4.1.3 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Panei terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu Pustu dan Pos Kesehatan Desa Poskesdes.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Sarana Kesehatan di Kecamatan Panei Tahun 2011 No
Sarana Kesehatan Jumlah Unit
1. Puskesmas Panei Tongah
1 2.
Puskemas Pembantu 4
3. Poskesdes 1
Jumlah 6
Sumber : Profil Kesehatan Kecamatan Panei tahun 2011
4.1.4 Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang terdapat di Kecamatan Panei pada tahun 2011 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2011 No.
Tenaga Kesehatan Jumlah Orang
1. Dokter Umum
2 2.
Dokter Gigi 1
3. Bidan
39 4.
Perawat 5
5. Tenaga Gizi
2 6.
Tenaga Kesehatan Masyarakat 3
7. Tenaga Sanitasi
1
Jumlah 53
Sumber :Profil Kesehatan Kecamatan Panei tahun 2011
4.2 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 informan yang terbagi menjadi dua yaitu informan kunci terdiri dari 1 kepala puskesmas, 1 bidan koordinator dan 2
Universitas Sumatera Utara
bidan desa. Sedangkan, informan pokok terdiri 4 ibu yang menggunakan Jampersal. Karakteristik informan kunci dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.5 Karakteristik Informan Kunci Informan
Stakeholders Umur
Lama bekerja Pendidikan
1 Kapus Panei Tongah 40 tahun
12 tahun S1 Kedokteran
2 Bidan Koordinator
Panei Tongah 42 tahun
11 tahun D3 Kebidananan
3 Bidan Desa Panei
Tongah 40 tahun
18 tahun D3 Kebidanan
4 Bidan Desa Panei
Tongah 36
9 tahun D3 Kebidanan
5 Bidan Desa Rawang
38 10 tahun
D3 Kebidanan Karakteristik Informan Kunci dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Karakteristik Informan Pokok Informan
Umur Pekerjaan
Paritas Pendidikan
1 25 tahun
Ibu rumah tangga
2 SMP
2 28 tahun
Ibu rumah tangga
1 D3 Keperawatan
3 29 tahun
Kader Posyandu 2
SMA 4
28 tahun Buruh ladang
4 SMA
4.3 Informan Kunci 4.3.1 Kebijakan Jampersal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 informan kunci mengetahui semua manfaat yang sediakan Jampersal, dan 3 informan lainnya tidak mengetahui bahwa
KB merupakan salah satu manfaat yang diberikan pada Program Jampersal. Prosedur mendapatkan Jampersal cukup mudah, hanya dengan melampirkan KTP Kartu
Tanda Penduduk dan KK Kartu Keluarga bagi yang tidak memiliki bisa melapor ke
Universitas Sumatera Utara
Kelurahan dan meminta resi. Banyak respon masyarakat mengenai program Jampersal mulai dari respon yang baik karena adanya biaya gratis untuk pelayanan
ibu hamil dan melahirkan dan sebagian juga merespon kurang baik, yaitu masih ragu atau percaya tidak percaya bahwa ada program pemerintah yang memberikan
kemudahan kepada ibu hamil untuk merasakan pelayanan kesehatan secara gratis. Target penggunaan Jampersal di Puskesmas Panei Tongah cukup besar sekitar 4000-an,
dan cakupannya semakin naik. Semua manfaat dari Jampersal diterima oleh ibu, tetapi tergantung dari pengetahuan kader yang menangani, semakin mengerti kader
akan manfaat Jampersal, semakin banyak manfaat yang akan diterima ibu. Cakupan persalinan di puskesmas Panei Tongah tidak terlalu besar sekitar 60, ini di
karenakan ada sebagian penduduk pendatang yang melahirkan di luar wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah, sehingga sulit di deteksi. Pelayanan Jampersal yang
diberikan petugas kesehatan menurut setiap penjelasan setiap informan dinyatakan baik cara penanganannya. Penjelasan dapat dilihat pada Matriks 1 yaitu:
Matriks 1. Kebijakan Jampersal Informan
Pernyataan
Kapus Panei Tongah
“Banyak ya, yang terpenting itu dikhususkan bagi ibu hamil mulai dari
pemeriksaan kehamilan,
melahirkan, hingga
pasca melahirkan, yaitu penggunaan KB dan semua gratis tidak dipungut
biaya apapun, tapi kalau kurang lengkap penjelasan saya, coba tanyakan kepada bidan k
oordinator ya.” “Mudah, Cuma butuh KTP dan KK, tapi jika tidak memiliki
masyarakat bisa mengurus resi di kelurahan, itu juga boleh .”
“Respon masyarakat baik dengan adanya Jampersal. Walaupun Jampersal diperuntukan bagi semua kalangan masyarakat, tetapi
di Kecamatan inipeminatnya rata-rata orang yang kurang mampu. Sehingga, masyarakat yang kurang mampu, bisa menikmati
Universitas Sumatera Utara
fasilitas kesehatan khususnya fasilitas atau pelayanan untuk masa kehamilan hingga melahirkan
.” “Ehhh,,,, sekitar 4000an, data pastinya saya kurang tahu, karena
laporannya belum disusun, data dari bidan juga belum dikumpulkan
Belum ada penyusunan laporan, jadi saya belum bisa memberi kepastian, yang past
inya cakupannya makin meningkat.” “Seperti tadi yang sudah saya sampaikan, manfaat diterima oleh
ibu hamil yaitu mulai dari pemeriksaan, persalinan dan pasca persalinan, semua diberikan cuma-
cuma.” “Cakupannya sekitar 60an, ini karena ada beberapa ibu hamil
yang memang melakukan pemeriksaan di puskesmas ini, tapi pada saat melahirkan mereka lebih memilih rumah sakit, sehingga tidak
terdata.” “Sangat baik, tidak ada perbedaan”
Bidan Koordinator
“Ya,,,, Jampersal itu kan untuk ibu hamil, bersalin, dan setelah melahirkan”
“Tidak sulit, yang penting masyarakatnya punya KTP dan KK. Kalau tidak ada ya,,,,,, minta resi dari kelurahan aja, pokoknya
tanda tinggal di Desa inilah.” “Responnya??? Penggunanya masih positiflah, senanglah
masyarakat disini apalagi buat masyarakat yang kurang mampu.”
