27
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Penelitian ini meliputi pembuatan sediaan krim minyak zaitun ekstra murni dengan konsentrasi
5, 10, 15 dan 20, pemeriksaan terhadap sediaan uji homogenitas, uji pH, penentuan tipe emulsi, uji stabilitas sediaan, pengelompokan sukarelawan, dan
pembuktian kemampuan sediaan sebagai anti-aging.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: skin analyzer dan moisture checker Aramo-SG, lumpang porselin, stamfer, cawan porselin,
alat-alat gelas, kertas perkamen, penangas air, spatula, sudip, pot plastik, aluminium foil, pH meter Hanna Instrument, dan neraca analitik Dickson.
3.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: aquadest, propilen glikol, natrium edetat, trietanolamin, vaselin, setil alkohol, asam stearat,
gliseril monostearat, butil hidroksi toluen, nipagin, minyak zaitun ekstra murni extra virgin olive oil “Borges”, metil biru, larutan dapar pH asam pH 4,01,
larutan dapar pH netral pH 7,01.
3.3 Sukarelawan
Sukarelawan wanita berumur 20 – 25 tahun memiliki kulit punggung tangan yang kering dan berkerut karena sering terpapar sinar matahari.
Universitas sumatera utara
28
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Formulasi sediaan krim 3.4.1.1 Formula standar
Sediaan krim dibuat berdasarkan formula dasar sunblock yang menggunakan tipe dasar krim minyak dalam air Mitsui, 1997 :
R Aquadest
54,95 Propilen glikol
7,0 Natrium edetat
0,05 Trietanol amin
1,0 Petrolatum
5,0 Setil alkohol
3,0 Asam stearat
3,0 Gliseril monostearat
3,0 Titanium dioksida
5,0 Oxibenzon
2,0 Oktilmetoksinamat
5,0 Etil poliakrilat
1,0 Squalen
10 Antioksidan
q.s. Pengawet
q.s. Parfum
q.s.
3.4.1.2 Formulasi modifikasi
Formulasi krim dimodifikasi dengan mengeluarkan bahan-bahan yang berfungsi sebagai sunblock dan emolien kemudian diganti dengan sejumlah air.
Formulasi dasar krim sebagai berikut: R
Propilen glikol 7,0
Natrium edetat 0,05
Trietanol amin 1,0
Vaselin 5,0
Setil alkohol 3,0
Asam stearat 3,0
Gliseril monostearat 3,0
Butil hidroksi toluen 0,1
Nipagin 0,1
Aquadest ad 100
Universitas sumatera utara
29
Konsentrasi minyak zaitun ekstra murni yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim anti-aging masing-masing adalah 5, 10, 15, dan 20.
Formulasi dasar krim tanpa minyak zaitun ekstra murni dibuat sebagai blanko. Rancangan formulasi dijelaskan sebagai berikut Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Komposisi bahan dalam krim
Bahan Konsentrasi gram
Krim A Blanko
Krim B 5
Krim C 10
Krim D 15
Krim E 20
Minyak zaitun ekstra murni -
5 10
15 20
Dasar krim 100
95 90
85 80
3.4.1.3 Pembuatan sediaan krim
Cara pembuatan: Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Pisahkan bahan menjadi dua kelompok yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak terdiri
dari vaselin, asam stearat, gliseril monostearat, dan setil alkohol dilebur di atas penangas air dengan suhu 70 – 75ºC. Setelah melebur, ditambahkan butil hidroksi
toluen ke dalam fase minyak. Fase air yang terdiri dari larutan nipagin, propilen glikol, natrium edetat, trietanol amin dan aquadest dimasukkan ke dalam beaker
glass dengan diaduk homogen pada suhu 70°C, lalu dimasukkan ke dalam lumpang panas, kemudian ditambahkan secara perlahan-lahan fase minyak ke
dalamnya dengan pengadukan yang konstan pada suhu lebih kurang 70ºC sampai diperoleh massa krim. Setelah terbentuk massa krim, ditambahkan minyak zaitun
ekstra murni sedikit demi sedikit, digerus sampai terbentuk krim yang homogen.
Universitas sumatera utara
30
3.4.2 Pemeriksaan terhadap sediaan 3.4.2.1 Pemeriksaan homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM, 1979.
3.4.2.2 Pengukuran pH sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral
pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan
dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 99 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan
dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2002.
3.4.2.3 Penentuan tipe emulsi sediaan
Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan penambahan sedikit biru metil ke dalam sediaan, jika larut sewaktu diaduk, maka emulsi tersebut adalah
tipe minyak dalam air Ditjen POM, 1985.
3.4.2.4 Pengamatan stabilitas sediaan
Masing-masing formula krim dimasukkan ke dalam pot plastik, disimpan pada suhu kamar dan diukur parameter-parameter kestabilan seperti bau, warna,
dan pH dievaluasi selama penyimpanan 12 minggu dengan pengamatan setiap 2 minggu National Health Surveillance Agency, 2005.
