Karakteristik Informan Implementasi Kebijakan Jampersal Jaminan Persalinan

4.1.3 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Panei terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu Pustu dan Pos Kesehatan Desa Poskesdes. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Distribusi Sarana Kesehatan di Kecamatan Panei Tahun 2011 No Sarana Kesehatan Jumlah Unit 1. Puskesmas Panei Tongah 1 2. Puskemas Pembantu 4 3. Poskesdes 1 Jumlah 6 Sumber : Profil Kesehatan Kecamatan Panei tahun 2011

4.1.4 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang terdapat di Kecamatan Panei pada tahun 2011 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Panei Tongah Tahun 2011 No. Tenaga Kesehatan Jumlah Orang 1. Dokter Umum 2 2. Dokter Gigi 1 3. Bidan 39 4. Perawat 5 5. Tenaga Gizi 2 6. Tenaga Kesehatan Masyarakat 3 7. Tenaga Sanitasi 1 Jumlah 53 Sumber :Profil Kesehatan Kecamatan Panei tahun 2011

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 informan yang terbagi menjadi dua yaitu informan kunci terdiri dari 1 kepala puskesmas, 1 bidan koordinator dan 2 Universitas Sumatera Utara bidan desa. Sedangkan, informan pokok terdiri 4 ibu yang menggunakan Jampersal. Karakteristik informan kunci dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.5 Karakteristik Informan Kunci Informan Stakeholders Umur Lama bekerja Pendidikan 1 Kapus Panei Tongah 40 tahun 12 tahun S1 Kedokteran 2 Bidan Koordinator Panei Tongah 42 tahun 11 tahun D3 Kebidananan 3 Bidan Desa Panei Tongah 40 tahun 18 tahun D3 Kebidanan 4 Bidan Desa Panei Tongah 36 9 tahun D3 Kebidanan 5 Bidan Desa Rawang 38 10 tahun D3 Kebidanan Karakteristik Informan Kunci dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Karakteristik Informan Pokok Informan Umur Pekerjaan Paritas Pendidikan 1 25 tahun Ibu rumah tangga 2 SMP 2 28 tahun Ibu rumah tangga 1 D3 Keperawatan 3 29 tahun Kader Posyandu 2 SMA 4 28 tahun Buruh ladang 4 SMA 4.3 Informan Kunci 4.3.1 Kebijakan Jampersal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 informan kunci mengetahui semua manfaat yang sediakan Jampersal, dan 3 informan lainnya tidak mengetahui bahwa KB merupakan salah satu manfaat yang diberikan pada Program Jampersal. Prosedur mendapatkan Jampersal cukup mudah, hanya dengan melampirkan KTP Kartu Tanda Penduduk dan KK Kartu Keluarga bagi yang tidak memiliki bisa melapor ke Universitas Sumatera Utara Kelurahan dan meminta resi. Banyak respon masyarakat mengenai program Jampersal mulai dari respon yang baik karena adanya biaya gratis untuk pelayanan ibu hamil dan melahirkan dan sebagian juga merespon kurang baik, yaitu masih ragu atau percaya tidak percaya bahwa ada program pemerintah yang memberikan kemudahan kepada ibu hamil untuk merasakan pelayanan kesehatan secara gratis. Target penggunaan Jampersal di Puskesmas Panei Tongah cukup besar sekitar 4000-an, dan cakupannya semakin naik. Semua manfaat dari Jampersal diterima oleh ibu, tetapi tergantung dari pengetahuan kader yang menangani, semakin mengerti kader akan manfaat Jampersal, semakin banyak manfaat yang akan diterima ibu. Cakupan persalinan di puskesmas Panei Tongah tidak terlalu besar sekitar 60, ini di karenakan ada sebagian penduduk pendatang yang melahirkan di luar wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah, sehingga sulit di deteksi. Pelayanan Jampersal yang diberikan petugas kesehatan menurut setiap penjelasan setiap informan dinyatakan baik cara penanganannya. Penjelasan dapat dilihat pada Matriks 1 yaitu: Matriks 1. Kebijakan Jampersal Informan Pernyataan Kapus Panei Tongah “Banyak ya, yang terpenting itu dikhususkan bagi ibu hamil mulai dari pemeriksaan kehamilan, melahirkan, hingga pasca melahirkan, yaitu penggunaan KB dan semua gratis tidak dipungut biaya apapun, tapi kalau kurang lengkap penjelasan saya, coba tanyakan kepada bidan k oordinator ya.” “Mudah, Cuma butuh KTP dan KK, tapi jika tidak memiliki masyarakat bisa mengurus resi di kelurahan, itu juga boleh .” “Respon masyarakat baik dengan adanya Jampersal. Walaupun Jampersal diperuntukan bagi semua kalangan masyarakat, tetapi di Kecamatan inipeminatnya rata-rata orang yang kurang mampu. Sehingga, masyarakat yang kurang mampu, bisa menikmati Universitas Sumatera Utara fasilitas kesehatan khususnya fasilitas atau pelayanan untuk masa kehamilan hingga melahirkan .” “Ehhh,,,, sekitar 4000an, data pastinya saya kurang tahu, karena laporannya belum disusun, data dari bidan juga belum dikumpulkan Belum ada penyusunan laporan, jadi saya belum bisa memberi kepastian, yang past inya cakupannya makin meningkat.” “Seperti tadi yang sudah saya sampaikan, manfaat diterima oleh ibu hamil yaitu mulai dari pemeriksaan, persalinan dan pasca persalinan, semua diberikan cuma- cuma.” “Cakupannya sekitar 60an, ini karena ada beberapa ibu hamil yang memang melakukan pemeriksaan di puskesmas ini, tapi pada saat melahirkan mereka lebih memilih rumah sakit, sehingga tidak terdata.” “Sangat baik, tidak ada perbedaan” Bidan Koordinator “Ya,,,, Jampersal itu kan untuk ibu hamil, bersalin, dan setelah melahirkan” “Tidak sulit, yang penting masyarakatnya punya KTP dan KK. Kalau tidak ada ya,,,,,, minta resi dari kelurahan aja, pokoknya tanda tinggal di Desa inilah.” “Responnya??? Penggunanya masih positiflah, senanglah masyarakat disini apalagi buat masyarakat yang kurang mampu.” “Targetnya sekitar 4000 an kayaknya, pastinya kurang tau, dek,,,” “Wah kalau itu saya kurang tau pastinya, belum saya susun laporannya, kalau mau tau jelasnya namanya, alamatnya buku KIA nya ambil aja itu di lemari saya itu dek,,,,lengkap itu dek, kalau gak sempat kau baca semua, sore-sore kau datang lagi ,” “Ibu-ibu yang hamil itu gak bayar periksanya, melahirkanpun datang ke puskesmas tidak bayar, pakai KB pun setelah partus tidak bayar, kalau mau.” “Seingat saya antara 50-60 lah, karena banyak dari mereka periksanya di sini. Tapi saat melahirkan mereka di rumah sakit.” “Pelayanan baguslah, namanya membantu melahirkan, harus bagus.” Bidan desa “Buat ibu-ibu hamil itu, dari hamil sampai melahirkan. Oh KB ya, kalau itu saya tidak tahu, ada ya,,,??? Belum ada yang pernah gunakan .” “Cuma KTP aja dek, oh ya ama KK juga, tak ribet. Andaikata tidak ada, ngurus surat aja di kelurahan, langsung dikasinya ama orang itu .” “Masyarakatnya kurang begitu paham, agak kebingungan karena Universitas Sumatera Utara melahirkan itu, mungkin mereka tak percaya penanganannya karena gratis. ” “Target ya, urusan bidan koordinator. Ya saya hanya mengerjakan tugas saya aja, nanti tanyakan aja bidan koodinatornya dek ,,” “Itu juga saya tidak tahu dek, lupa saya laporannya belum saya buat, nantilah ya saya kasih,,,,, ”, “Yang disediakan Jampersal, periksa kehamilan melahirkan Petugasnya baik dalam menangani pasien Jampersal.” Bidan desa “Manfaatnya?? yang pasti untuk ibu hamil dan melahirkan. Kalau KB saya kurang tahu, memang ada ya? Coba nanti tanyakan aja di Puskesmas ya dek. ” “Syaratnya KTP ama KK aja. Pokoknya identitas bahwa penduduk disini, itukan bisa diurus di kantor kelurahan.” “Sepertinya kurang percaya, entah kayakmana orang itu, gratispun tak percaya, ya mungkin karena banyak yang tidak tahu juga .” “Aduh kalau target saya kurang tahu dek, coba tanyakan bidan koordinator saja .” “Belum saya susun laporannya dek, tak tahu saya pastinya berapa,,,, “Memeriksakan kehamilannya mulai kasih vitamin dan sebagainya, dan paling utama melahirkan gratis .” “Ehm,,, cakupan ya??? Itu saya tidak tahu, bidan koordinator itu yang taulah dek .” “Baik-baiknya pelayanan kami, taknya kami bedakan orang itu.” Bidan desa “Ibu hamil itu dapat manfaat hamil ama melahirkan aja. KB??? emang ada ya, itu di Jampersal? Kok aku baru tau,,, ” “Prosedurnya gampang KTP aja ama KK.” “Masyarakat di sini kurang banyak yang berminat dan tidak banyak yang tau tentang Jampersal ini. Yang pakai Jampersal, percaya tidak percaya masa semua gratis, takut juga mereka .” “Kalau target tidak tahu aku dek,,, tanya Bidan Koordinator aja, tanggung jawab dianya itu. Kami kan hanya melaksanakan aja. ” “Tidak tahu juga aku dek,, tanya Bidan Koordinator ajalah itu, Periksa kehamilan sama melahirka n.” “Cakupan tak tahu aku dek, semua di laporkannya itu di Puskesmas Baik-baiknya semua, tak di beda-bedakan .” Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Pencapaian Cakupan K1 Kunjungan Pertama