“Targetnya sekitar 4000 an kayaknya, pastinya kurang tau, dek,,,” “Wah kalau itu saya kurang tau pastinya, belum saya susun
laporannya, kalau mau tau jelasnya namanya, alamatnya buku KIA nya ambil aja itu di lemari saya itu dek,,,,lengkap itu dek, kalau
gak sempat kau baca semua, sore-sore kau datang lagi
,” “Ibu-ibu yang hamil itu gak bayar periksanya, melahirkanpun
datang ke puskesmas tidak bayar, pakai KB pun setelah partus tidak bayar, kalau mau.”
“Seingat saya antara 50-60 lah, karena banyak dari mereka periksanya di sini. Tapi saat melahirkan mereka di rumah sakit.”
“Pelayanan baguslah, namanya membantu melahirkan, harus bagus.”
Bidan desa “Buat ibu-ibu hamil itu, dari hamil sampai melahirkan. Oh KB ya,
kalau itu saya tidak tahu, ada ya,,,??? Belum ada yang pernah gunakan
.” “Cuma KTP aja dek, oh ya ama KK juga, tak ribet. Andaikata tidak
ada, ngurus surat aja di kelurahan, langsung dikasinya ama orang itu
.” “Masyarakatnya kurang begitu paham, agak kebingungan karena
Universitas Sumatera Utara
melahirkan itu, mungkin mereka tak percaya penanganannya karena gratis.
” “Target ya, urusan bidan koordinator. Ya saya hanya mengerjakan
tugas saya aja, nanti tanyakan aja bidan koodinatornya dek ,,”
“Itu juga saya tidak tahu dek, lupa saya laporannya belum saya buat, nantilah ya saya kasih,,,,,
”, “Yang disediakan Jampersal, periksa kehamilan melahirkan
Petugasnya baik dalam menangani pasien Jampersal.”
Bidan desa “Manfaatnya?? yang pasti untuk ibu hamil dan melahirkan. Kalau
KB saya kurang tahu, memang ada ya? Coba nanti tanyakan aja di Puskesmas ya dek.
” “Syaratnya KTP ama KK aja. Pokoknya identitas bahwa penduduk
disini, itukan bisa diurus di kantor kelurahan.”
“Sepertinya kurang percaya, entah kayakmana orang itu, gratispun tak percaya, ya mungkin karena banyak yang tidak tahu juga
.” “Aduh kalau target saya kurang tahu dek, coba tanyakan bidan
koordinator saja .”
“Belum saya susun laporannya dek, tak tahu saya pastinya berapa,,,,
“Memeriksakan kehamilannya mulai kasih vitamin dan sebagainya, dan paling utama melahirkan gratis
.” “Ehm,,, cakupan ya??? Itu saya tidak tahu, bidan koordinator itu
yang taulah dek .”
“Baik-baiknya pelayanan kami, taknya kami bedakan orang itu.” Bidan desa
“Ibu hamil itu dapat manfaat hamil ama melahirkan aja. KB??? emang ada ya, itu di Jampersal? Kok aku baru tau,,,
” “Prosedurnya gampang KTP aja ama KK.”
“Masyarakat di sini kurang banyak yang berminat dan tidak banyak yang tau tentang Jampersal ini. Yang pakai Jampersal,
percaya tidak percaya masa semua gratis, takut juga mereka .”
“Kalau target tidak tahu aku dek,,, tanya Bidan Koordinator aja, tanggung jawab dianya itu. Kami kan hanya melaksanakan aja.
” “Tidak tahu juga aku dek,, tanya Bidan Koordinator ajalah itu,
Periksa kehamilan sama melahirka n.”
“Cakupan tak tahu aku dek, semua di laporkannya itu di Puskesmas
Baik-baiknya semua, tak di beda-bedakan .”
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Pencapaian Cakupan K1 Kunjungan Pertama
Hasil penelitian menunjukkan informan kunci menyatakan bahwa semua pelayanan kunjungan pertama ibu hamil diberikan seperti pemeriksaan, penimbangan
berat badan, pengukuran usia kehamilan dan pemberian vitamin bagi ibu hamil. Respon masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah sangat baik terhadap
kunjungan pertama dengan menggunakan Jampersal. Cakupan K1 di puskesmas juga meningkat menjadi 95 . Program Jampersal sangat berperan dalam peningkatan
pelayanan K1 sehingga target cakupan K1 di Puskesmas Panei Tongah tercapai. Hal ini dikarenakan, program Jampersal memberikan bantuan pelayanan kesehatan ibu
hamil hingga melahirkan nantinya, dimana semua pembiayaannya di tanggung pemerintah guna meningkatkan status kesehatan ibu dan bayinya. Penjelasan
cakupan K1 dapat dilihat pada Matriks 2 yaitu:
Matriks 2. Pencapaian Cakupan K1 Kunjungan Pertama
Informan Pernyataan
Kapus Panei
Tongah “Ya pemeriksaan ibu hamillah, tapi kalau mau tau lebih jelasnya
lagi temui saja Bidan Koordinator, supaya di kasih datanya lengkap....bidan Rina tolongdi bantu adek ini,kasih datanya yang
lengkap” “K1 rata-rata ibu pengguna Jampersal mau datang memeriksakan
kandungannya.” “Target Nasional 95 kan?? disini sudah mencapai 94,8.
“Dengan adanya jampersal ibu-ibu hamil yang merasa kurang mampu, lebih rajin memeriksakan kandungannya karena gratis.
Sehingga cakupan K1 meningkat .”