Universitas sumatera utara
31
3.4.3 Pengujian aktivitas anti- aging
Pengujian aktivitas anti-aging menggunakan sukarelawan sebanyak 15 orang dan dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
a. Kelompok I : 3 orang sukarelawan untuk krim A blanko
b. Kelompok II : 3 orang sukarelawan untuk krim B
konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 5 c. Kelompok III
: 3 orang sukarelawan untuk krim C konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 10
d. Kelompok IV : 3 orang sukarelawan untuk krim D konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 15
e. Kelompok V : 3 orang sukarelawan untuk krim E
konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 20
Semua sukarelawan ditandai lingkaran pada punggung tangan berdiameter 3 cm, diukur kondisi kulit awal meliputi: kadar air moisture, kehalusan
evenness, besar pori pore, banyaknya noda spot, keriput wrinkle dan kedalaman keriput dengan menggunakan skin analyzer sesuai dengan parameter
pengukuran. Setelah pengukuran kondisi kulit awal, perawatan mulai dilakukan dengan pengolesan krim sebutir jagung hingga merata seluas area yang telah
ditandai, krim dioleskan berdasarkan kelompok yang telah ditetapkan di atas, pengolesan dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama 4 minggu. Perubahan kondisi
kulit diukur setiap minggu selama 4 minggu dengan menggunakan skin analyzer.
3.4.4 Analisis data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution 18. Data terlebih dahulu dianalisis distribusinya
menggunakan Shapiro-Wilk Test. Selanjutnya data dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis Test untuk mengetahui efektivitas anti-aging pada kulit
Universitas sumatera utara
32
berdasarkan formula krim yang diuji. Selanjutnya untuk menganalisis perubahan kondisi kulit selama perawatan empat minggu digunakan Friedman Test. Jika
terdapat nilai signifikansi p 0,05, data selanjutnya dianalisis dengan Wilcoxon Signed Ranks Test untuk melihat perbedaan perubahan kondisi kulit setiap minggu
selama perawatan empat minggu.
Universitas sumatera utara
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pembuatan Sediaan Krim
Sediaan krim anti-aging menggunakan minyak zaitun ekstra murni dibuat dengan menggunakan formula standar krim sunblock Mitsui, 1997, formula
standar ini dimodifikasi di mana bahan-bahan yang berperan sebagai sunblock dikeluarkan. Minyak zaitun ekstra murni yang digunakan dalam membuat sediaan
krim anti-aging adalah konsentrasi masing-masing 5, 10, 15 dan 20. Sediaan krim yang diperoleh berupa krim berwarna putih kekuningan, bau khas
minyak zaitun ekstra murni.
4.2 Hasil Pemeriksaan Terhadap Sediaan
4.2.1 Pemeriksaan homogenitas
Uji homogenitas memberikan hasil krim yang homogen tidak ada butiran kasar, seperti yang terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil uji homogenitas krim blanko, krim minyak zaitun ekstra murni
5, 10, 15 dan 20
Universitas sumatera utara
34
4.2.2 Penentuan tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi pada sediaan krim dengan mencampur biru metil ke dalam masing-masing krim anti-aging yang dibuat, seperti terlihat pada Gambar
4.2, biru metil larut sewaktu diaduk maka tipe emulsi pada sediaan krim yang dibuat adalah tipe emulsi minyak dalam air.
Gambar 4.2 Hasil penentuan tipe emulsi krim blanko, krim minyak zaitun
ekstra murni 5, 10, 15 dan 20
4.2.3 Evaluasi stabilitas sediaan
Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan selama penyimpanan 12 minggu dengan pengamatan setiap 2 minggu, sediaan krim disimpan pada suhu kamar dan
diamati perubahan bau, warna dan pH. Hasil uji menunjukkan bahwa sediaan krim tetap stabil pada penyimpanan suhu kamar selama 12 minggu, di mana tidak
terjadi perubahan bau, warna dan pH. Hasil evaluasi stabilitas dari tiap parameter dapat dilihat dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Pengukuran pH pada krim A blanko diperoleh 6,1; krim B konsentrasi
minyak zaitun ekstra murni 5 6,0; krim C konsentrasi minyak zaitun ekstra
Universitas sumatera utara
35
Tabel 4.1 Hasil evaluasi stabilitas sediaan perubahan bau dan warna krim
blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5, 10, 15 dan 20 pada pengamatan awal dan pengamatan setiap 2 minggu pada
penyimpanan selama 12 minggu
Minggu Ke -
FormulaParameter Krim A
Blanko Krim B
5 Krim C
10 Krim D
15 Krim E
20 B
W B
W B
W B
W B
W 1a
2a 1b
2b 1b
2b 1b
2b 1b
2b 2
1a 2a
1b 2b
1b 2b
1b 2b
1b 2b
4 1a
2a 1b
2b 1b
2b 1b
2b 1b
2b 6
1a 2a
1b 2b
1b 2b
1b 2b
1b 2b
8 1a
2a 1b
2b 1b
2b 1b
2b 1b
2b 10
1a 2a
1b 2b
1b 2b
1b 2b
1b 2b
12 1a
2a 1b
2b 1b
2b 1b
2b 1b
2b Keterangan: B = Bau 1a: Tidak berbau, 1b: Khas minyak zaitun ekstra murni
W = Warna 2a: Putih, 2b: Putih kekuningan
Tabel 4.2 Hasil evaluasi stabilitas sediaan pengukuran pH krim blanko, krim
minyak zaitun ekstra murni 5, 10, 15 dan 20 pada pengukuran awal dan pengukuran setiap 2 minggu pada penyimpanan selama 12
minggu
Minggu Ke -
Hasil pengukuran pH rata-rata Krim A
Blanko Krim B
5 Krim C
10 Krim D
15 Krim E
20 6,1
6,0 5,9
5,9 5,8
2 6,1
6,0 6,0
5,9 5,9
4 6,2
6,0 6,0
5,9 5,9
6 6,1
6,0 5,9
5,9 5,9
8 6,1
6,1 6,0
5,9 5,9
10 6,2
6,1 6,0
6,0 5,9
12 6,2
6,1 6,0
6,0 5,9
murni 10 5,9; krim D konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 15 5,9 dan krim E konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 20 diperoleh 5,8. Hasil
pengukuran pH sediaan krim dapat dilihat pada Tabel 4.2. Berdasarkan hasil pengukuran pH yang diperoleh, pH sediaan krim B, C, D dan E lebih rendah dari
pH krim A blanko. pH sediaan krim yang dibuat masih memenuhi batas pH
Universitas sumatera utara
36
fisiologis kulit, menurut literatur pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat mungkin dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,5 – 6,5 Latifah dan Tranggono,
2007.