Hasil penelitian menunjukkan informan kunci menyatakan bahwa semua pelayanan kunjungan pertama ibu hamil diberikan seperti pemeriksaan, penimbangan berat badan, pengukuran usia kehamilan dan pemberian vitamin bagi ibu hamil. Respon masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah sangat baik terhadap kunjungan pertama dengan menggunakan Jampersal. Cakupan K1 di puskesmas juga meningkat menjadi 95 . Program Jampersal sangat berperan dalam peningkatan pelayanan K1 sehingga target cakupan K1 di Puskesmas Panei Tongah tercapai. Hal ini dikarenakan, program Jampersal memberikan bantuan pelayanan kesehatan ibu hamil hingga melahirkan nantinya, dimana semua pembiayaannya di tanggung pemerintah guna meningkatkan status kesehatan ibu dan bayinya. Penjelasan cakupan K1 dapat dilihat pada Matriks 2 yaitu: Matriks 2. Pencapaian Cakupan K1 Kunjungan Pertama Informan Pernyataan Kapus Panei Tongah “Ya pemeriksaan ibu hamillah, tapi kalau mau tau lebih jelasnya lagi temui saja Bidan Koordinator, supaya di kasih datanya lengkap....bidan Rina tolongdi bantu adek ini,kasih datanya yang lengkap” “K1 rata-rata ibu pengguna Jampersal mau datang memeriksakan kandungannya.” “Target Nasional 95 kan?? disini sudah mencapai 94,8. “Dengan adanya jampersal ibu-ibu hamil yang merasa kurang mampu, lebih rajin memeriksakan kandungannya karena gratis. Sehingga cakupan K1 meningkat .” “Oh ya jelas ada, makin banyak masyarakat yang kurang mampu mau memeriksakan kehamilannya .” Bidan Koordinator “Pemeriksaan kehamilan, di timbang, diukur usia kehamilannya, kemudian diberikan vitamin dan zat Besi, pendidikan kesehatan ya itulah,,, ”, Universitas Sumatera Utara “Datang ibu-ibu itu kunjungan pertama, malu-malu orang itu di bilang tidak bayar, percaya tidak percaya orang itu dek,, ”, “Tercapai 94, 7 cakupan K1 di sini,,” “Peran serta ya,,, yang pasti yang tidak punya uang bisalah melakukan pemeriksaan kehamilannya, tak perlu mereka kuatirlah ” “Pengaruhnya bagus, cakupannya jadi naik.” Bidan desa “Penimbanganlah dek, pemeriksaan kehamilan, di kasih vitamin dikasih zat besi, ya semuanya gratis .” “Senang dek, namanya juga gratis. Datang aja mereka toh tak bayar apa-apa .” “Cakupan K1 di tempat ini saya rasa naik, tapi gak terlalu naik kali, tapi ada kenaikanlah dek,, ” “Jadi banyak yang datang, ibu-ibu hamil itu.” “Ya, pasti adalah namanya program pemerintah untuk membantu yang tak mampu itu, jadikan orang itu tak kuatir kalau tak punya uang tapi mau periksa kandungannya .” Bidan desa “Maksudnya apa dek? Yang kita kasih saat mereka periksa kehamilan?? Oh,,, ditimbang berat badannya, terus dikasih vitamin, di Tanya-tanya ada gangguan atau enggak, kayak konsultasilah .” “Baik, senang orang itu dikasih obat gratis.” “Kayaknya ada kenaikanlah” “Ya, pastilah dek tambah banyak yang datang kunjungan, makin naiklah .” Bidan desa “Periksa kehamilannya, dikasih zat besi, di ceklah dek keadaannya .” “Baik respon orang itu, senang ibu-ibu hamil itu.” “Makin banyak, naiklah, karna gratis itu.” “Ya, baik membantu orang tak mampu bisa minum vitamin, ibu-ibu hamil itu. ” “Ada ngaruhnya itu dek, makin banyak yang berkunjung. Tapi, kalau target tak tahulah saya.”