“Oh ya jelas ada, makin banyak masyarakat yang kurang mampu mau memeriksakan kehamilannya
.” Bidan
Koordinator “Pemeriksaan kehamilan, di timbang, diukur usia kehamilannya,
kemudian diberikan vitamin dan zat Besi, pendidikan kesehatan ya itulah,,,
”,
Universitas Sumatera Utara
“Datang ibu-ibu itu kunjungan pertama, malu-malu orang itu di bilang tidak bayar, percaya tidak percaya orang itu dek,,
”, “Tercapai 94, 7 cakupan K1 di sini,,”
“Peran serta ya,,, yang pasti yang tidak punya uang bisalah melakukan pemeriksaan kehamilannya, tak perlu mereka kuatirlah
” “Pengaruhnya bagus, cakupannya jadi naik.”
Bidan desa “Penimbanganlah dek, pemeriksaan kehamilan, di kasih vitamin
dikasih zat besi, ya semuanya gratis .”
“Senang dek, namanya juga gratis. Datang aja mereka toh tak bayar apa-apa
.” “Cakupan K1 di tempat ini saya rasa naik, tapi gak terlalu naik
kali, tapi ada kenaikanlah dek,, ”
“Jadi banyak yang datang, ibu-ibu hamil itu.” “Ya, pasti adalah namanya program pemerintah untuk membantu
yang tak mampu itu, jadikan orang itu tak kuatir kalau tak punya uang tapi mau periksa kandungannya
.” Bidan desa
“Maksudnya apa dek? Yang kita kasih saat mereka periksa kehamilan?? Oh,,, ditimbang berat badannya, terus dikasih vitamin,
di Tanya-tanya ada gangguan atau enggak, kayak konsultasilah .”
“Baik, senang orang itu dikasih obat gratis.” “Kayaknya ada kenaikanlah”
“Ya, pastilah dek tambah banyak yang datang kunjungan, makin naiklah
.” Bidan desa
“Periksa kehamilannya, dikasih zat besi, di ceklah dek keadaannya
.” “Baik respon orang itu, senang ibu-ibu hamil itu.”
“Makin banyak, naiklah, karna gratis itu.” “Ya, baik membantu orang tak mampu bisa minum vitamin, ibu-ibu
hamil itu. ”
“Ada ngaruhnya itu dek, makin banyak yang berkunjung. Tapi, kalau target tak tahulah saya.”
4.3.3 Pencapaian Cakupan K4 Kunjungan Empat
Hasil penelitian menunjukkan informan kunci menyatakan bahwa semua pelayanan kunjungan keempat ibu hamil diberikan seperti pemeriksaan,konsultasi
sebelum melahirkan, pemberian vitamin, imunisasi TT, dan pemeriksaan letak kehamilan. Respon masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah sangat
Universitas Sumatera Utara
baik, cakupan K4 semakin meningkat sekitar 85setelah adanya Program Jampersal. Peran serta Jampersal yaitu memberikan pelayanan K4 kepada ibu hamil secara
cuma-cuma atau gratis, sehingga ibu-ibu hamil yang kurang mampu bisa merasakan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pengaruh yang ditimbulkan dari Program
Jampersal yaitu meningkatnya cakupan K4 di Puskesmas Panei Tongah, sehingga dapat disimpulkan Program Jampersal sangat efektif dalam peningkatan K1 dan K4.
Hanya saja beberapa informan masih belum mengetahui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi P4K yaitu suatu kegiatan di keluarga dan
masyarakat yang di fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas termasuk perencanaan mengikuti metode KB pascasalin yang juga
sangat didukung oleh program Jampersal. Walaupun program ini cukup efektif dalam peningkatan cakupan K1 dan K4 tetapi dalam perjalanannya masih menemui
beberapa kendala antara lain kurangnya sosialisasi kader tentang Jampersal kepada masyarakat sekitar, sehingga pengetahuan atau informasi masyarakat mengenai
Jampersal rendah dan menimbulkan berbagai macam persepsi masyarakat baik itu positif ataupun negatif, yang sangat memengaruhi mereka dalam menggunakan
Jampersal. Masalah lain yang ada di masyarakat yaitu tentang kelengkapan administrasi
yaitu KTP dan KK karena masih ada penduduk yang belum punya KTP. Kendala bagi para pemberi jasa Jampersal yaitu kurangnya sosialisasi program Jampersal
Universitas Sumatera Utara
sehingga beberapa Bidan tidak mengerti secara keseluruhan dan lengkap mengenai program ini, tidak hanya itu saja, sosialisasi peraturan dalam klaim kurang dari dinas,
sehingga membuat para kader menjadi kebingunan dan susah dalam pengajuan pengklaiman, terjadinya pemotongan dari dinas sehingga uang yang diterima
Bidansudah tidak sepenuhnya lagi. Penjelasan cakupan K4 dapat dilihat pada Matriks 3 yaitu:
Matriks 3. Pencapaian Cakupan K4 Kunjungan Keempat Informan
Pernyataan
Kapus Panei Tongah
“Semua Layanan K4 diberikan disini.” “Masyarakat responnya positif, lagi pula bagi masyarakat tidak
mampu bisa terbantu dengan adanya Jampersal ini .”
“Oh, P4K, penanganan komplikasi ya??? coba nanti di tanyakan ke bidan koordinator
aja ya” “Sekitar 85 an.”
“Cakupan mencapai target, kendala masih belum ada untuk K4 ini, respon masyarakat juga cukup baik
.” “Peran sertanya membantu masyarakat dari semua kalangan untuk
menikmati fasilitas kesehatan terkhusus pada saat hamil, melahirkan hingga selesai melahirkan, termasuk K4 itu dek.
Begitulah kenyataan di lapangan untuk saat ini ya.
” “Yalah dek, semakin banyak ibu hamil yang datang.”
“Efektif ya??? bisa disebut demikian, terkadang ibu hamil ini malas periksa, karena tak punya uang untuk periksa kandungannya.
