48
Kitab Suci 15,39 8 orang, dan menerapkan iman Kristiani dan mengusahakan suatu aksi konkrit yang akan dilakukan 15,38 8 orang.
Umat merasakan dan mengalami manfaat setelah mengikuti katekese umat banyak responden yang menjawab merasa terbantu untuk semakin mengenal
pribadi Yesus dan diri pribadi sehingga mengembangkanmemperdalam iman 84,61 44 orang, dan merasa biasa saja 11,53 6 orang. Akan tetapi ada juga
responden yang menjawab merasa tertarik untuk mengikuti pendalaman iman yang akan datang 3,85 2 orang dan tidak ada responden yang menjawab
merasa terganggu karena waktu untuk keluargapribadi berkurang.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka
Meningkatkan Penghayatan Iman Umat Lingkungan St. Yusuf, Berut
Berdasarkan hasil penelitian tentang seberapa besar sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf
maka ditemukan poin-poin penting dari setiap variabel. Oleh sebab itu hasil penelitian tersebut dijabarkan sesuai dengan data-data yang diperoleh.
Pembahasan hasil penelitian bertujuan untuk mengetahui lebih dalam pelaksanaan katekese umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, dan mengetahui seberapa besar
sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman.
1. Identitas Responden
Tabel 2 di atas menunjukkan keseluruhan responden yang berjumlah 52 orang adalah umat yang aktif maupun tidak aktif mengikuti katekese umat.
Sebagian besar umat berjenis kelamin perempuan 28 orang dan sebagian
49
berjenis kelamin laki-laki tidak begitu jauh yaitu 24 orang. Sedangkan usia umat sebagian responden kebanyakan antara 36-45 tahun 22 orang Sebagian besar
pendidikan terakhir umat adalah lulusan SMASMK sebagian kecil pendidikan terakhir SD, SMP, dan perguruan tinggi dengan pekerjaan umat sebagai petani
dan buruhkaryawan serta sebagian kecil bekerja sebagai wiraswasta dan PNS. Berdasarkan data di atas, usia umat yang terlibat dalam katekese umat
bervariasi yaitu antara kurang dari 35 tahun dan lebih dari 56 tahun dengan latar belakang pendidikan yang berbeda juga. Hal ini menunjukkan bahwa umat yang
hadir dalam katekese umat adalah umat usia dewasa dan tua, bahkan pekerjaan umat sebagai petani tidak menjadi penghalang untuk membaur dengan umat lain
dalam mengikuti katekese umat yang ada di Lingkungan.
2. Pemahaman dan Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat
Pada bagian variabel 1 penulis membicarakan tentang pemahaman dan keterlibatan umat dalam katekese umat yang dijabarkan lebih dalam untuk
mendapatkan data penting. Pemahaman dan keterlibatan umat dalam katekese umat terdiri dari pemahaman umat terhadap katekese umat, keterlibatan umat
dalam katekese umat, hambatan yang terjadi dalam katekese umat, dukungan, harapan dan usulan terhadap katekese umat.
a. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat
Berdasarkan tabel 3 pemahaman umat terhadap katekese umat masih sangat kurang. Sebagian besar umat menjawab katekese umat adalah pendalaman Kitab
Suci 51,93 padahal katekese umat merupakan tukar pengalaman iman antara
50
umat 40,38. Bahkan ada umat yang menjawab katekese umat merupakan doa rosario. Dengan jawaban tersebut berarti umat belum bisa membedakan antara
katekese umat dengan doa rosario. Pemahaman umat terhadap katekese umat sudah cukup baik hal ini terlihat
dari jawaban umat yaitu saling membagikan pengalaman iman, mengolah pengalaman hidup melalui terang Kitab Suci, serta pendewasaan iman dan
kesaksian di masyarakat. Tetapi ada beberapa umat yang belum memahami tujuan dari katekese umat karena katekese umat merupakan doa bersama.