4.3.3 Pencapaian Cakupan K4 Kunjungan Empat

Hasil penelitian menunjukkan informan kunci menyatakan bahwa semua pelayanan kunjungan keempat ibu hamil diberikan seperti pemeriksaan,konsultasi sebelum melahirkan, pemberian vitamin, imunisasi TT, dan pemeriksaan letak kehamilan. Respon masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah sangat Universitas Sumatera Utara baik, cakupan K4 semakin meningkat sekitar 85setelah adanya Program Jampersal. Peran serta Jampersal yaitu memberikan pelayanan K4 kepada ibu hamil secara cuma-cuma atau gratis, sehingga ibu-ibu hamil yang kurang mampu bisa merasakan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pengaruh yang ditimbulkan dari Program Jampersal yaitu meningkatnya cakupan K4 di Puskesmas Panei Tongah, sehingga dapat disimpulkan Program Jampersal sangat efektif dalam peningkatan K1 dan K4. Hanya saja beberapa informan masih belum mengetahui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi P4K yaitu suatu kegiatan di keluarga dan masyarakat yang di fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas termasuk perencanaan mengikuti metode KB pascasalin yang juga sangat didukung oleh program Jampersal. Walaupun program ini cukup efektif dalam peningkatan cakupan K1 dan K4 tetapi dalam perjalanannya masih menemui beberapa kendala antara lain kurangnya sosialisasi kader tentang Jampersal kepada masyarakat sekitar, sehingga pengetahuan atau informasi masyarakat mengenai Jampersal rendah dan menimbulkan berbagai macam persepsi masyarakat baik itu positif ataupun negatif, yang sangat memengaruhi mereka dalam menggunakan Jampersal. Masalah lain yang ada di masyarakat yaitu tentang kelengkapan administrasi yaitu KTP dan KK karena masih ada penduduk yang belum punya KTP. Kendala bagi para pemberi jasa Jampersal yaitu kurangnya sosialisasi program Jampersal Universitas Sumatera Utara sehingga beberapa Bidan tidak mengerti secara keseluruhan dan lengkap mengenai program ini, tidak hanya itu saja, sosialisasi peraturan dalam klaim kurang dari dinas, sehingga membuat para kader menjadi kebingunan dan susah dalam pengajuan pengklaiman, terjadinya pemotongan dari dinas sehingga uang yang diterima Bidansudah tidak sepenuhnya lagi. Penjelasan cakupan K4 dapat dilihat pada Matriks 3 yaitu: Matriks 3. Pencapaian Cakupan K4 Kunjungan Keempat Informan Pernyataan Kapus Panei Tongah “Semua Layanan K4 diberikan disini.” “Masyarakat responnya positif, lagi pula bagi masyarakat tidak mampu bisa terbantu dengan adanya Jampersal ini .” “Oh, P4K, penanganan komplikasi ya??? coba nanti di tanyakan ke bidan koordinator aja ya” “Sekitar 85 an.” “Cakupan mencapai target, kendala masih belum ada untuk K4 ini, respon masyarakat juga cukup baik .” “Peran sertanya membantu masyarakat dari semua kalangan untuk menikmati fasilitas kesehatan terkhusus pada saat hamil, melahirkan hingga selesai melahirkan, termasuk K4 itu dek. Begitulah kenyataan di lapangan untuk saat ini ya. ” “Yalah dek, semakin banyak ibu hamil yang datang.” “Efektif ya??? bisa disebut demikian, terkadang ibu hamil ini malas periksa, karena tak punya uang untuk periksa kandungannya. Jadi dengan adanya Jampersal ini, tak ada rasa kuatir bagi ibu untuk periksa kehamilan karena tidak punya uang .” “Tidak ada, semuanya gratis dek,,,” “Kendala pastinya ada, hanya masalah administrasi pendaftaran Jampersal yaitu masalah identitas diri. Banyak penduduk sini tak punya KTP atau KK. Tapi, bisa dipermudah melalui surat keterangan dari lurah. Selanjutnya, masalah sosialisasi kepada masyarakat di sini masih kurang ya, mengenai Jampersal. Sehingga, masih banyak berita yang simpang-siur mengenai Jampersal .” Bidan Koordinator “K4 seperti biasalah dek, kayak apa namanya itu??? Pemeriksaan kehamilan, konseling, lihat letak pada kehamilan dikasih TT, ya Universitas Sumatera Utara seperti biasalah .” “Baik. Masyarakat banyak yang mau pakai jampersal, maulah mereka kunjungan kehamilan .” “P4K ya? Waduh kurang tau saya itu dek, ntar saya kabaripun nanti, saya cari dulu,,,,, ” “Cakupan K4nya ya? Ya sekitar 85.” “Cukup baik cakupannya, tak ada kendala biasanya yang udah datang asti kembali lagi, karena mereka rasakan sendiri. Mungkin kendalanya waktu pertama-pertama aja. ” “Ya,banyak ibu hamil datang periksa kandungannya. Karenakan, Jampersal gratis, tak di pungut biaya apapun. Pokoknya mereka datang aja.” “Efektiflah, naiknya cakupannya.” “Tak ada lagi dipungut biaya apapun.” “Oh, untuk semuanya??? Paling masalah KTP kalau tidak ya KK. Masyarakatnya juga kadang tak mengerti program ini. Yah, kurang sosialisasilah .” Bidan desa “Yang pasti pemeriksaan kandungan ibu hamil, baru dikasih TT, konsultasi.” “Setelah kunjungan responnya senang, karena periksapun mereka pakai kartu Jampersal semua gratis. ” “Aduh apa itu P4K,, ndak tau tanyakan aja nanti coba di puskesmas Kalau cakupan puskesmas, saya tidak tau yang pastinya, banyaklah ibu hamil itu periksa kehamilan rutin