4.3 Hasil Pengujian Aktivitas Anti-
aging
Pengujian aktivitas anti-aging dengan menggunakan skin analyzer Aramo, di mana parameter uji meliputi: pengukuran kadar air moisture, pengukuran
kehalusan kulit evenness dan besar pori pore, pengukuran banyaknya noda spot, pengukuran keriput wrinkle dan kedalaman keriput. Pengukuran aktivitas
anti-aging dimulai dengan mengukur kondisi kulit awal sebelum dilakukan perawatan, hal ini bertujuan untuk bisa melihat seberapa besar pengaruh krim
yang digunakan dalam memulihkan kulit yang telah mengalami penuaan tersebut. Hasil pengukuran aktivitas anti-aging akan dibahas per parameter.
4.3.1 Kadar air Moisture
Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Hasil pengukuran
yang terdapat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.3 menunjukkan kondisi awal kadar air kulit semua kelompok sukarelawan terjadi dehidrasi pada kulit, perawatan setelah
1 minggu kondisi kadar air kulit menjadi normal untuk kulit yang dirawat dengan krim B, C, D dan E konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 5, 10, 15 dan
20. Kulit yang dirawat dengan krim minyak zaitun ekstra murni 15 dan 20 selama empat minggu kelembapan kulit lebih meningkat dibandingkan dengan
kulit yang dirawat dengan krim minyak zaitun ekstra murni 5 dan 10. Krim A blanko dapat melembapkan kulit setelah perawatan selama empat
Universitas sumatera utara
37
minggu. Pemulihan kulit yang paling baik pada krim minyak zaitun ekstra murni 20 karena mampu meningkatkan kadar air lebih baik dibandingkan dengan krim
lain. Data statistik yang diperoleh dengan Kruskal Wallis Test menunjukkan
kondisi kadar air kulit pada kondisi awal dan pemulihan 1 minggu setelah perawatan tidak ada perbedaan yang signifikan antar formula karena diperoleh
nilai p 0,05. Pada pemulihan 2, 3 dan 4 minggu setelah perawatan diperoleh
Tabel 4.3 Hasil pengukuran
kadar air Moisture pada kulit punggung tangan sukarelawan kelompok blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5,
10, 15 dan 20 pada kondisi awal sebelum perawatan serta pemulihannya pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah perawatan
Krim Sukarelawan
Kadar air Kondisi
awal Pemulihan setelah perawatan
1 minggu 2 minggu
3 minggu 4 minggu
A 1
28 28
29 29
30 2
29 29
30 30
30 3
29 29
29 29
30 28,67±0,58
28,67±0,58 29,33±0,58 29,33±0,58 30,00±0,00 B
1 29
32 32
33 34
2 27
30 31
33 33
3 28
31 32
33 33
28,00±1,00 31,00±1,00 31,67±0,58 33,00±0,00 33,33±0,58
C 1
26 30
31 33
34 2
29 33
33 35
36 3
28 32
33 34
34 27,67±1,53
31,67±1,53 32,33±1,15 34,00±1,00 34,67±1,15 D
1 27
31 33
35 36
2 28
33 34
36 37
3 27
32 34
36 37
27,33±0,58 32,00±1,00 33,67±0,58 35,67±0,58 36,67±0,58
E 1
25 31
33 34
36 2
26 32
34 37
38 3
27 33
35 37
38 26,00±1,00
32,00±1,00 34,00±1,00 36,00±1,73 37,33±1,15
Keterangan: Normal 30 – 50; Dehidrasi 0 – 29; Hidrasi 51 – 100 Aramo, 2012
Krim A : Dasar krim blanko Krim B : Krim minyak zaitun 5
Krim C : Krim minyak zaitun 10 Krim D : Krim minyak zaitun 15
Krim E : Krim minyak zaitun 20
Universitas sumatera utara
38
Gambar 4.3 Grafik hasil pengukuran
kadar air Moisture pada kulit punggung tangan sukarelawan selama 4 minggu perawatan: dehidrasi 0 – 29;
normal 30 – 50; hidrasi 51 – 100 nilai p 0,05 di mana ada perbedaan yang signifikan antar formula. Data statistik
yang diperoleh dengan Friedman Test menunjukkan perbedaan yang signifikan kondisi air kulit selama waktu perawatan karena diperoleh nilai p 0,05. Data
statistik yang diperoleh dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan perbedaan yang signifikan kondisi kadar air kulit menjadi lebih baik dari kondisi
awal, pemulihan 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu sampai 4 minggu setelah perawatan.