Berdasarkan situasi di Lingkungan isi ketekese umat yang selama ini sudah terlaksana sering menggunakan pengalaman hidup sehari-hari, pengalaman iman
Gereja yang ada di dalam Kitab Suci, dan doa tetapi hanya sedikit saja menyangkut dokumen Gereja. Berdasarkan jawaban umat isi katekese umat yang
sudah terlaksana di Lingkungan bervariasi akan tetapi masih perlu dikembangkan lagi karena dokumen Gereja masih kurang digunakan menjadi isi katekese umat.
Sedangkan sarana yang sering digunakan dalam katekese umat adalah teks Kitab Suci yang akan dibahas, buku panduan. Sarana yang tersedia tersebut
menunjukkan bahwa umat dan Lingkungan sudah menyadari bahwa pentingnya menggunakan sarana pendukung dalam proses katekese umat sehingga umat dapat
mengetahui alur pembicaraan yang akan dibahas. Ada pun buku lagu dan buku doa kurang digunakan sebagai sarana pendukung katekese umat karena umat
sudah menyediakan buku panduan yang di dalamya terdapat lagu dan doa-doanya. Sarana yang terakhir yang sering digunakan adalah sarana kreatif dari
pendamping. Hal ini menunjukkan pendamping memiliki kreatifitas dan telah mempersiapkan materi katekese umat dengan maksimal.
51
Sedangkan model katekese umat yang sering digunakan adalah menggali pengalaman hidup dan pendalaman Kitab Suci. Hal ini menunjukkan bahwa
kedua model katekese umat tersebut sering digunakan di Lingkungan. Sedangkan katekese umat model campuran menggali pengalaman hidup dan pendalaman
Kitab Suci jarang digunakan di Lingkungan. Akan tetapi ada juga umat yang belum memahami model katekese umat yang bisanya dilakukan di Lingkungan
karena beberapa umat menjawab katekese umat model doa bersama. Doa bersama masuk dalam proses katekese umat dan tidak berdiri sendiri.
Model katekese umat yang sering digunakan di Lingkungan sudah sesuai dengan langkah-langkah katekese umat. Sebagian besar umat menjawab langkah-
langkah sebagai berikut pembukaan, pengalaman hidup umat, mendalami teks Kitab Suci, menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat dan mengusahakan
suatu aksi konkret dalam kehidupan, doa umat dan penutup. Langkah-langkah tersebut merupakan katekese model pengalaman hidup. Langkah pembukaan,
pembacaan teks Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci, pendalaman pengalaman hidup, penerapan iman Kristiani, doa umat dan penutup ini merupakan model
Kitab Suci. Langkah-langkah seperti pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, cerita pengalaman hidup berdasarkan Kitab Suci, pendalaman pengalaman hidup
dan Kitab Suci, doa umat dan penutup merupakan model campuran. Sedangkan langkah-langkah seperti pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, doa umat dan
doa penutup merupakan katekese umat yang tidak lengkap. .Adapun tema katekese umat yang selama ini dilaksanakan di Lingkungan
masih mengalami keprihatinan karena menurut umat tema katekese umat masih kadang-kadang sesuai dengan situasi dan kondisi umat di Lingkungan. Hal ini
52
menunjukkan tema katekese belum menjawab kebutuhan dan kerinduan umat. Sedangkan tema katekese umat yang sering sesuai dengan situasi dan kondisi
umat berarti tema katekese umat sudah cukup menanggapi kebutuhan dan kerinduan umat. Ada pun tema katekese umat selalu sesuai dengan situasi dan
kondisi berarti umat sudah puas karena menjawab kebutuhan. Tetapi jika tema katekese umat tidak pernah sesuai berarti umat tidak memiliki kepekaan terhadap
sekitarnya dan dirinya serta kurang terbuka menerima materi katekese umat. Bahkan keterlibatan umat dalam memandu jalannya katekese umat masih
sangat kurang karena yang sering memandu katekese umat adalah ketua Lingkungan dan prodiakon. Hal ini menunjukkan bahwa umat masih beranggapan
tugas pemandu katekese umat adalah katua Lingkungan dan prodiakon. Para pengurus Lingkungan belum memberikan kesempatan penuh kepada umat.
