Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dan
dengan demikian sebaiknya diambil, begitu pula sebaliknya.
J. Keunggulan dan Kelemahan Analisis EVA
1. Keunggulan EVA
EVA sebagai alternatif penilaian kinerja perusahaan memiliki keungggulan menurut Siddharta dalam Abdullah, 2005:142, antara lain:
a. EVA merupakan alat ukur yang dapat berdiri sendiri, tidak memerlukan
adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri dan tidak perlu pula membuat suatu analisis kecenderungan dengan tahun-
tahun sebelumnya. b.
EVA adalah alat ukur kinerja perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan-harapan para
pemilik modal kreditur dan pemegang saham secara adil. Dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal
yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan nilai buku. c.
Model EVA dapat dipakai sebagai tolok ukur dalam pemberian bonus kepada karyawan. EVA merupakan tolok ukur yang tepat untuk
menjalankan stockholders satisfaction concept yakni memperhatikan karyawan, pelanggan dan pemilik modal. Kriteria penentuan anggaran
bonus dengan model EVA adalah: 1
EVA 0, maka karyawan tidak mendapatkan bonus, hanya gaji 2
EVA = 0, maka karyawan tidak mendapatkan bonus hanya gaji
Universitas Sumatera Utara
3 EVA 0, maka karyawan berhak mendapatkan bonus disamping gaji.
2. Kelemahan EVA
EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan juga memiliki kelemahan diantaranya adalah:
a. Secara konseptual EVA memang lebih unggul daripada pengukur akuntansi konvensional, namun secara praktis belum tentu dapat
diterapkan dengan mudah. Penentuan biaya modal saham cukup rumit sehingga diperlukan analisis yang lebih dalam tentang teknik-teknik
menaksir biaya modal saham. b. EVA adalah alat ukur semata dan tidak berfungsi sebagai cara untuk
mencapai sasaran perusahaan sehingga diperlukan suatu cara binis tertentu untuk mencapai sasaran perusahaan.
c. Mengandung unsur kebergantungan tinggi rendahnya EVA dipengaruhi oleh gejolak di pasar modal
d. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai perusahaan pada suatu tahun tertentu.
e. EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. Investasi yang demikian umumnya memiliki
risiko yang kecil sehingga secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan untuk mengindari risiko padahal sebagian inovasi–inovasi
dalam bisnis memiliki risiko yang sangat tinggi terutama dalam era pasar bebas yang penuh ketidakpastian.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia BEI
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda tepatnya
pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun
pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari
pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat
sebagai berikut:
1. 14 Desember 1912 : Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda. 2.
1914 - 1918 : Bursa efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I. 3.
1925 - 1942 : Bursa efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa efek di Semarang dan Surabaya.
Universitas Sumatera Utara