kemari pakai Jampersal .” “Ya, biaya gratis semua dek dari Jampersal untuk ibu hamil.” “Pengaruhnya pada cakupan??, tak tahu saya dek, peningkatan yang kunjungan kemari makin banyak .” “Baik program Jampersal terkhusus bagi ibu hamil yang tidak mampu.” “Tidak ada dipungut apa-apa lagi, tapi terkadang mereka kasih uang capek aja, ya seikhlasnyalah .” “Kalau itu banyak, yang utamanya masalah sosialisasi prosedur klaim. Sulit klaimnya lama lagi, hasilnya tak seberapa. Ah,,, kadang-kadang orang itu keterlaluannya, dapat pun tak diterima sepenuhnya, dipotong lagi katanya dari dinas, masyarakat juga kurang mengerti tentang Jampersal. Kamipun kurang pahamnya sebetulnya, sosialisasinya kurang.sebenarnya Jampersal hanya memperkaya orang yang diatas itu.” Bidan desa “Semua di kasih mulai dari periksa kehamilan, dilihatlah itu posisi bayinya, dikasih vitamin, di kasih TT, konsultasi juga iya, ya semulah,,,,, ” Universitas Sumatera Utara “Baik, senang orang tidak bayar, senanglah.” “Apa itu P4K??? Tanya ama bidan koordinator aja ya.” “Ehmmm, cakupan taktahu saya, kalau kunjungan naiklah di sini, ya kendalanya ya ibunya itu, mau atau tidak mau diperiksa .” “Peran ekonomilah ya, masyarakat yang tak mampu bisa periksa gratis pakai Jampersal, tinggal ibunya lah, malas atau tidak periksa .” “Targetpun saya tak tahu berapa, ya, pokoknya naiklah cakupannya Bagus Jampersal itu,setidaknya ibu yang melahirkan itu tak kuatir biaya kalau mau dibantu petugas kesehatan .” “Gak ada dek, tapi mau terkadang orang itu kasih uang minum aja,,, ” “Kendalanya dari masyarakat kurang paham masalah Jampersal ini, ya kadang mereka ragu mau pakai Jampersal karena tak jelas infonya. Udah tahu info tak punya KTP atau KK, itu juga jadi masalahnya. Oh ya sosialisasi dinas masalah klaim lagi, uhh yang payahan, bolak-balik di suruh karena bersalahan formatnya, gak di kasih tahu mereka yang bener gimana??habis itu dipotong lagi. Kecewalah terkadang dek,, ya udahlah, tapi sebenarnya buat bidan ruginya program ini.” Bidan desa “Yang pasti memeriksakan kehamilannya sebelum melahirkan, di situlah semua. Konsultasi, dikasih vitamin, TT, lihat posisinya, penapisan .” “Bagus responnya, berdatangannya orang itu periksa.” “Gak tau itu saya dek,,,” “Cakupan kurang tau saya dek, gaknya rendah kunjungan K4, kendalanya kadang ibunya malaskan??? Kalau biaya gratisnya,,, ” “Perannya membantu masyarakat tidak mampu, dalam periksa kehamilan sampai kelahiran bayinya .” “Yalah, karena gratis ibu-ibu hamil itu datang. “Tidak ada dipungut, tapi maunya orang itu kasih,,, uamg minumlah itu katanya .” “Masalah pemberitahuan dari dinas masalah klaim, susah, dan mau dipotong sama mereka tak tangung-tanggungsampai 20 kalau ingat kayak itu dek, udah capek, untungnya tak ada. Bagusnya dihapuskan aja program itu.” , Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Pencapaian Cakupan Peserta KB Paska Persalinan Keluarga Berencana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 informan kunci menyatakan mereka tidak tahu bahwa KB merupakan salah satu manfaat yang diberikan Jampersal bagi penggunanya. Secara garis besar pencapaian cakupan KB di Puskesmas Panei Tongah masih relatif rendahyaitu sekitar 35. Program Jampersal masih belum memberikan kontribusi yang besar dalam pencapaian cakupan KB walaupun dalam prosesnya tidak membutuhkan biaya dalam penggunaan salah satu metode KB. Hal ini disebabkan yang pertama dari pihak petugas kesehatan dalam hal ini Bidan yang masih belum paham bahkan tidak tahu bahwa KB merupakan salah satu manfaat yang dapat diberikan program Jampersal kepada penggunanya. Hal yang kedua yaitu persepsi masyarakat yang negatif tentang KB seperti rasa kurang nyaman, KB dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan dan adanya kecenderungan semuanya harus seizin suami. Penjelasan cakupan K4 dapat dilihat pada Matriks 4 yaitu: Matriks 4. Pencapaian Cakupan KB Keluarga Berencana Informan Pernyataan Kapus Panei Tongah “Program KB inilah, yang masih kurang efektif. Bukan programnya yang membuat itu tidak efektif, tapi persepsi masyarakat di sini tentang KB, sehingga program KB dalam Jampersal ini kurang berjalan .” “Dengan jumlah cakupan sekitar 35, kecilkan???” “Tak ada dipungut, hanya masalah persepsi masyarakat di sini yang perlu diubah .” “KB yang paling banyak diminati suntik dan pil tapi itu diluar program Jampersal.” “Kurang merespon dengan baik, anggapan mereka selesai persalinan, ya tidak menggunakan KB dulu sampai masa nifas Universitas Sumatera Utara selesa, padahalkan kalau program KB Jampersal harus pasca melahirkan.” “Memang tingkat kesuburannya makin tinggi.” “Kendalanya dari masyarakat itu sendiri, mereka masih merasa mereka itu kotor dan belum mau langsung menggunakan KB. Tapi, menunggu selesai masa nifas 40 hari lamanya .” Bidan Koordinator “Masalah KBlah yang belum terlaksana dengan baik, program bagus, tapi kalau masyarakatnya tidak mau, tidak bisa dipaksa mereka, dan