4.3.2 Kehalusan Evenness
Pengukuran kehalusan kulit Evenness dengan menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x dan mode pembacaan normal dengan warna
lampu sensor biru. Hasil pengukuran kehalusan kulit seperti yang terlihat dalam Tabel 4.4 dan Gambar 4.4 menunjukkan kondisi awal kehalusan kulit semua
kelompok sukarelawan adalah normal, setelah perawatan selama 1 minggu
5 10
15 20
25 30
35 40
1 2
3 4
K ada
r a ir
Waktu minggu
Krim A blanko Krim B minyak zaitun
ekstra murni 5 Krim C minyak zaitun
ekstra murni 10 Krim D minyak zaitun
ekstra murni 15 Krim E minyak zaitun
ekstra murni 20
Universitas sumatera utara
39
kehalusan kulit menjadi lebih halus dibandingkan kondisi awal dengan ditunjukkan pada hasil pengukuran kehalusan kulit skor yang diperoleh menjadi
lebih kecil dibandingkan kondisi awal. Krim D dengan konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 15 dan krim E dengan konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 20
menunjukkan tingkat pemulihan yang lebih baik dibanding krim lainnya. Hasil pengukuran kehalusan kulit pada kelompok krim E dari kondisi awal normal
menjadi halus pada 3 minggu setelah perawatan, sedangkan krim D menjadi halus
Tabel 4.4
Hasil pengukuran kehalusan Evenness pada kulit punggung tangan
sukarelawan kelompok blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5, 10, 15 dan 20 pada kondisi awal sebelum perawatan serta
pemulihannya pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah perawatan
Krim Sukarelawan
Kehalusan Kulit Kondisi
awal Pemulihan setelah perawatan
1 minggu 2 minggu
3 minggu 4 minggu
A 1
42 42
42 42
41 2
34 34
34 33
33 3
43 43
43 42
42 39,67±4,93
39,67±4,93 39,67±4,93 39,00±5,20 38,67±4,93 B
1 37
35 35
34 33
2 40
39 37
34 33
3 38
36 35
34 34
38,33±1,53 36,67±2,08 35,67±1,15 34,00±0,00 33,33±0,58
C 1
44 43
39 37
33 2
42 39
37 36
32 3
41 36
35 34
33 42,33±1,53
39,33±3,51 37,00±2,00 35,67±1,53 32,67±0,58 D
1 43
39 34
34 31
2 44
39 35
32 31
3 43
40 38
32 30
43,33±0,58 39,33±0,58 35,67±2,08 32,67±1,15 30,67±0,58
E 1
38 34
31 31
27 2
45 43
38 31
28 3
49 44
36 32
31 44,00±5,57
40,33±5,51 35,00±3,61 31,33±0,58 28,67±2,08
Keterangan: Normal 32 – 51; Halus 0 – 31; Kasar 52 – 100 Aramo, 2012
Krim A : Dasar krim blanko Krim B : Krim minyak zaitun 5
Krim C : Krim minyak zaitun 10
Universitas sumatera utara
40
Krim D : Krim minyak zaitun 15 Krim E : Krim minyak zaitun 20
Gambar 4.4 Grafik hasil pengukuran
kehalusan Evenness pada kulit punggung tangan sukarelawan selama 4 minggu perawatan: halus 0 – 31;
normal 32 – 51; kasar 52 – 100 pada 4 minggu setelah perawatan. Pemulihan kulit yang paling baik pada krim
minyak zaitun ekstra murni 20 karena mampu menurunkan skor kehalusan kulit lebih baik dibandingkan dengan krim lain.
Data statistik parameter kehalusan kulit yang diperoleh dengan Kruskal Wallis Test menunjukkan kondisi kulit pada kondisi awal, pemulihan 1 minggu
dan 2 minggu setelah perawatan tidak ada perbedaan kehalusan kulit yang signifikan antar formula karena diperoleh nilai p 0,05. Pada pemulihan
3 minggu dan 4 minggu setelah perawatan diperoleh nilai p 0,05 di mana ada perbedaan yang signifikan antar formula. Data statistik yang diperoleh dengan
Friedman Test menunjukkan perbedaan kehalusan kulit yang signifikan selama waktu perawatan karena diperoleh nilai p 0,05. Data statistik yang diperoleh
dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan perbedaan yang signifikan
10 20
30 40
50
1 2
3 4
K eha
lus an kul
it
Waktu minggu
Krim A blanko Krim B minyak zaitun
ekstra murni 5 Krim C minyak zaitun
ekstra murni 10 Krim D minyak zaitun
ekstra murni 15 Krim E minyak zaitun
ekstra murni 20
Universitas sumatera utara
41
kondisi kulit menjadi lebih halus dari kondisi awal, pemulihan 1 minggu,
2 minggu, 3 minggu sampai 4 minggu setelah perawatan. 4.3.3 Besar pori
Pore
Hasil pengukuran besar pori ditunjukkan pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.5. Besar pori kulit semua sukarelawan pada kondisi awal adalah beberapa besar,
setelah perawatan selama 1 minggu skor hasil pengukuran besar pori yang diperoleh menjadi lebih kecil dibandingkan kondisi awal. Krim D dengan
Tabel 4.5 Hasil pengukuran
besar pori Pore pada kulit punggung tangan sukarelawan kelompok blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5,
10, 15 dan 20 pada kondisi awal sebelum perawatan serta pemulihannya pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah perawatan
Krim Sukarelawan
Besar Pori Kondisi awal
Pemulihan setelah perawatan 1 minggu
2 minggu 3 minggu
4 minggu A
1 20
20 20
20 20
2 24
24 24
24 24
3 24
24 24
24 24
22,67±2,31 22,67±2,31 22,67±2,31 22,67±2,31 22,67±2,31
B 1
24 20
16 16
16 2
27 25
24 24
22 3
20 16
16 16
14 23,67±3,51
20,33±4,51 18,67±4,62 18,67±4,62 17,33±4,16 C
1 24
20 16
12 12
2 24
20 20
16 12
3 27
24 20
16 12
25,00±1,73 21,33±2,31 18,67±2,31 14,67±2,31 12,00±0,00
D 1
27 20
16 14
12 2
24 20
16 12
8 3
24 16
12 12
8 25,00±1,73
18,67±2,31 14,67±2,31 12,67±1,15 9,33±2,31
E 1
33 24
16 12
8 2
24 18
12 8
8 3
31 24
16 12
8 29,33±4,73
22,00±3,46 14,67±2,31 10,67±2,31 8,00±0,00
Keterangan: Kecil 0 – 19; Beberapa besar 20 – 39; Sangat besar 40 – 100 Aramo, 2012
Krim A : Dasar krim blanko Krim B : Krim minyak zaitun 5
Krim C : Krim minyak zaitun 10 Krim D : Krim minyak zaitun 15
Krim E : Krim minyak zaitun 20
Universitas sumatera utara
42
konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 15 dan krim E dengan konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 20 menunjukkan tingkat pemulihan yang lebih baik
dibanding krim lainnya. Pemulihan kulit yang paling baik pada krim minyak zaitun ekstra murni 20 karena mampu menurunkan skor besar pori lebih baik
dibandingkan dengan krim lain. Analisa besar pori menggunakan perangkat skin analyzer yang sama dengan pengukuran kehalusan yaitu lensa perbesaran 60x dan
mode pembacaan normal dengan warna lampu sensor biru, pada waktu melakukan analisa kehalusan kulit, secara otomatis analisa besar pori ikut terbaca Aramo,
2012.