Jadi dengan adanya Jampersal ini, tak ada rasa kuatir bagi ibu untuk periksa kehamilan karena tidak punya uang
.” “Tidak ada, semuanya gratis dek,,,”
“Kendala pastinya ada, hanya masalah administrasi pendaftaran Jampersal yaitu masalah identitas diri. Banyak penduduk sini tak
punya KTP atau KK. Tapi, bisa dipermudah melalui surat keterangan dari lurah. Selanjutnya, masalah sosialisasi kepada
masyarakat di sini masih kurang ya, mengenai Jampersal. Sehingga, masih banyak berita yang simpang-siur mengenai
Jampersal
.” Bidan
Koordinator “K4 seperti biasalah dek, kayak apa namanya itu??? Pemeriksaan
kehamilan, konseling, lihat letak pada kehamilan dikasih TT, ya
Universitas Sumatera Utara
seperti biasalah .”
“Baik. Masyarakat banyak yang mau pakai jampersal, maulah mereka kunjungan kehamilan
.” “P4K ya? Waduh kurang tau saya itu dek, ntar saya kabaripun
nanti, saya cari dulu,,,,, ”
“Cakupan K4nya ya? Ya sekitar 85.” “Cukup baik cakupannya, tak ada kendala biasanya yang udah
datang asti kembali lagi, karena mereka rasakan sendiri. Mungkin kendalanya waktu pertama-pertama aja.
” “Ya,banyak ibu hamil datang periksa kandungannya. Karenakan,
Jampersal gratis, tak di pungut biaya apapun. Pokoknya mereka datang aja.”
“Efektiflah, naiknya cakupannya.” “Tak ada lagi dipungut biaya apapun.”
“Oh, untuk semuanya??? Paling masalah KTP kalau tidak ya KK. Masyarakatnya juga kadang tak mengerti program ini. Yah, kurang
sosialisasilah .”
Bidan desa “Yang pasti pemeriksaan kandungan ibu hamil, baru dikasih TT,
konsultasi.” “Setelah kunjungan responnya senang, karena periksapun mereka
pakai kartu Jampersal semua gratis. ”
“Aduh apa itu P4K,, ndak tau tanyakan aja nanti coba di puskesmas
Kalau cakupan puskesmas, saya tidak tau yang pastinya, banyaklah ibu hamil itu periksa kehamilan rutin kemari pakai Jampersal
.” “Ya, biaya gratis semua dek dari Jampersal untuk ibu hamil.”
“Pengaruhnya pada cakupan??, tak tahu saya dek, peningkatan yang kunjungan kemari makin banyak
.” “Baik program Jampersal terkhusus bagi ibu hamil yang tidak
mampu.” “Tidak ada dipungut apa-apa lagi, tapi terkadang mereka kasih
uang capek aja, ya seikhlasnyalah .”
“Kalau itu banyak, yang utamanya masalah sosialisasi prosedur klaim. Sulit klaimnya lama lagi, hasilnya tak seberapa. Ah,,,
kadang-kadang orang itu keterlaluannya, dapat pun tak diterima sepenuhnya, dipotong lagi katanya dari dinas, masyarakat juga
kurang mengerti tentang Jampersal. Kamipun kurang pahamnya sebetulnya, sosialisasinya kurang.sebenarnya Jampersal hanya
memperkaya orang yang diatas itu.” Bidan desa
“Semua di kasih mulai dari periksa kehamilan, dilihatlah itu posisi bayinya, dikasih vitamin, di kasih TT, konsultasi juga iya, ya
semulah,,,,, ”
Universitas Sumatera Utara
“Baik, senang orang tidak bayar, senanglah.” “Apa itu P4K??? Tanya ama bidan koordinator aja ya.”
“Ehmmm, cakupan taktahu saya, kalau kunjungan naiklah di sini, ya kendalanya ya ibunya itu, mau atau tidak mau diperiksa
.” “Peran ekonomilah ya, masyarakat yang tak mampu bisa periksa
gratis pakai Jampersal, tinggal ibunya lah, malas atau tidak periksa
.” “Targetpun saya tak tahu berapa, ya, pokoknya naiklah
cakupannya Bagus Jampersal itu,setidaknya ibu yang melahirkan itu tak kuatir
biaya kalau mau dibantu petugas kesehatan
.” “Gak ada dek, tapi mau terkadang orang itu kasih uang minum
aja,,, ”
“Kendalanya dari masyarakat kurang paham masalah Jampersal ini, ya kadang mereka ragu mau pakai Jampersal karena tak jelas
infonya. Udah tahu info tak punya KTP atau KK, itu juga jadi masalahnya. Oh ya sosialisasi dinas masalah klaim lagi, uhh yang
payahan, bolak-balik di suruh karena bersalahan formatnya, gak di kasih tahu mereka yang bener gimana??habis itu dipotong lagi.
Kecewalah terkadang dek,, ya udahlah, tapi sebenarnya buat bidan
ruginya program ini.” Bidan desa
“Yang pasti memeriksakan kehamilannya sebelum melahirkan, di situlah semua. Konsultasi, dikasih vitamin, TT, lihat posisinya,
penapisan .”
“Bagus responnya, berdatangannya orang itu periksa.” “Gak tau itu saya dek,,,”
“Cakupan kurang tau saya dek, gaknya rendah kunjungan K4, kendalanya kadang ibunya malaskan??? Kalau biaya gratisnya,,,
” “Perannya membantu masyarakat tidak mampu, dalam periksa
kehamilan sampai kelahiran bayinya .”
“Yalah, karena gratis ibu-ibu hamil itu datang. “Tidak ada dipungut, tapi maunya orang itu kasih,,, uamg
minumlah itu katanya .”
“Masalah pemberitahuan dari dinas masalah klaim, susah, dan mau dipotong sama mereka tak tangung-tanggungsampai 20
kalau ingat kayak itu dek, udah capek, untungnya tak ada.