Keterlibatan umat dalam memimpin katekese umat masih kurang hal ini terlihat dari jawaban umat yaitu umat yang ditunjuk dan umat secara bergantian.
b. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat
Katerlibatan umat dalam berkatekese masih sangat kurang karena sebagian besar umat kadang-kadang mengikuti katekese umat. Sebagian kecil umat
menjawab sering terlibat yang berarti umat sudah cukup memiliki kesadaran diri terlibat walaupun tidak maksimal menghadirinya. Sedangkan umat yang selalu
terlibat maka umat tersebut secara penuh telah mengikuti katekese umat dan memiliki kesadaran diri yang tinggi untuk terlibat. Bahkan ada umat yang tidak
pernah mengikuti katekese umat hal ini menunjukkan bahwa umat tidak memiliki kepedulian dan kesadaran diri mengikuti katekese umat yang ada di Lingkungan.
53
Kebanyakan umat tertarik mengikuti katekese umat hal ini menunjukkan bahwa umat memiliki kesadaran diri yang cukup baik karena katekese umat
penting dan dapat memberikan manfaat. Sedangkan umat yang sangat tertarik mengikuti katekese umat berarti katekese umat sangat penting dan umat memiliki
kesadaran yang tinggi terlibat aktif dalam kegiatan di Lingkungan. Bahkan tidak ada umat yang tidak tertarik terhadap katekese umat, hal ini menunjukkan bahwa
katekese umat memberikan pengaruh baik dalam kehidupan. Akan tetapi ada umat yang kurang tertarik mengikuti katekese umat hal ini menunjukkan bahwa umat
belum memiliki kesadaran diri untuk terlibat aktif dalam kegiatan di Lingkungan. Pada dasarnya motivasi umat mengikuti katekese umat sangat baik karena
untuk memperdalami iman, dan kebutuhan dan kerinduan akan sabda Tuhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi umat untuk pendewasaan iman dan sebagai
petunjuk menjalani hidup. Tetapi jika umat memiliki motivasi ingin berkumpul bersama, dan sebagian lagi karena keterpaksaanikut-ikutan. Hal ini menunjukkan
bahwa umat melakukannya sebagai kewajiban bukan kebutuhan dan kesadaran diri sehingga umat menghadiri katekese umat sebatas sebagai rutinitas. Mengikuti
katekese umat untuk mendalami iman berarti umat menyadari bahwa iman perlu untuk selalu dikembangkan dan didalami supaya semakin berkembang.
Sedangkan keterlibatan umat dalam katekese umat sebagian besar umat masih sangat kurang karena umat hanya mengikuti arahan pendamping, dan
sebagian kecil umat diam sajapasif, dan bicara jika ditunjuk. Ketiga hal ini menunjukkan bahwa umat menerima apa saja yang diungkapkan dan diarahkan
oleh pendamping dan umat kurang memiliki kesadaran diri untuk terlibat aktif dalam katekese umat. Umat juga perlu mendapat sapaanperintah secara langsung
54
supaya mau terlibat aktif dalam proses katekese umat. Bahkan sedikit umat yang terlibat aktif dalam katekese umat. Umat yang terlibat aktif berarti umat tersebut
memiliki kesadaran diri untuk melibatkan diri dalam proses katekese umat dan menyadari pentingnya melibatkan diri demi tercapainya tujuan bersama.
c. Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat
Hambatan umat dalam mengikuti katekese umat perlu untuk diperhatikan supaya katekese umat dapat menjadi lebih baik. Hambatan yang biasanya dialami
umat adalah kesulitan dalam merenungkan pengalaman hidup sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa umat perlu dibantu untuk menemukan pengalaman hidup
sesuai tema atau umat tersebut belum memiliki kerendahan hati untuk memproses pengalaman hidupnya. Kesulitan lain yang dihadapi umat adalah kesulitan
mengungkapkan pengalaman hidup sehari-hari. Hal ini berarti umat belum bisa terbuka untuk membagikan pengalaman hidup. Umat juga kesulitan menanggapi
pokok pembicaraan berarti umat kurang fokus mengikuti katekese umat, atau kurang memahami meteri yang disampaikan oleh pendamping. Umat kesulitan
memahami proses katekese umat, hal ini menunjukkan bahwa umat kurang tertarik atau kurang memperhatikan pembicaan.