Gambar 4.5 Grafik hasil pengukuran
besar pori Pore pada kulit punggung tangan sukarelawan selama 4 minggu perawatan: kecil 0 – 19;
beberapa besar 20 – 39; sangat besar 40 – 100
Data statistik parameter pengukuran besar pori yang diperoleh dengan Kruskal Wallis Test menunjukkan kondisi kulit pada kondisi awal, pemulihan
1 minggu dan 2 minggu setelah perawatan tidak ada perbedaan yang signifikan
5 10
15 20
25 30
1 2
3 4
B es
ar por
i
Waktu minggu
Krim A blanko Krim B minyak zaitun
ekstra murni 5 Krim C minyak zaitun
ekstra murni 10 Krim D minyak zaitun
ekstra murni 15 Krim E minyak zaitun
ekstra murni 20
Universitas sumatera utara
43
antar formula karena diperoleh nilai p 0,05. Pada pemulihan 3 minggu dan 4 minggu setelah perawatan diperoleh nilai p 0,05 di mana ada perbedaan yang
signifikan antar formula. Data statistik yang diperoleh dengan Friedman Test menunjukkan perbedaan yang signifikan selama waktu perawatan karena
diperoleh nilai p 0,05. Data statistik yang diperoleh dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan perbedaan yang signifikan kondisi besar pori kulit
menjadi lebih kecil dari kondisi awal, pemulihan 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu sampai 4 minggu setelah perawatan.
4.3.4 Banyaknya noda Spot
Pengukuran banyaknya noda dengan menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x dan mode pembacaan polarisasi dengan warna
lampu sensor jingga. Hasil pengukuran banyaknya noda seperti yang terlihat dalam Tabel 4.6 dan Gambar 4.6 menunjukkan terdapat banyak noda pada kondisi
awal kulit semua sukarelawan, setelah perawatan selama satu minggu skor hasil pengukuran banyaknya noda yang diperoleh menjadi lebih kecil dibandingkan
kondisi awal. Krim D dengan konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 15 dan krim E dengan konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 20 menunjukkan tingkat
pemulihan yang lebih baik dibanding krim lainnya. Pemulihan kulit yang paling baik pada krim minyak zaitun ekstra murni 20 karena mampu menurunkan skor
banyaknya noda lebih baik dibandingkan dengan krim lain. Data statistik parameter pengukuran banyaknya noda yang diperoleh
dengan Kruskal Wallis Test menunjukkan kondisi kulit pada kondisi awal, pemulihan 1 minggu dan 2 minggu setelah perawatan tidak ada perbedaan yang
signifikan antar formula karena diperoleh nilai p 0,05. Pada pemulihan
Universitas sumatera utara
44
Tabel 4.6 Hasil pengukuran
banyaknya noda Spot pada kulit punggung tangan sukarelawan kelompok blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5,
10, 15 dan 20 pada kondisi awal sebelum perawatan serta pemulihannya pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah perawatan
Krim Sukarelawan
Banyaknya Noda Kondisi awal
Pemulihan setelah perawatan 1 minggu
2 minggu 3 minggu
4 minggu A
1 40
40 40
40 40
2 41
41 41
40 40
3 43
43 43
43 42
41,33±1,53 41,33±1,53 41,33±1,53 41,00±1,73 40,67±1,15
B 1
42 41
39 38
37 2
39 38
36 35
33 3
40 40
38 38
35 40,33±1,53
39,67±1,53 37,67±1,53 37,00±1,73 35,00±2,00 C
1 41
41 39
35 34
2 42
38 37
36 33
3 49
46 43
43 38
44,00±4,36 41,67±4,04 39,67±3,06 38,00±4,36 35,00±2,65
D 1
47 42
38 33
27 2
41 34
28 24
17 3
47 40
36 27
26 45,00±3,46
38,67±4,16 34,00±5,29 28,00±4,58 23,33±5,51 E
1 45
38 34
26 19
2 53
45 37
29 22
3 45
39 34
29 21
47,67±4,62 40,67±3,79 35,00±1,73 28,00±1,73 20,67±1,53
Keterangan: Sedikit 0 – 19; Beberapa noda 20 – 39; Banyak noda 40 – 100 Aramo, 2012
Krim A : Dasar krim blanko Krim B : Krim minyak zaitun 5
Krim C : Krim minyak zaitun 10 Krim D : Krim minyak zaitun 15
Krim E : Krim minyak zaitun 20
3 minggu dan 4 minggu setelah perawatan diperoleh nilai p 0,05 di mana ada perbedaan yang signifikan antar formula. Data statistik yang diperoleh dengan
Friedman Test menunjukkan perbedaan yang signifikan selama waktu perawatan karena diperoleh nilai p 0,05. Data statistik yang diperoleh dengan Wilcoxon
Signed Ranks Test menunjukkan perbedaan yang signifikan kondisi banyaknya noda pada kulit menjadi lebih sedikit dari kondisi awal, pemulihan 1 minggu,
2 minggu, 3 minggu sampai 4 minggu setelah perawatan.
