biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan. Hal ini disebut juga dengan balance
theory yaitu perusahaan berupaya memaksimalkan nilai perusahaan.
Menurut Sundjaya dan Barlian 2002, teori struktur modal yang optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari pembiayaan dengan
utang. Manfaat terbesar dari suatu pembiayaan dengan utang adalah pengurangan pajak yang diperoleh dari pemerintah yang mengijinkan bahwa bunga atas utang
dapat dikurangi dalam menghitung pendapatan kena pajak. Sedangkan biaya dari utang dihasilkan dari:
a. Peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban
utang yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan risiko keuangan. b.
Biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan. c.
Biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih banyak tentang prospek perusahaan dari pada investor.
5. Teori Pecking Order
Meyrs dan Majluf 1984 dan Myers 1984 merumuskan teori struktur modal yang disebut pecking order theory. Disebut sebagai pecking order theory,
karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai. Teori ini mendasarkan diri atas informasi
asimetrik asymmetric information, yaitu istilah yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak tentang prospek, risiko dan
nilai perusahaan dari pada pemodal publik dalam Husnan dan Pudjiastuti, 2004:278. Secara ringkas teori pecking order tersebut menyatakan sebagai
berikut: a.
Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal
Universitas Sumatera Utara
b. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian dividen dengan
kesempatan investasi yang dihadapi, dan berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar.
c. Pembayaran dividen cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh
mengakibatkan dana internal kadang-kadang berlebih ataupun kurang untuk investasi.
d. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan
menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu. Penerbitan sekuritas akan dimulai dari penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang
dapat dikonversikan menjadi modal sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Terlepas dari pendekatan mana yang akan diambil untuk menentukan struktur modal yang optimal, para manajer keuangan perlu mempertimbangkan
beberapa faktor penting sebagai berikut Sartono, 2001:248: 1.
Tingkat penjualan Perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil berarti memiliki
aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil.
2. Struktur aset
Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena dari
skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke
Universitas Sumatera Utara