sanksipun tidak ada. Jika tidak dilaksanakan. Masyarakat di sini sulit menerima setelah melahirkan, langsung ber- KB .” “35lah dek,,,” “Tak ada dipungut biaya.” “Suntik,pillah yang paling banyak di pakai tapi diluar program Jampersal.” “Responnya kurang baguslah, ya alasan mereka macam-macam, nanti aja, dilarang suami, masih tabu pakai KB, begitu-begitulah alasan mereka dek,,, ” “Naik TFR nya,, tapi saya tidak tahu pasti berapa angkanya” “Ya itu tadi dek, dilarang suami, tabu pakai KB, pokoknya orang itu kurang informasi masalah KB. Pakaipun nanti setelah lewat masa nifas. ” Bidan desa “Waduh saya belum begitu tahu, kalau Jampersal ada KBnya juga. Kalau pakai Jampersal belum ada, tapi cakupan program KB memang kecil disini. Begitulahdek, info kurang dari pihak puskesmas.” “Kalau pasien umum, pil sama suntik.” “Belum ada yang pakai dek, jadi tak tahu saya.” “Apa itu TFR ya?” “Kendala program KB di sini tabu pakai KB dek, pengetahuannya rendah di sini dek, namanya di kampung-kampung,,, ” Bidan desa “Saya tidak tahulah dek, belum ada yang pakai Jampersal untuk KB, saya aja baru tau .” “Cakupannya kecil di sini KBnya dek.” “Belum ada pakai Jampersal untuk KB.” “Umumnya pil suntik yang paling banyak diminati ibu-ibu disini, tapi belum ada yang menggunakan Jamperasal .” “Belum ada yang pakai.” “TFR? Apa itu dek?” “Kalau KB, biasanya suami mereka yang larang, ya persepsi mereka kalau pakai KB, suaminya merasa kurang nyaman. Persepsi masyarakatnya .” Universitas Sumatera Utara Bidan desa “KB??? Memang ada di Jampersal. kayaknya baru dengar. Info kadang tak jelas disini dek, yang tau kadang hanya beberapa orang.” “Di sini ibu-ibunya susah pakai KB, kecil cakupannya.” “Kalau bisa pakai Jampersal, gratislah pasti ya,,,,” “Pil suntik.” “Respon masyarakat di sini tentang KB, tidak terlalu baik mungkin ya. Buktinya masih sedikit yang pakai KB di sini,,, ” “Kurang tahu saya itu dek” “Risihlah katanya, tabu pakai KB, tak dikasih suaminya, ya, yang begitu-begitulah dek ,,,” 4.4 Informan Pokok 4.4.1 Kebijakan Jampersal Hasil penelitian menunjukkan informan menyatakan bahwa pengurusan Jampersal tidak sulit prosedurnya hanya melampirkan KTP dan KK saja ada juga 1 informan menggunakan resi KTP dan diperbolehkan untuk mengurus Jampersal. Respon mereka terhadap program Jampersal sangat antusias, terlihat dari pernyataan mereka yang menyatakan mereka puas dan senang menggunakan Program Jampersal. Semenjak kandungan usia dini, antara 1 sampai 3 bulan usia kandungan mereka telah menggunakan program ini, dan mendapatkan manfaat yang telah disediakan program jampersal seperti pemeriksaan kehamilan dan pada saat melahirkan dengan tidak dipungut biaya apapun. Pelayanan yang diberikan petugas kepada mereka juga baik, informan pokok menyatakan bahwa petugas kesehatan menangani mereka dengan baik dan ramah. Penjelasan dapat dilihat pada Matriks 5 yaitu: Universitas Sumatera Utara Matriks 5. Kebijakan Jampersal Informan Pernyataan 1 “Mudah kak,e,,, pakai KTP ama KK aja kak,tinggal lapor kasih ama puskesmasnya.” “Senang kak, tak bayar apa-apa. Ya, tapi kita kasihlah kak seikhlas aja.” “Oh, usia kandungan ya kak, seingat saya 2 bulan mungkin y kak.” “Manfaatnya kak,,tidak bayar periksa kehamilan terus waktu melahirkan juga tak bayar, semua gratis gitulah kak.” “Baiknya orang itu semua kak, ramah-ramah bidannya.” 2 “Ngurus Jampersal,??? bapak orang ini yang ngurus waktu itu. Tapi taknya payah, Cuma KTPku aja kayaknya waktu itu.” “Baiklah kak orang itu, semua gratis, periksa, kasih vitamin, di tolong lagi waktu melahirkan.” “Hamil 1 bulan udah dibuatkan bapak orang ini Jampersalku kak,,” “Manfaatnya banyak, kayak tadi kubilang kak, periksa ampe melahirkan “gratis kak, tapi kita kasihlah uang minumnya,,,,” “Ramah orang itu kak, tak ada marah-marahnya, y senang lah kak, tak terbebani lagi.” 3 “Seingatku kan kak, KTP aja ama KK, tapi kami pakai resi KTP. Udah itu aja kak, gampang kak, gak susahla” “Baguslah kak Jampersal itu, kami tak bingung-bingung lagi mikirkan biaya melahirkan, katanya di tanggung pemerintah kan kak?pokoknya baguslah kak program itu, ya kayak kami-kami inilah, makan aja susah , terbantu dengan Jampersa.” “Bulan ketiga kayaknya kak, pastinya tak ingat saya.” “Baik, ramah-ramah ditolongnya kak, dibersihkannya semua. Bidan itulah semua- semuanya kak.” 4 “Syaratnya KTP ama KK kak. Ndaknya sulit tunjukkan aja KTP ama KK, langsung di urus orang itunya kak.” “Baik kak, Baru kayaknya program itukan kak? Legalah kak pakai Jampersal tak perlu lagi keluar uang, tapi kita kasihlah uang minum bidan itu kak. Kitapun segan tak kasih apa- apa ama mereka.“ “Waktu itu pertama kali hamil 2 bulanlah aku kak.” “Manfaatnya gratislah kak, kalau kita periksa di puskesmas atau bidan-bidan disini, tapi tak semua bisa. Melahirkan gratis, dikasih obat juga gratis.” “Pelayananya baik, ramah orang itu.” Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Pelayanan KI Kunjungan Pertama