Bagusnya dihapuskan aja program itu.”
,
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Pencapaian Cakupan Peserta KB Paska Persalinan Keluarga Berencana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 informan kunci menyatakan mereka tidak tahu bahwa KB merupakan salah satu manfaat yang diberikan Jampersal bagi
penggunanya. Secara garis besar pencapaian cakupan KB di Puskesmas Panei Tongah masih relatif rendahyaitu sekitar 35. Program Jampersal masih belum memberikan
kontribusi yang besar dalam pencapaian cakupan KB walaupun dalam prosesnya tidak membutuhkan biaya dalam penggunaan salah satu metode KB. Hal ini
disebabkan yang pertama dari pihak petugas kesehatan dalam hal ini Bidan yang masih belum paham bahkan tidak tahu bahwa KB merupakan salah satu manfaat yang
dapat diberikan program Jampersal kepada penggunanya. Hal yang kedua yaitu persepsi masyarakat yang negatif tentang KB seperti rasa kurang nyaman, KB
dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan dan adanya kecenderungan semuanya harus seizin suami.
Penjelasan cakupan K4 dapat dilihat pada Matriks 4 yaitu:
Matriks 4. Pencapaian Cakupan KB Keluarga Berencana Informan
Pernyataan
Kapus Panei
Tongah “Program KB inilah, yang masih kurang efektif. Bukan programnya
yang membuat itu tidak efektif, tapi persepsi masyarakat di sini tentang KB, sehingga program KB dalam Jampersal ini kurang
berjalan
.” “Dengan jumlah cakupan sekitar 35, kecilkan???”
“Tak ada dipungut, hanya masalah persepsi masyarakat di sini yang perlu diubah
.” “KB yang paling banyak diminati suntik dan pil tapi itu diluar
program Jampersal.” “Kurang merespon dengan baik, anggapan mereka selesai
persalinan, ya tidak menggunakan KB dulu sampai masa nifas
Universitas Sumatera Utara
selesa, padahalkan kalau program KB Jampersal harus pasca melahirkan.”
“Memang tingkat kesuburannya makin tinggi.” “Kendalanya dari masyarakat itu sendiri, mereka masih merasa
mereka itu kotor dan belum mau langsung menggunakan KB. Tapi, menunggu selesai masa nifas 40 hari lamanya
.” Bidan
Koordinator “Masalah KBlah yang belum terlaksana dengan baik, program
bagus, tapi kalau masyarakatnya tidak mau, tidak bisa dipaksa mereka, dan sanksipun tidak ada. Jika tidak dilaksanakan.
Masyarakat di sini sulit menerima setelah melahirkan, langsung ber- KB
.” “35lah dek,,,”
“Tak ada dipungut biaya.” “Suntik,pillah yang paling banyak di pakai tapi diluar program
Jampersal.” “Responnya kurang baguslah, ya alasan mereka macam-macam,
nanti aja, dilarang suami, masih tabu pakai KB, begitu-begitulah alasan mereka dek,,,
” “Naik TFR nya,, tapi saya tidak tahu pasti berapa angkanya”
“Ya itu tadi dek, dilarang suami, tabu pakai KB, pokoknya orang itu kurang informasi masalah KB. Pakaipun nanti setelah lewat masa
nifas. ”
Bidan desa “Waduh saya belum begitu tahu, kalau Jampersal ada KBnya juga.
Kalau pakai Jampersal belum ada, tapi cakupan program KB memang kecil disini. Begitulahdek, info kurang dari pihak
puskesmas.” “Kalau pasien umum, pil sama suntik.”
“Belum ada yang pakai dek, jadi tak tahu saya.” “Apa itu TFR ya?”
“Kendala program KB di sini tabu pakai KB dek, pengetahuannya rendah di sini dek, namanya di kampung-kampung,,,
” Bidan desa
“Saya tidak tahulah dek, belum ada yang pakai Jampersal untuk KB, saya aja baru tau
.” “Cakupannya kecil di sini KBnya dek.”
“Belum ada pakai Jampersal untuk KB.” “Umumnya pil suntik yang paling banyak diminati ibu-ibu disini,
tapi belum ada yang menggunakan Jamperasal .”
“Belum ada yang pakai.” “TFR? Apa itu dek?”
“Kalau KB, biasanya suami mereka yang larang, ya persepsi mereka kalau pakai KB, suaminya merasa kurang nyaman. Persepsi
masyarakatnya .”
Universitas Sumatera Utara
Bidan desa “KB??? Memang ada di Jampersal. kayaknya baru dengar. Info
kadang tak jelas disini dek, yang tau kadang hanya beberapa orang.”
“Di sini ibu-ibunya susah pakai KB, kecil cakupannya.” “Kalau bisa pakai Jampersal, gratislah pasti ya,,,,”
“Pil suntik.” “Respon masyarakat di sini tentang KB, tidak terlalu baik mungkin
ya. Buktinya masih sedikit yang pakai KB di sini,,, ”
“Kurang tahu saya itu dek” “Risihlah katanya, tabu pakai KB, tak dikasih suaminya, ya, yang
begitu-begitulah dek ,,,”
4.4 Informan Pokok 4.4.1 Kebijakan Jampersal
Hasil penelitian menunjukkan informan menyatakan bahwa pengurusan Jampersal tidak sulit prosedurnya hanya melampirkan KTP dan KK saja ada juga 1
informan menggunakan resi KTP dan diperbolehkan untuk mengurus Jampersal. Respon mereka terhadap program Jampersal sangat antusias, terlihat dari pernyataan
mereka yang menyatakan mereka puas dan senang menggunakan Program Jampersal. Semenjak kandungan usia dini, antara 1 sampai 3 bulan usia kandungan mereka telah
menggunakan program ini, dan mendapatkan manfaat yang telah disediakan program jampersal seperti pemeriksaan kehamilan dan pada saat melahirkan dengan tidak
dipungut biaya apapun. Pelayanan yang diberikan petugas kepada mereka juga baik, informan pokok menyatakan bahwa petugas kesehatan menangani mereka dengan
baik dan ramah. Penjelasan dapat dilihat pada Matriks 5 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Matriks 5. Kebijakan Jampersal Informan
Pernyataan
1 “Mudah kak,e,,, pakai KTP ama KK aja kak,tinggal lapor kasih ama
puskesmasnya.” “Senang kak, tak bayar apa-apa. Ya, tapi kita kasihlah kak seikhlas
aja.” “Oh, usia kandungan ya kak, seingat saya 2 bulan mungkin y kak.”