Universitas sumatera utara
45
Gambar 4.6 Grafik hasil pengukuran banyaknya noda Spot pada kulit
punggung tangan sukarelawan selama 4 minggu perawatan: sedikit 0 – 19; beberapa noda 20 – 39; banyak noda 40 – 100
4.3.5 Keriput
Wrinkle
Pengukuran keriput dengan menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 10x dan mode pembacaan normal dengan warna lampu sensor biru.
Hasil pengukuran keriput seperti yang terlihat dalam Tabel 4.7 dan Gambar 4.7 menunjukkan kondisi awal kulit semua sukarelawan berkeriput, setelah perawatan
selama satu minggu skor hasil pengukuran keriput yang diperoleh menjadi lebih kecil dibandingkan kondisi awal. Krim D dengan konsentrasi minyak zaitun
ekstra murni 15 dan krim E dengan konsentrasi minyak zaitun ekstra murni 20 menunjukkan tingkat pemulihan yang lebih baik dibanding krim lainnya. Hasil
pengukuran keriput pada kelompok krim E dari kondisi awal berkeriput parah menjadi tidak berkeriput pada 3 minggu setelah perawatan, sedangkan krim D
pada 4 minggu setelah perawatan. Pemulihan kulit yang paling baik pada krim
10 20
30 40
50
1 2
3 4
B any
akn y
a noda
Waktu minggu
Krim A blanko Krim B minyak zaitun
ekstra murni 5 Krim C minyak zaitun
ekstra murni 10 Krim D minyak zaitun
ekstra murni 15 Krim E minyak zaitun
ekstra murni 20
Universitas sumatera utara
46
minyak zaitun ekstra murni 20 karena mampu menurunkan skor keriput lebih baik dibandingkan dengan krim lain.
Tabel 4.7 Hasil pengukuran
keriput Wrinkle pada kulit punggung tangan sukarelawan kelompok blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5,
10, 15 dan 20 pada kondisi awal sebelum perawatan serta pemulihannya pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah perawatan
Krim Sukarelawan
Keriput Kondisi awal
Pemulihan setelah perawatan 1 minggu
2 minggu 3 minggu
4 minggu A
1 47
47 47
47 47
2 39
39 39
39 39
3 39
39 39
39 39
41,67±4,62 41,67±4,62 41,67±4,62 41,67±4,62 41,67±4,62
B 1
48 39
39 28
23 2
51 49
39 28
25 3
39 39
26 23
20 46,00±6,25
42,33±5,77 34,67±7,51 26,33±2,89 22,67±2,52 C
1 43
39 27
21 15
2 42
39 28
25 18
3 44
39 28
24 18
43,00±1,00 39,00±0,00 27,67±0,58 23,33±2,08 17,00±1,73
D 1
48 39
28 19
10 2
46 39
28 22
11 3
51 39
29 23
11 48,33±2,52
39,00±0,00 28,33±0,58 21,33±2,08 10,67±0,58 E
1 56
43 25
18 5
2 61
50 39
23 11
3 52
39 21
14 5
56,33±4,51 44,00±5,57 28,33±9,45 18,33±4,51
7,00±3,46
Keterangan: Tidak berkeriput 0 – 19; Berkeriput 20 – 52; Berkeriput parah 53 – 100 Aramo,
2012 Krim A : Dasar krim blanko
Krim B : Krim minyak zaitun 5 Krim C : Krim minyak zaitun 10
Krim D : Krim minyak zaitun 15 Krim E : Krim minyak zaitun 20
Data statistik parameter pengukuran keriput yang diperoleh dengan Kruskal Wallis Test menunjukkan kondisi kulit pada pemulihan 1 minggu dan
2 minggu setelah perawatan tidak ada perbedaan yang signifikan antar formula karena diperoleh nilai p 0,05. Pada kondisi awal, pemulihan 3 minggu dan
Universitas sumatera utara
47
Gambar 4.7 Grafik hasil pengukuran
keriput Wrinkle pada kulit punggung tangan sukarelawan selama 4 minggu perawatan: tidak berkeriput
0 – 19; berkeriput 20 – 52; berkeriput parah 53 – 100 4 minggu setelah perawatan diperoleh nilai p 0,05 di mana ada perbedaan yang
signifikan antar formula. Data statistik yang diperoleh dengan Friedman Test menunjukkan perbedaan yang signifikan selama waktu perawatan karena
diperoleh nilai p 0,05. Data statistik yang diperoleh dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan perbedaan yang signifikan kondisi keriput pada kulit
menjadi lebih sedikit dari kondisi awal, pemulihan 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu sampai 4 minggu setelah perawatan.