Informan menyatakan mereka pertamakali memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan trimester pertama, yaitu antara 1 hingga 3 bulan usia kandungan. Layanan yang didapatkan oleh informan pada kunjungan pertama yaitu menanyakan identits informan, pemeriksaan kehamilan, ditimbang berat badannya, dan diberi vitamin. Respon informan sangat antusias dengan adanya Program Jampersal, karena semua gratis dan pemerintah yang menanggung. Walaupun, pada awalnya mereka ragu-ragu atau tidak percaya dengan program ini. Karena memang gratis dan tidak dipungut biaya apapun, maka informan menjadi termotivasi untuk memeriksakan kandungannya secara rutin. Penjelasan dapat dilihat pada Matriks 6 yaitu Matriks 6. Pelayanan K1 Kunjungan Pertama Informan Pernyataan 1 “Periksa pertama kali ke bidan ya, hamilnya waktu 2 bulan.” “Periksalah kak, dikasih vitamin kak, ama bidannya.” “Pertama takut kak, karena tak punya uang takut tiba-tiba nanti disuruh bayar, tapi pingin juga katanya sich gratis, makanya datang ke bidan itu sekalian menany a kak” “Iylah kak, tapi bukan periksa terus-terusan, maulah periksa atau gak datang bertanya ama bidannya .” 2 “Bulan pertama udah periksa, nah disitu diurus bapak orang inilah kak, Jampersalku .” “Ya, ditanyain kak, identitaskulah, ya diperiksanya juga, pokoknya ditanya-tanyailah kak, di kasih vitamin juga iya,, ” “Pertama-pertama tak tahu kak ada Jampersal, ya terus diuruslah kak .” “Termotivasi ya,,,, iyalah itu, orang periksa gratis aja, ndak bayar.” 3 “Sekitar 3 bulan itulah,,”, “Diperiksa, ditanya-tanya ama petugasnya, dtimbang juga iya kayaknya kak, udah lupalah aku kak .” “Ragu kak, pakainya kak. Ah masa ada yang gratis pergi berobat,ittu pertamakali, setelah itu y nggak, senangpun .” “Iyalah kak, lebih enak nanya ama bidannya, ramahnya orang itu.” Universitas Sumatera Utara 4 “Setelah hamil 2 bulan kak.” “Waktu itu Tanya-tanya dulu, terus bilang kalau hamil jadi diperiksa dikasih vitamin untuk aku. ” “Senang kak, dapat obat, terus diperiksa tapi tidak bayar. “Ya kak, tak terbebani masalah uangnya.”

