Pemeriksaan homogenitas Penentuan tipe emulsi Evaluasi stabilitas sediaan

33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Sediaan Krim

Sediaan krim anti-aging menggunakan minyak zaitun ekstra murni dibuat dengan menggunakan formula standar krim sunblock Mitsui, 1997, formula standar ini dimodifikasi di mana bahan-bahan yang berperan sebagai sunblock dikeluarkan. Minyak zaitun ekstra murni yang digunakan dalam membuat sediaan krim anti-aging adalah konsentrasi masing-masing 5, 10, 15 dan 20. Sediaan krim yang diperoleh berupa krim berwarna putih kekuningan, bau khas minyak zaitun ekstra murni.

4.2 Hasil Pemeriksaan Terhadap Sediaan

4.2.1 Pemeriksaan homogenitas

Uji homogenitas memberikan hasil krim yang homogen tidak ada butiran kasar, seperti yang terlihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Hasil uji homogenitas krim blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5, 10, 15 dan 20 Universitas sumatera utara 34

4.2.2 Penentuan tipe emulsi

Penentuan tipe emulsi pada sediaan krim dengan mencampur biru metil ke dalam masing-masing krim anti-aging yang dibuat, seperti terlihat pada Gambar 4.2, biru metil larut sewaktu diaduk maka tipe emulsi pada sediaan krim yang dibuat adalah tipe emulsi minyak dalam air. Gambar 4.2 Hasil penentuan tipe emulsi krim blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5, 10, 15 dan 20

4.2.3 Evaluasi stabilitas sediaan

Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan selama penyimpanan 12 minggu dengan pengamatan setiap 2 minggu, sediaan krim disimpan pada suhu kamar dan diamati perubahan bau, warna dan pH. Hasil uji menunjukkan bahwa sediaan krim tetap stabil pada penyimpanan suhu kamar selama 12 minggu, di mana tidak terjadi perubahan bau, warna dan pH. Hasil evaluasi stabilitas dari tiap parameter dapat dilihat dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Pengukuran pH pada krim A blanko diperoleh 6,1; krim B konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 5 6,0; krim C konsentrasi minyak zaitun ekstra Universitas sumatera utara 35 Tabel 4.1 Hasil evaluasi stabilitas sediaan perubahan bau dan warna krim blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5, 10, 15 dan 20 pada pengamatan awal dan pengamatan setiap 2 minggu pada penyimpanan selama 12 minggu Minggu Ke - FormulaParameter Krim A Blanko Krim B 5 Krim C 10 Krim D 15 Krim E 20 B W B W B W B W B W 1a 2a 1b 2b 1b 2b 1b 2b 1b 2b 2 1a 2a 1b 2b 1b 2b 1b 2b 1b 2b 4 1a 2a 1b 2b 1b 2b 1b 2b 1b 2b 6 1a 2a 1b 2b 1b 2b 1b 2b 1b 2b 8 1a 2a 1b 2b 1b 2b 1b 2b 1b 2b 10 1a 2a 1b 2b 1b 2b 1b 2b 1b 2b 12 1a 2a 1b 2b 1b 2b 1b 2b 1b 2b Keterangan: B = Bau 1a: Tidak berbau, 1b: Khas minyak zaitun ekstra murni W = Warna 2a: Putih, 2b: Putih kekuningan Tabel 4.2 Hasil evaluasi stabilitas sediaan pengukuran pH krim blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5, 10, 15 dan 20 pada pengukuran awal dan pengukuran setiap 2 minggu pada penyimpanan selama 12 minggu Minggu Ke - Hasil pengukuran pH rata-rata Krim A Blanko Krim B 5 Krim C 10 Krim D 15 Krim E 20 6,1 6,0 5,9 5,9 5,8 2 6,1 6,0 6,0 5,9 5,9 4 6,2 6,0 6,0 5,9 5,9 6 6,1 6,0 5,9 5,9 5,9 8 6,1 6,1 6,0 5,9 5,9 10 6,2 6,1 6,0 6,0 5,9 12 6,2 6,1 6,0 6,0 5,9 murni 10 5,9; krim D konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 15 5,9 dan krim E konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 20 diperoleh 5,8. Hasil pengukuran pH sediaan krim dapat dilihat pada Tabel 4.2. Berdasarkan hasil pengukuran pH yang diperoleh, pH sediaan krim B, C, D dan E lebih rendah dari pH krim A blanko. pH sediaan krim yang dibuat masih memenuhi batas pH Universitas sumatera utara 36 fisiologis kulit, menurut literatur pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat mungkin dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,5 – 6,5 Latifah dan Tranggono, 2007.

4.3 Hasil Pengujian Aktivitas Anti-