“Manfaatnya kak,,tidak bayar periksa kehamilan terus waktu melahirkan juga tak bayar, semua gratis gitulah kak.”
“Baiknya orang itu semua kak, ramah-ramah bidannya.” 2
“Ngurus Jampersal,??? bapak orang ini yang ngurus waktu itu. Tapi taknya payah, Cuma KTPku aja kayaknya waktu itu.”
“Baiklah kak orang itu, semua gratis, periksa, kasih vitamin, di tolong lagi waktu melahirkan.”
“Hamil 1 bulan udah dibuatkan bapak orang ini Jampersalku kak,,” “Manfaatnya banyak, kayak tadi kubilang kak, periksa ampe
melahirkan “gratis kak, tapi kita kasihlah uang minumnya,,,,” “Ramah orang itu kak, tak ada marah-marahnya, y senang lah kak,
tak terbebani lagi.” 3
“Seingatku kan kak, KTP aja ama KK, tapi kami pakai resi KTP. Udah itu aja kak, gampang kak, gak susahla”
“Baguslah kak Jampersal itu, kami tak bingung-bingung lagi mikirkan biaya melahirkan, katanya di tanggung pemerintah kan kak?pokoknya
baguslah kak program itu, ya kayak kami-kami inilah, makan aja susah
, terbantu dengan Jampersa.” “Bulan ketiga kayaknya kak, pastinya tak ingat saya.”
“Baik, ramah-ramah ditolongnya kak, dibersihkannya semua. Bidan itulah semua-
semuanya kak.” 4
“Syaratnya KTP ama KK kak. Ndaknya sulit tunjukkan aja KTP ama KK, langsung di
urus orang itunya kak.” “Baik kak, Baru kayaknya program itukan kak? Legalah kak pakai
Jampersal tak perlu lagi keluar uang, tapi kita kasihlah uang minum bidan itu kak. Kitapun segan tak kasih apa-
apa ama mereka.“ “Waktu itu pertama kali hamil 2 bulanlah aku kak.”
“Manfaatnya gratislah kak, kalau kita periksa di puskesmas atau bidan-bidan disini, tapi tak semua bisa. Melahirkan gratis, dikasih
obat juga gratis.” “Pelayananya baik, ramah orang itu.”
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Pelayanan KI Kunjungan Pertama
Informan menyatakan mereka pertamakali memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan trimester pertama, yaitu antara 1 hingga 3 bulan usia kandungan.
Layanan yang didapatkan oleh informan pada kunjungan pertama yaitu menanyakan identits informan, pemeriksaan kehamilan, ditimbang berat badannya, dan diberi
vitamin. Respon informan sangat antusias dengan adanya Program Jampersal, karena semua gratis dan pemerintah yang menanggung. Walaupun, pada awalnya mereka
ragu-ragu atau tidak percaya dengan program ini. Karena memang gratis dan tidak dipungut biaya apapun, maka informan menjadi termotivasi untuk memeriksakan
kandungannya secara rutin. Penjelasan dapat dilihat pada Matriks 6 yaitu
Matriks 6. Pelayanan K1 Kunjungan Pertama Informan
Pernyataan
1 “Periksa pertama kali ke bidan ya, hamilnya waktu 2 bulan.”
“Periksalah kak, dikasih vitamin kak, ama bidannya.” “Pertama takut kak, karena tak punya uang takut tiba-tiba nanti
disuruh bayar, tapi pingin juga katanya sich gratis, makanya datang ke bidan itu sekalian menany
a kak” “Iylah kak, tapi bukan periksa terus-terusan, maulah periksa atau gak
datang bertanya ama bidannya .”
2 “Bulan pertama udah periksa, nah disitu diurus bapak orang inilah
kak, Jampersalku .”
“Ya, ditanyain kak, identitaskulah, ya diperiksanya juga, pokoknya ditanya-tanyailah kak, di kasih vitamin juga iya,,
” “Pertama-pertama tak tahu kak ada Jampersal, ya terus diuruslah
kak .”
“Termotivasi ya,,,, iyalah itu, orang periksa gratis aja, ndak bayar.” 3
“Sekitar 3 bulan itulah,,”, “Diperiksa, ditanya-tanya ama petugasnya, dtimbang juga iya
kayaknya kak, udah lupalah aku kak .”
“Ragu kak, pakainya kak. Ah masa ada yang gratis pergi berobat,ittu pertamakali, setelah itu y nggak, senangpun
.” “Iyalah kak, lebih enak nanya ama bidannya, ramahnya orang itu.”
Universitas Sumatera Utara
4 “Setelah hamil 2 bulan kak.”
“Waktu itu Tanya-tanya dulu, terus bilang kalau hamil jadi diperiksa dikasih vitamin untuk aku.
” “Senang kak, dapat obat, terus diperiksa tapi tidak bayar.
“Ya kak, tak terbebani masalah uangnya.”