4.3.6 Kedalaman keriput
Pengukuran kedalaman keriput dengan menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 10x dan mode pembacaan normal dengan warna lampu
sensor biru. Hasil pengukuran kedalaman keriput seperti yang terlihat dalam Tabel 4.8 dan Gambar 4.8 menunjukkan terjadi pemulihan semakin baik setelah
perawatan menggunakan krim minyak zaitun ekstra murni dengan hasil
10 20
30 40
50 60
1 2
3 4
K er
iput
Waktu minggu
Krim A blanko Krim B minyak zaitun
ekstra murni 5 Krim C minyak zaitun
ekstra murni 10 Krim D minyak zaitun
ekstra murni 15 Krim E minyak zaitun
ekstra murni 20
Universitas sumatera utara
48
pengukuran kedalaman keriput yang diperoleh menjadi lebih kecil dibandingkan kondisi awal. Pemulihan kulit yang paling baik pada krim minyak zaitun ekstra
murni 20 karena mampu menurunkan skor kedalaman keriput lebih baik dibandingkan dengan krim lain. Pengukuran kedalaman keriput ini merupakan
lanjutan dari pengukuran ada tidaknya keriput, yang bilamana hasil pengukuran keriput menunjukkan adanya keriput maka dapat dilanjutkan pengukuran berapa
kedalaman keriput tersebut, tetapi bilamana kondisi kulit fine line tidak
Tabel 4.8 Hasil pengukuran
kedalaman keriput pada kulit punggung tangan sukarelawan kelompok blanko, krim minyak zaitun ekstra murni 5,
10, 15 dan 20 pada kondisi awal sebelum perawatan serta pemulihannya pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah perawatan
Krim Sukarelawan
Kedalaman Keriput mm Kondisi awal
Pemulihan setelah perawatan 1 minggu
2 minggu 3 minggu
4 minggu A
1 0,30
0,30 0,30
0,30 0,27
2 0,30
0,30 0,30
0,30 0,30
3 0,34
0,34 0,34
0,31 0,30
0,31±0,02 0,31±0,02 0,31±0,02 0,30±0,01 0,29±0,02
B 1
0,30 0,30
0,27 0,27
0,25 2
0,33 0,31
0,27 0,27
0,23 3
0,31 0,31
0,27 0,24
0,21 0,31±0,01
0,31±0,01 0,27±0,00 0,26±0,02 0,23±0,02 C
1 0,30
0,27 0,27
0,20 2
0,34 0,30
0,27 0,20
3 0,34
0,27 0,25
0,21 0,33±0,02
0,28±0,02 0,26±0,01 0,20±0,01 0,00±0,00 D
1 0,40
0,33 0,27
0,17 2
0,36 0,30
0,27 0,17
3 0,37
0,27 0,27
0,17 0,38±0,02
0,30±0,03 0,27±0,00 0,17±0,00 0,00±0,00 E
1 0,40
0,39 0,20
2 0,44
0,40 0,37
0,17 3
0,40 0,27
0,17 0,41±0,02
0,35±0,07 0,25±0,11 0,06±0,10 0,00±0,00
Keterangan: Krim A : Dasar krim blanko
Krim B : Krim minyak zaitun 5 Krim C : Krim minyak zaitun 10
Krim D : Krim minyak zaitun 15 Krim E : Krim minyak zaitun 20
Universitas sumatera utara
49
Gambar 4.8 Grafik hasil pengukuran
kedalaman keriput pada kulit punggung tangan sukarelawan selama 4 minggu perawatan
berkeriput maka tidak dilanjutkan ke pengukuran kedalaman keriput.
Data statistik parameter pengukuran kedalaman keriput yang diperoleh dengan Kruskal Wallis Test menunjukkan kondisi kulit pada pemulihan 1 minggu
dan 2 minggu setelah perawatan tidak ada perbedaan yang signifikan antar formula karena diperoleh nilai p 0,05. Pada kondisi awal, pemulihan 3 minggu
dan 4 minggu setelah perawatan diperoleh nilai p 0,05 di mana ada perbedaan yang signifikan antar formula. Data statistik yang diperoleh dengan Friedman
Test menunjukkan perbedaan yang signifikan selama waktu perawatan karena diperoleh nilai p 0,05. Data statistik yang diperoleh dengan Wilcoxon Signed
Ranks Test menunjukkan perbedaan yang signifikan kondisi kedalaman keriput pada kulit menjadi lebih kecil dari kondisi awal, pemulihan 1 minggu, 2 minggu,
3 minggu sampai 4 minggu setelah perawatan.
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5
1 2
3 4
K eda
la ma
n ke riput
mm
Waktu minggu
Krim A blanko Krim B minyak zaitun
ekstra murni 5 Krim C minyak zaitun
ekstra murni 10 Krim D minyak zaitun
ekstra murni 15 Krim E minyak zaitun
ekstra murni 20
Universitas sumatera utara
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa: 1.
Minyak zaitun ekstra murni dapat diformulasikan dalam sediaan krim sebagai anti-aging.
2. Pemulihan kulit yang telah mengalami penuaan dengan menggunakan
sediaan krim anti-aging minyak zaitun ekstra murni terjadi pada empat minggu setelah perawatan. Pemulihan kulit yang paling baik pada krim
anti-aging minyak zaitun ekstra murni 20.
5.2 Saran
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk dapat melakukan uji
absorpsi perkutan pada krim minyak zaitun ekstra murni ini.
