implant, dan Suntik. 2 Tatalaksana Pelayanan KB dan ketersediaan Alokon sebagai upaya untuk pengendalian jumlah penduduk danketerkaitannya dengan Jampersal, maka pelayanan KB pada masa nifas perlu mendapatkan perhatian. Tatalaksana pelayanan KB mengacu kepada Pedoman Pelayanan KB dan KIA yang diarahkan pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP atau Kontrasepsi Mantap Kontap sedangkan ketersediaan alatdan obat kontrasepsi alokon KB ditempuh dengan prosedursebagai berikut : a Pelayanan KB di fasilitas kesehatan dasar dengan ketentuan bahwa alokon disediakan oleh BKKBN terdiri dari IUD, Implant,dan suntik. Puskesmas membuat rencana kebutuhan alat dan obatkontrasepsi yang diperlukan untuk pelayanan KB diPuskesmas maupun dokterbidan praktik mandiriyangikut program Jampersal. Selanjutnya daftar kebutuhan tersebut dikirimkan ke SKPD yang mengelola program keluarga berencana di KabupatenKota setempat. Dokter dan bidan praktik mandiri yang ikut program Jampersal membuat rencana kebutuhan alokon untuk pelayanan keluarga berencana dan kemudian diajukan permintaan ke Puskesmas yang ada di wilayahnya. Puskesmas setelah Universitas Sumatera Utara mendapatkan alokon dari SKPD Kabupaten Kota yang mengelola program KB selanjutnya mendistribusikan alokon ke dokter dan bidan praktik mandiri yang ikut program Jampersal sesuai usulannya. Besaran jasa pelayanan KB diklaimkan pada program Jampersal. b Pelayanan KB di fasilitas kesehatan lanjutan dengan ketentuan bahwa alat dan obat kontrasepsi alokon disediakan oleh BKKBN. Rumah Sakit yang melayani Jampersal membuat rencana kebutuhan alat dan obat kontrasepsi yang diperlukan untuk pelayanan Keluarga Berencana KB diRumah Sakit tersebut dan selanjutnya daftar kebutuhan tersebut dikirimkan ke SKPD yang mengelola program keluarga berencana di KabupatenKota setempat. Jasa pelayanan KB di pelayanan kesehatan lanjutan menjadi bagian dari penerimaan menurut tarif INA CBG’s. Agar pelayanan KB dalam Jampersal dapat berjalan denganbaik, perlu dilakukan koordinasi yang sebaik-baiknya antara petugas lapangan KB PLKB, fasilitas kesehatan PuskesmasRumah Sakit, Dinas Kesehatan selaku Tim Pengelola serta SKPD KabupatenKota yang menangani program keluarga berencana serta BKKBN Provinsi. Pemberi Pelayanan Jampersal yang melakukan pelayanan KB pasca salin wajib membuat pencatatan dan pelaporan alat dan obat kontrasepsi yang diterima dan digunakan sesuai format pencatatan dan pelaporan dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan KabKota, dan SKPD yang mengelola program keluarga berencana di KabupatenKota setempat Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2562MENKESPERXII2011. Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Pendanaan Jampersal

Dokumen yang terkait

Gambaran Kualitas Pelayanan Antenatal Dan Cakupan K4 di Puskesmas Kabupaten Samosir Tahun 2006

0 30 66

Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Di Puskesmas Panei Tongah Kabupaten Simalungun)

21 141 102

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009

0 27 68

PERSEBARAN KERENTANAN BAHAYA BANJIR DI KELURAHAN PANEI TONGAH KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 24

ANALISIS HUBUNGAN PENYULUHAN DAN PELAYANAN ANTENATAL DENGAN CAKUPAN KUNJUNGAN 4 DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - UDiNus Repository

0 0 2

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN PERSALINAN DALAM MENINGKATKAN CAKUPAN PERSALINAN TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2013 | Putro | Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia 3208 5468 1 SM

0 0 6

Determinan Kinerja Petugas dalam Pencapaian Cakupan Imunisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen Tahun 2015

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan (Policy) 2.1.1. Pengertian - Analisis Implementasi Kebijakan Jampersal dalam Pencapaian Cakupan Kunjungan Antenatal dan Pencapaian Cakupan Peserta KB Paska Persalinan di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupate

0 0 46

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Analisis Implementasi Kebijakan Jampersal dalam Pencapaian Cakupan Kunjungan Antenatal dan Pencapaian Cakupan Peserta KB Paska Persalinan di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2013

0 0 12

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMPERSAL DALAM PENCAPAIAN CAKUPAN KUNJUNGAN ANTENATAL DAN PENCAPAIAN CAKUPAN PESERTA KB PASKA PERSALINAN DI PUSKESMAS PANEI TONGAH KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2013 TESIS

0 0 17