4.4.3 Pelayanan K4 Kunjungan Keempat
Informan menyatakan bahwa mereka telah memeriksakan kandungannya sebanyak 4 kali. Layanan yang mereka dapatkan, terdiri dari pemeriksaan kehamilan,
konsultasi sebelum melahirkan, letak bayi dan pemberian TT. Respon yang mereka perlihatkan sangat positif, mereka merasa senang dengan program Jampersal yang
memberi mereka kemudahan dalam pembiayaan, sehingga membuat mereka termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan Program Jampersal sangat efektif untuk meningkatkan minat para ibu yang sedang hamil untuk memeriksakan kandungannya baik pada K1 hingga K4,
walaupun demikian kemauan dalam diri ibu juga merupakan faktor yang memberikan kontribusi yang cukup besar pada pemeriksaan kehamilannya. Dalam memeriksakan
kandungannya informan tidak mengalami hambatan pada saat menggunakan Jampersal. Penjelasan dapat dilihat pada Matriks 7 yaitu:
Matriks 7. Pelayanan K4 Kunjungan Keempat Informan
Pernyataan
1 “Sudah kak, 4 kali kunjungan,”
“Kunjungan terakhir itu ya kak? Periksa aja kak, paling dilihatlah posisi bayi kita di dalam, terus disuntiklah kak.”
“Baik kak, senang, baguslah kak,,,” “Ya, sama kak, justru karena Jampersalah kak, terdorong untuk
periksa, takutnya nanti knapa-knapa kak,kan pakai Jampersal gratis.”
“Seingatku 4 kalilah kak,”
Universitas Sumatera Utara
“Ya kak, jadi Jampersal ini kasih yang gampang gitu kak, kasih kartu ya udah tidak bayar, jadi kalau mau periksa tak pikirkan ada uang
atau tidak.” “Tidak ada kak, baik orang itu kak.”
“Kendala, ya tidak ada kak,” 2
“4 kali kunjungan sudah kak,” “yang terakhir ya kak, di suntiklah kak, y udah diperiksa juga
Bagus kak, senang iya, gratiskan kak.” “Ya responnya senang tak ada uang keluar untuk periksa,
lumayanlah kak.” “Yang pastinya iya, tinggal kitanya ajalah kita malas atau gak
periksa, iyakan??” “Sudah 4 kali kak, lengkap.”
“Kalau supaya ibu-ibu hami periksa kehamilannya terkhusus yang tidak mampu, baguslah program ini, kayak aku inilah kak.”
“Tak ada orang itu pungut kak.” “Gak adalah hambatannya kak, apa ya,,, ndak ada kayaknya kak.”
3 “Wuh, lupa aku kak, kayak mana ya,,, udahlah berarti itu kak, ya 4
kali aku periksa.” “Layanannya periksa kehamilan, di cek kondisinya sebelum
melahirkan, ya di suntik juga.” “Bagus kak.”
“Itu juga bagus kak, pemeriksaan sampai kelahiran gratis mantap itu programnya kak.”
“Pastinya termotivasi, karena di bayar pemerintahkan kak, kita Cuma tinggal datang aja.”
“4 kali tadi kan kak”, “Efektif, mengajak ibu-ibu hamil periksa kandungannya, semua pasti
mau kak, kala u gratisan tinggal cuma datang aja.”
“Tidak ada pungutan kak, gratis tunjukkan kartu aja.” “Gak ada hambatannyalah kak.”
4 “4 kali sudahlah kak.”
“Ya pemeriksaan kak, ama bidannya, di kasih obatlah, ya disuntik juga waktu itu.”
“Baik kak, datangnya aku periksa,,,” “Wah kalau itulah yang membuat enaknya kak, pakai Jampersal.
Manalah periksa kalau gak adanya itu, darimana uang kak,,,” “Ya lah kak”
“4 kali waktu itu,,,” “Dibilang efektif ya iyalah, tapi sekarang tergantung orangnya kak,
mana tau dia sibuk, atau malas adapun gratis tak datang dia, kan sama aja.”“Hambatan tak ada kak.”
Universitas Sumatera Utara
4.4.4 Pelayanan KB Keluarga Berencana
Semua informan menyatakan mereka tidak mendapatkan layanan KB pasca persalinan, alasan tidak menggunakan KB karena tidak ada informasi dari bidan,
dilarang suami, dan persepsi yang kurang baik tentang KB. Sehingga dapat disimpulkan program Jampersal tidak efektif untuk meningkatkan cakupan peserta
KB paska persalinan, karena penggunaan KB juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti pengetahuan dan sikap masyarakat tentang KB. Penjelasan dapat dilihat pada
Matriks 8 yaitu:
Matriks 8. Pelayanan KB Informan
Pernyataan
1 Tidak kak, tak ada dapat,dan gak mau pakai KB dulu
Waktu itu gak langsung KB kak Baru tau di Jampersal ada KB, kalau langsung gak mau langsung
juga pakai kak,,, kan masih jorok,,, lagian kak kata suamipun tidak boleh
2 Ndak dapatlah kak, yang paling tahu periksa ama melahirkan aja kak,
kalau KB ndak tahu kak, gak ada di kasih amas bidan itu 3
Tak pakai KB kak, masa langsung di KB kak, baru siap melahirkan, gak iritasi itu nanti kak,,,
4 Aku gak dapatlah kak KB habis melahirkan, Gak ada dibilang
bidannya harus pakai KB. Kalau gratispun kak masih belum mau pakai, aneh pakai KB itu kak
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Implementasi Kebijakan Jampersal Jaminan Persalinan
Pengertian Implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintah baik secara individu atau kelompok yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam kebijakan Van Meter dan Van Horn dalam Wahab, 2005. Proses implementasi baru akan dimulai
apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, kemudian program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap untuk proses pelaksanaannya dan telah disalurkan untuk
mencapai sasaran atau tujuan kebijakan yang diinginkan. Kebijakan biasanya berisi suatu program untuk mencapai tujuan, nilai-nilai yang dilakukan melalui tindakan-
tindakan yang terarah. Apabila program atau kebijakan sudah dibuat maka program tersebut harus dilakukan oleh para mobilisator atau para aparat yang berkepentingan.