4.4.3 Pelayanan K4 Kunjungan Keempat

Informan menyatakan bahwa mereka telah memeriksakan kandungannya sebanyak 4 kali. Layanan yang mereka dapatkan, terdiri dari pemeriksaan kehamilan, konsultasi sebelum melahirkan, letak bayi dan pemberian TT. Respon yang mereka perlihatkan sangat positif, mereka merasa senang dengan program Jampersal yang memberi mereka kemudahan dalam pembiayaan, sehingga membuat mereka termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Program Jampersal sangat efektif untuk meningkatkan minat para ibu yang sedang hamil untuk memeriksakan kandungannya baik pada K1 hingga K4, walaupun demikian kemauan dalam diri ibu juga merupakan faktor yang memberikan kontribusi yang cukup besar pada pemeriksaan kehamilannya. Dalam memeriksakan kandungannya informan tidak mengalami hambatan pada saat menggunakan Jampersal. Penjelasan dapat dilihat pada Matriks 7 yaitu: Matriks 7. Pelayanan K4 Kunjungan Keempat Informan Pernyataan 1 “Sudah kak, 4 kali kunjungan,” “Kunjungan terakhir itu ya kak? Periksa aja kak, paling dilihatlah posisi bayi kita di dalam, terus disuntiklah kak.” “Baik kak, senang, baguslah kak,,,” “Ya, sama kak, justru karena Jampersalah kak, terdorong untuk periksa, takutnya nanti knapa-knapa kak,kan pakai Jampersal gratis.” “Seingatku 4 kalilah kak,” Universitas Sumatera Utara “Ya kak, jadi Jampersal ini kasih yang gampang gitu kak, kasih kartu ya udah tidak bayar, jadi kalau mau periksa tak pikirkan ada uang atau tidak.” “Tidak ada kak, baik orang itu kak.” “Kendala, ya tidak ada kak,” 2 “4 kali kunjungan sudah kak,” “yang terakhir ya kak, di suntiklah kak, y udah diperiksa juga Bagus kak, senang iya, gratiskan kak.” “Ya responnya senang tak ada uang keluar untuk periksa, lumayanlah kak.” “Yang pastinya iya, tinggal kitanya ajalah kita malas atau gak periksa, iyakan??” “Sudah 4 kali kak, lengkap.” “Kalau supaya ibu-ibu hami periksa kehamilannya terkhusus yang tidak mampu, baguslah program ini, kayak aku inilah kak.” “Tak ada orang itu pungut kak.” “Gak adalah hambatannya kak, apa ya,,, ndak ada kayaknya kak.” 3 “Wuh, lupa aku kak, kayak mana ya,,, udahlah berarti itu kak, ya 4 kali aku periksa.” “Layanannya periksa kehamilan, di cek kondisinya sebelum melahirkan, ya di suntik juga.” “Bagus kak.” “Itu juga bagus kak, pemeriksaan sampai kelahiran gratis mantap itu programnya kak.” “Pastinya termotivasi, karena di bayar pemerintahkan kak, kita Cuma tinggal datang aja.” “4 kali tadi kan kak”, “Efektif, mengajak ibu-ibu hamil periksa kandungannya, semua pasti mau kak, kala u gratisan tinggal cuma datang aja.” “Tidak ada pungutan kak, gratis tunjukkan kartu aja.” “Gak ada hambatannyalah kak.” 4 “4 kali sudahlah kak.” “Ya pemeriksaan kak, ama bidannya, di kasih obatlah, ya disuntik juga waktu itu.” “Baik kak, datangnya aku periksa,,,” “Wah kalau itulah yang membuat enaknya kak, pakai Jampersal. Manalah periksa kalau gak adanya itu, darimana uang kak,,,” “Ya lah kak” “4 kali waktu itu,,,” “Dibilang efektif ya iyalah, tapi sekarang tergantung orangnya kak, mana tau dia sibuk, atau malas adapun gratis tak datang dia, kan sama aja.”“Hambatan tak ada kak.” Universitas Sumatera Utara

4.4.4 Pelayanan KB Keluarga Berencana

Semua informan menyatakan mereka tidak mendapatkan layanan KB pasca persalinan, alasan tidak menggunakan KB karena tidak ada informasi dari bidan, dilarang suami, dan persepsi yang kurang baik tentang KB. Sehingga dapat disimpulkan program Jampersal tidak efektif untuk meningkatkan cakupan peserta KB paska persalinan, karena penggunaan KB juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti pengetahuan dan sikap masyarakat tentang KB. Penjelasan dapat dilihat pada Matriks 8 yaitu: Matriks 8. Pelayanan KB Informan Pernyataan 1 Tidak kak, tak ada dapat,dan gak mau pakai KB dulu Waktu itu gak langsung KB kak Baru tau di Jampersal ada KB, kalau langsung gak mau langsung juga pakai kak,,, kan masih jorok,,, lagian kak kata suamipun tidak boleh 2 Ndak dapatlah kak, yang paling tahu periksa ama melahirkan aja kak, kalau KB ndak tahu kak, gak ada di kasih amas bidan itu 3 Tak pakai KB kak, masa langsung di KB kak, baru siap melahirkan, gak iritasi itu nanti kak,,, 4 Aku gak dapatlah kak KB habis melahirkan, Gak ada dibilang bidannya harus pakai KB. Kalau gratispun kak masih belum mau pakai, aneh pakai KB itu kak Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Implementasi Kebijakan Jampersal Jaminan Persalinan