Universitas sumatera utara
51
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I. 2014. Dahsyatnya Tin dan Zaitun. Surakarta: Al-Qudwah Publishing. Halaman 83, 89, 96.
Anderson, P.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 473.
Aramo. 2012. Skin and Hair Diagnosis System. Sungnam: Aram Huvis Korea Ltd. Halaman 1 – 10.
Barel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I. 2009. Handbook of Cosmetic Science and Technology. Edisi Ketiga. United States of America: Informa
Healthcare USA, Inc. Halaman 291 – 292, 626. Budiyanto, A., Ahmed, N.U., Wu, A., Bito, T., Nikaido, O., Osawa, T., Ueda, M.,
dan Ichihashi, M. 2000. Protective Effect of Topically Applied Olive Oil Against Photocarcinogenesis Following UVB Exposure of Mice. Journal
Carcinogenesis. 2111: 2085 – 2090.
Burgess, C.M. 2005. Cosmetic Dermatology. Germany: Springer-Verlag Berlin Heldelberg. Halaman 20.
Darmawan, A.B. 2013. Anti-Aging Rahasia Tampil Muda di Segala Usia. Yogyakarta: Media Pressindo. Halaman 61 – 62.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 8.
Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 22, 29.
Fauzi, A.R., dan Nurmalina, R. 2012. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 60, 171 – 173.
Latifah, F., dan Tranggono, R.I. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Halaman 21.
Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Edisi Pertama. Amsterdam: Elsevier Science. Halaman 13, 19 – 21, 39 – 40, 44 – 45, 460.
Muliyawan, D., dan Suriana, N. 2013. A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 14, 16 – 17, 21 – 25, 141 – 142, 312.
National Health Surveillance Agency. 2005. Cosmetic Products Stability Guide. Brazil: ANVISA. Halaman 19.
Universitas sumatera utara
52
Noormindhawati, L. 2013. Jurus Ampuh Melawan Penuaan Dini. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 2.
Peckham, M. 2014. At a Glance Histologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman 49, 51.
Rawlins, E.A. 2002. Bentley’s Textbook of Pharmaceutics. Edisi Delapan belas. London: Bailierre Tindall. Halaman 22, 355.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi Keenam. London: Pharmaceutical Press. Halaman 75,
155, 243, 290, 441 – 442, 482, 592, 697, 754. Salvador, A., dan Chisvert, A. 2007. Analysis of Cosmetic Products. Edisi
Pertama. Italy: Elsevier B.V. Halaman 367 – 368. Surtiningsih. 2005. Cantik dengan Bahan Alami. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. Halaman 67. Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia UI-Press. Halaman 197 – 199. Young, A. 1972. Practical Cosmetic Science. London: Mills and Boon Limited.
Halaman 17.
Universitas sumatera utara
53
Lampiran 1 Sertifikat hasil uji minyak zaitun
Universitas sumatera utara
54
Lampiran 2 Gambar bahan dan alat
A B
C D
Keterangan: A : Minyak zaitun ekstra virgin
B : Bahan-bahan dasar krim C : Skin analyzer Aramo-SG
D : Moisture checker Aramo-SG
Universitas sumatera utara
55
Lampiran 3 Gambar sediaan krim
Keterangan: A : Krim A blanko
B : Krim B konsentrasi minyak zaitun 5 C : Krim C konsentrasi minyak zaitun 10
D : Krim D konsentrasi minyak zaitun 15 E
: Krim E konsentrasi minyak zaitun 20
Universitas sumatera utara
56
Lampiran 4 Gambar hasil uji evaluasi stabilitas sediaan krim
i
ii Keterangan:
i : Krim awal pembuatan
ii : Krim setelah penyimpanan selama 12 minggu
A : Krim A blanko B : Krim B konsentrasi minyak zaitun 5
C : Krim C konsentrasi minyak zaitun 10 D : Krim D konsentrasi minyak zaitun 15
E
: Krim E konsentrasi minyak zaitun 20
Universitas sumatera utara
57
Lampiran 5 Gambar daerah pengolesan krim pada punggung tangan sukarelawan
Universitas sumatera utara
58
Lampiran 6 Hasil pengukuran menggunakan skin analyzer
Kadar air Kondisi awal:
Pemulihan minggu I:
Pemulihan minggu II:
Pemulihan minggu III:
Universitas sumatera utara
59
Lampiran 6 Lanjutan
Pemulihan minggu IV:
Kehalusan dan besar pori Kondisi awal:
Universitas sumatera utara
60
Lampiran 6 Lanjutan
Pemulihan minggu I:
Pemulihan minggu II:
Universitas sumatera utara
61
Lampiran 6 Lanjutan
Pemulihan minggu III:
Pemulihan minggu IV:
Universitas sumatera utara
62
Lampiran 6 Lanjutan
Banyaknya noda Kondisi awal:
Pemulihan minggu I:
Universitas sumatera utara
63
Lampiran 6 Lanjutan
Pemulihan minggu II:
Pemulihan minggu III:
Universitas sumatera utara
64
Lampiran 6 Lanjutan
Pemulihan minggu IV:
Keriput dan kedalaman keriput Kondisi awal:
Universitas sumatera utara
65
Lampiran 6 Lanjutan
Pemulihan minggu I:
Pemulihan minggu II:
Universitas sumatera utara
66
Lampiran 6 Lanjutan
Pemulihan minggu III:
Pemulihan minggu IV:
Universitas sumatera utara
67
Lampiran 7 Data hasil uji statistik
Kadar air moisture
Tests of Normality
b,c