dipergunakan jika diperlukan sewaktu-waktu. Ferritin tersusun oleh 24 subunit yang terdiri dari 18.5 kDa, yang mengelilingi 3000-4500 atom
ferric . Normalnya, hanya sedikit ferritin yang terdapat di plasma. Jumlah
ferritin di plasma dapat diukur dan merupakan indeks cadangan zat besi dalam tubuh. Sintesis reseptor transferin TfR dan feritin secara
resiprokal berkaitan dengan kandungan zat besi selular. Ketika kadar zat besi tinggi, sel menggunakan mRNA ferritin untuk mensintesis ferritin, dan
mRNA TfR dihancurkan. Sebaliknya, jika kadar zat besi rendah, mRNA TfR menjadi stabil dan terjadi peningkatan sintesis reseptor, dan mRNA
tampaknya disimpan dalam bentuk inaktif. Murray,2003.
II.2.1. Distribusi Zat Besi
Distribusi zat besi di jaringan ditunjukkan pada gambar 3. Lelaki dewasa normalnya memiliki 35 sampai 45 mg zat besi per kilogram berat
badan. Wanita premenopause memiliki cadangan zat besi yang lebih rendah sebagai akibat kehilangan darah yang berulang pada saat
menstruasi. Lebih dari dua pertiga dari kandungan zat besi tubuh digabung menjadi hemoglobin pada prekursor eritroid yang sedang
berkembang dan pada sel darah merah yang matang. Tiap eritrosit mengandung jutaan atom besi; pada tingkat
turnover yang normal,
konsentrasi ini menggambarkan inkorporasi 2X 10
20
atom besi per hari. Sebagian besar dari zat besi tubuh lainnya terdapat di hepatosit dan
makrofag retikuloendotelial, yang berfungsi sebagai depot penyimpanan.
Universitas Sumatera Utara
Hepar memiliki kemampuan untuk mengambil zat besi yang bersirkulasi yang melebihi kemampuan pengikatan transferin plasma. Andrews,1999
Gambar 3. Distribusi Zat Besi Pada Orang Dewasa
Gambar 4. Transpor Zat Besi Melalui Epitel Intestinal
Dikutip dari: Andrews,N.C. 1999. Disorders of Iron Metabolism. New England Journal of Metabolism.
341;26: 1986-1994. Dikutip dari: Andrews,N.C. 1999. Disorders of Iron
Metabolism. New England Journal of Metabolism. 341;26: 1986-1994.
Universitas Sumatera Utara
II.2.2. Regulasi Absorpsi Zat Besi
Walaupun jumlah zat besi yang diekstraksi dari makanan relatif kecil, namun regulasi absorpsi zat besi sangat penting karena manusia
tidak memiliki jalur fisiologis untuk eksresi. Sel enterosit yang melapisi vili absorptif yang dekat dengan gastroduodenal
junction , bertanggungjawab
untuk seluruh absorpsi zat besi. Zat besi harus melewati dari lumen usus melalui membran apikal dan basolateral untuk mencapai plasma.
Divalent metal transporter 1
DMT1 merupakan protein yang mentransfer zat besi sepanjang membran apikal ke dalam sel. Di dalam enterosit, zat besi
memiliki 2 kemungkinan : dapat disimpan sebagai ferritin atau dapat ditransfer melalui membran basolateral untuk mencapai plasma. Zat besi
yang berada dalam bentuk ferritin, seiring dengan enterosit menjalani siklusnya, akan dihancurkan dengan
senescent sel dan meninggalkan
tubuh ,melalui traktus gastrointestinal. Proses ini mewakili mekanisme kehilangan zat besi yang penting. Andrews, 1999
II.2.3. Keseimbangan Zat Besi Pada Otak