Pengertian Implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintah baik secara individu atau kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam kebijakan Van Meter dan Van Horn dalam Wahab, 2005. Proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, kemudian program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap untuk proses pelaksanaannya dan telah disalurkan untuk mencapai sasaran atau tujuan kebijakan yang diinginkan. Kebijakan biasanya berisi suatu program untuk mencapai tujuan, nilai-nilai yang dilakukan melalui tindakan- tindakan yang terarah. Apabila program atau kebijakan sudah dibuat maka program tersebut harus dilakukan oleh para mobilisator atau para aparat yang berkepentingan. Implementasi kebijakan Jampersal adalah tindakan yang dilakukan pejabat- pejabat pemerintah dalam memberikan jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Tujuannya untuk mempermudah akses ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan ANC dan pertolongan persalinan yang hygienis oleh tenaga kesehatan yang terlatih baik persalinan normal maupun dengan penyulit. Hal ini dilakukan untuk mengatasi hambatan biaya Universitas Sumatera Utara persalinan yang sering menjadi masalah pada kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, Sehingga tujuan utama yaitu upaya penurunan AKI yang disebabkan beberapa faktor resiko keterlambatan Tiga Terlambat, di antaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan terlambat mengambil keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai difasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi dapat tercapai. Dari hasil penelitian yang didapat dari informan kunci dan informan pokok, bahwa manfaat yang dilaksanakan hanya mencakup pemeriksaan ibu hamil dan persalinan, sedangkan manfaat lainnya seperti pelayanan nifas termasuk KB pasca melahirkan, dan pelayanan bayi baru lahir masih belum terlaksana, terlihat dari pernyataan informan pokok pada Tabel Matriks 5, yang menyatakan menerima manfaat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan saja. Prosedur mengurus Jampersal di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei, cukup mudah hanya melampirkan KTP Kartu Tanda Penduduk dan KK Kartu Keluarga. Jika, masyarakat tidak memiliki KTP ataun KK, pemerintah setempat memberikan kemudahan untuk mengurus resi atau surat keterangan mengurus KTP atau KK dari kelurahan, sehingga masyarakat yang ingin mengurus Jampersal informan pokok tidak merasa sulit dalam mengurus kepesertaan Jampersal. Respon masyarakat terhadap kebijakan Jampersal baik dari sisi informan kunci dan informan pokok, sangat baik, walaupun pada awalnya masyarakat pengguna informan pokok masih merasa ragu dengan program tersebut, tetapi setelah menggunakan manfaat yang di dalam Jampersal mereka merespon dengan Universitas Sumatera Utara baik. Ketidakpercayaan yang dialami oleh masyarakat di Puskesmas Panei Tongah yaitu kurangnya informasi mengenai Jampersal, sehingga pengetahuan mereka tentang Jampersal rendah dan memengaruhi tindakan mereka dalam menggunakan Jampersal, hal ini sesuai dengan teoripara ahli dalam Akhmad Zaeni 2006 yang menyatakan bahwa komunikasimerupakan salah satu faktor yang sangat menentukan efektivitas implementasi kebijakan serta merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik komunikasi dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, maupun secara horizontal, yang hal ini merupakan modal yang sangat menentukan berhasil tidaknya implementasi kebijakan Jampersal. Begitu juga menurut Lawrence green dalam Notoadmodjo 2007, bahwa pengetahuan mendasari perilaku seseorang. Target yang ditetapkan pengguna Jampersal di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah sekitar 4000 orang, tetapi jumlah pengguna jampersal pada tahun ini, masih belum ada datanya. Hal inilah yang menjadi kekurangan dari pelaksana kebijakan di Puskesmas Panei Tongah, yaitu dalam penyusunan laporan. Hasil penelitian didapatkan bahwa kendala dalam penyusunan laporan pengguna Jampersal adalah belum ada laporan dari setiap bidan desa, sehingga berdampak pada penyusunan laporan di Puskesmas Panei Tongah. Tidak semua pelaksana kebijakan Jampersal informan kunci mengetahui seberapa besar cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah dan manfaat yang didapatkan oleh pengguna jampersal, dari 5 informan kunci, hanya 2 informan kunci yang mengetahui bahwa cakupan pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah sebesar Universitas Sumatera Utara 60 dan mengetahui manfaat yang diterima pengguna Jampersal. Sedangkan, 3 informan kunci lainnya tidak mengetahui besar cakupan pertolongan persalinan dan tidak mengetahui bahwa KB merupakan salah satu manfaat yang diterima oleh pengguna Jampersal. Hal ini terlihat tidak adanya konsistensi serta keseragaman suatu standard kebijakan, yang nantinya dapat berdampak pada target yang akan dicapai. Oleh karena itu diperlukan komunikasi ataupun koordinasi diantara pihak-pihak yang terlibat. Sehingga, Melalui komunikasi dan koordinasi itu, para pelaksana kebijakan dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya dan tahu apa yang harus dilakukan. Menurut Van Horn dan Van Mater dalam Widodo, 2007 menyatakan bahwa komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan agar kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan efektif. Hal ini juga sesuai dengan pendapat George C. Edwards III bahwa ketersediaan dan kelayakan sumberdaya dalam implementasi kebijakan memegang peranan penting, karena implementasi kebijakantidak akan efektif bilamana sumber-sumber yang dibutuhkan tidak cukup memadai. Sumber- sumber yang dimaksud menurut George C. Edwards III adalah : a staf yang relatif cukup jumlahnya dan mempunyai keahlian dan ketrampilan untuk melaksanakan kebijakan, b informasi yang memadai atau relevan untuk keperluan implementasi dan c adanya dukungan dari lingkungan untuk mensukseskan implementasi dan d adanya wewenang yang dimiliki implementator untuk melaksanakan kebijakan, e fasilitas-fasilitas lain. Salah satu hal yang menjadi kelebihan petugas pelayanan di wilayah kerja Puskesmas Panei Tongah adalah memberikan pelayanan yang baik dan juga Universitas Sumatera Utara keramahan pada setiap pengguna jampersal informan pokok yang terlihat pada Tabel matriks 5. Sehingga setiap keraguan dari penggunanya pada saat pertama kali, menjadi hilang karena pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakanVan Mater dan Van Horn dalam Widodo, 2007

5.2 Pencapaian Cakupan Kunjungan Antenatal

Dokumen yang terkait

Gambaran Kualitas Pelayanan Antenatal Dan Cakupan K4 di Puskesmas Kabupaten Samosir Tahun 2006

0 30 66

Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Di Puskesmas Panei Tongah Kabupaten Simalungun)

21 141 102

Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009

0 27 68

PERSEBARAN KERENTANAN BAHAYA BANJIR DI KELURAHAN PANEI TONGAH KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 24

ANALISIS HUBUNGAN PENYULUHAN DAN PELAYANAN ANTENATAL DENGAN CAKUPAN KUNJUNGAN 4 DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - UDiNus Repository

0 0 2

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN PERSALINAN DALAM MENINGKATKAN CAKUPAN PERSALINAN TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2013 | Putro | Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia 3208 5468 1 SM

0 0 6

Determinan Kinerja Petugas dalam Pencapaian Cakupan Imunisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen Tahun 2015

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan (Policy) 2.1.1. Pengertian - Analisis Implementasi Kebijakan Jampersal dalam Pencapaian Cakupan Kunjungan Antenatal dan Pencapaian Cakupan Peserta KB Paska Persalinan di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupate

0 0 46

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Analisis Implementasi Kebijakan Jampersal dalam Pencapaian Cakupan Kunjungan Antenatal dan Pencapaian Cakupan Peserta KB Paska Persalinan di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Tahun 2013

0 0 12

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMPERSAL DALAM PENCAPAIAN CAKUPAN KUNJUNGAN ANTENATAL DAN PENCAPAIAN CAKUPAN PESERTA KB PASKA PERSALINAN DI PUSKESMAS PANEI TONGAH KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2013 TESIS

0 0 17