Implementasi kebijakan Jampersal adalah tindakan yang dilakukan pejabat- pejabat pemerintah dalam memberikan jaminan pembiayaan pelayanan persalinan
yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Tujuannya untuk mempermudah akses ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan ANC dan pertolongan
persalinan yang hygienis oleh tenaga kesehatan yang terlatih baik persalinan normal maupun dengan penyulit. Hal ini dilakukan untuk mengatasi hambatan biaya
Universitas Sumatera Utara
persalinan yang sering menjadi masalah pada kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, Sehingga tujuan utama yaitu upaya penurunan AKI
yang disebabkan beberapa faktor resiko keterlambatan Tiga Terlambat, di antaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan terlambat mengambil keputusan, terlambat
dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai difasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi dapat tercapai.
Dari hasil penelitian yang didapat dari informan kunci dan informan pokok, bahwa manfaat yang dilaksanakan hanya mencakup pemeriksaan ibu hamil dan
persalinan, sedangkan manfaat lainnya seperti pelayanan nifas termasuk KB pasca melahirkan, dan pelayanan bayi baru lahir masih belum terlaksana, terlihat dari
pernyataan informan pokok pada Tabel Matriks 5, yang menyatakan menerima manfaat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan saja. Prosedur mengurus
Jampersal di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei, cukup mudah hanya melampirkan KTP Kartu Tanda Penduduk dan KK Kartu Keluarga. Jika,
masyarakat tidak memiliki KTP ataun KK, pemerintah setempat memberikan kemudahan untuk mengurus resi atau surat keterangan mengurus KTP atau KK dari
kelurahan, sehingga masyarakat yang ingin mengurus Jampersal informan pokok tidak merasa sulit dalam mengurus kepesertaan Jampersal.
Respon masyarakat terhadap kebijakan Jampersal baik dari sisi informan kunci dan informan pokok, sangat baik, walaupun pada awalnya masyarakat
pengguna informan pokok masih merasa ragu dengan program tersebut, tetapi setelah menggunakan manfaat yang di dalam Jampersal mereka merespon dengan
Universitas Sumatera Utara
baik. Ketidakpercayaan yang dialami oleh masyarakat di Puskesmas Panei Tongah yaitu kurangnya informasi mengenai Jampersal, sehingga pengetahuan mereka
tentang Jampersal rendah dan memengaruhi tindakan mereka dalam menggunakan Jampersal, hal ini sesuai dengan teoripara ahli dalam Akhmad Zaeni 2006 yang
menyatakan bahwa komunikasimerupakan salah satu faktor yang sangat menentukan efektivitas implementasi kebijakan serta merupakan sarana untuk menyebarluaskan
informasi, baik komunikasi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, maupun secara horizontal, yang hal ini merupakan modal yang sangat menentukan berhasil tidaknya
implementasi kebijakan Jampersal. Begitu juga menurut Lawrence green dalam Notoadmodjo 2007, bahwa pengetahuan mendasari perilaku seseorang.
Target yang ditetapkan pengguna Jampersal di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah sekitar 4000 orang, tetapi jumlah pengguna jampersal pada tahun ini, masih
belum ada datanya. Hal inilah yang menjadi kekurangan dari pelaksana kebijakan di Puskesmas Panei Tongah, yaitu dalam penyusunan laporan. Hasil penelitian
didapatkan bahwa kendala dalam penyusunan laporan pengguna Jampersal adalah belum ada laporan dari setiap bidan desa, sehingga berdampak pada penyusunan
laporan di Puskesmas Panei Tongah. Tidak semua pelaksana kebijakan Jampersal informan kunci mengetahui
seberapa besar cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah dan manfaat yang didapatkan oleh pengguna
jampersal, dari 5 informan kunci, hanya 2 informan kunci yang mengetahui bahwa cakupan pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah sebesar
Universitas Sumatera Utara
60 dan mengetahui manfaat yang diterima pengguna Jampersal. Sedangkan, 3 informan kunci lainnya tidak mengetahui besar cakupan pertolongan persalinan dan
tidak mengetahui bahwa KB merupakan salah satu manfaat yang diterima oleh pengguna Jampersal. Hal ini terlihat tidak adanya konsistensi serta keseragaman suatu
standard kebijakan, yang nantinya dapat berdampak pada target yang akan dicapai. Oleh karena itu diperlukan komunikasi ataupun koordinasi diantara pihak-pihak yang
terlibat. Sehingga, Melalui komunikasi dan koordinasi itu, para pelaksana kebijakan dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya dan tahu apa yang harus dilakukan.
Menurut Van Horn dan Van Mater dalam Widodo, 2007 menyatakan bahwa komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan agar kebijakan
publik bisa dilaksanakan dengan efektif. Hal ini juga sesuai dengan pendapat George C. Edwards III bahwa ketersediaan dan kelayakan sumberdaya dalam implementasi
kebijakan memegang peranan penting, karena implementasi kebijakantidak akan efektif bilamana sumber-sumber yang dibutuhkan tidak cukup memadai. Sumber-
sumber yang dimaksud menurut George C. Edwards III adalah : a staf yang relatif cukup jumlahnya dan mempunyai keahlian dan ketrampilan untuk melaksanakan
kebijakan, b informasi yang memadai atau relevan untuk keperluan implementasi dan c adanya dukungan dari lingkungan untuk mensukseskan implementasi dan
d adanya wewenang yang dimiliki implementator untuk melaksanakan kebijakan, e fasilitas-fasilitas lain.
Salah satu hal yang menjadi kelebihan petugas pelayanan di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah adalah memberikan pelayanan yang baik dan juga
Universitas Sumatera Utara
keramahan pada setiap pengguna jampersal informan pokok yang terlihat pada Tabel matriks 5. Sehingga setiap keraguan dari penggunanya pada saat pertama kali,
menjadi hilang karena pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakanVan Mater
dan Van Horn dalam Widodo, 2007
5.2 Pencapaian Cakupan Kunjungan Antenatal