Adapun hambatan yang dirasakan pihak Lingkungan adalah kurangnya sarana pendukung. Hal ini menunjukkan bahwa Lingkungan belum bisa
menyediakan sarana-sarana yang mendukung. Lingkungan belum bisa menyediakan sara pendukung kemungkinan ada beberapa sebab seperti
ketidaktahuan pengurus Lingkungan, keterbatasan biaya, tenaga, dan ide. Hambatan lain pendamping kurang kreatif dalam memandu katekese umat
55
sehingga pendamping terpaku pada teks. Hal ini terjadi karena pendamping kurang mempersiapkan bahan dan mempersiapkan diri sehingga kurang
memahami bahan katekese umat yang akan disampaikan. Kurangnya sarana dan kurangnya kreatifitas pendamping disebabkan karena keterbatasan tenaga dan
kurangnya pengetahuan. Sedangkan tidak tersedianya tempat berkatekese berarti umat kurang memiliki kesadaran diri untuk menggunakan rumahnya sebagai
tempat berkatekese. Hambatan lainnya adalah tidak adanya dana, hal ini menunjukkan Lingkungan kurang memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan.
Ada pun hambatan dalam diri umat untuk mengikuti katekese umat adalah kurang pedulimalas mengikuti ketekse umat. Hal ini menunjukkan bahwa umat
kurang memiliki kesadaran diri mengikuti katekese umat. Hambatan lainnya adalah masalah pribadi, ini berarti umat sudah bijaksana menghadapi masalah
pribadinya sehingga mampu mengikuti katekese umat di Lingkungan. Umat kelelahan setelah seharian bekerja, hal ini terjadi karena sebagian umat bekerja
sebagai petani dan buruh sehingga hampir seharian waktu mereka digunakan bekerja. Bahkan tidak hanya itu saja umat juga masih mempunyai kesibukan yang
lain yang menyebabkan mereka tidak terlibat mengikuti katekese umat. Hal ini menunjukkan bahwa umat belum bisa membagi waktu secara bijaksana untuk
keluargapribadi dan kegiatan yang ada di Lingkungan serta umat kurang memiliki kesadaran diri menghadiri ketekese umat.
Adapun hambatan yang terjadi dalam katekese umat, sebagian besar umat menjawab katekese umat terlalu lama. Hal ini menunjukkan bahwa umat merasa
proses katekese umat terlalu panjang. Hambatan lainnya adalah tercipta lingkungan fisik yang kurang mendukung. Hal ini berarti lingkungan fisik sangat
56
mempengaruhi proses katekese umat. Tercipta suasana emosional yang tidak mendukung, hal tersebut menunjukkan bahwa untuk melaksanakan katekese umat
perlu menciptakan suasana emosional yang mendukung. Hambatan lainnya adalah tidak tepat waktu memulai katekese umat. Hal ini menunjukkan bahwa umat
menginginkan supaya menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
d. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat
Waktu yang idealcocok dalam pelaksanaan katekese umat adalah 60 menit- 90 menit. Hal ini menunjukkan bahwa umat waktu tersebut tidak terlalu lama
dalam melaksanakan katekese umat. Sedangkan umat yang memilih waktu kurang dari 60 menit berarti umat tersebut menginginkan proses katekese umat yang
singkat sehingga tidak menyita banyak waktu. Ada juga umat yang memilih waktu 90 menit-120 menit, hal ini menunjukkan bahwa untuk mendalami tema
katekese umat memerlukan waktu yang lama. Tetapi jika waktu yang ideal lebih dari 120 menit maka umat menginginkan supaya membahas tema katekese umat
secara rinci dan jelas sehingga membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan dukungan dari Lingkungan untuk terlaksananya katekese umat
adalah menyediakan tempat, menyediakan sarana pendukung, dan adanya pendamping katekese umat. Berdasarkan ketiga hal tersebut Lingkungan telah
terbuka menyediakan tempat dan dengan kesadaran diri menyediakan sarana pendukung serta tersedianya pendamping katekese umat.
Adapun dukungan yang ada dalam diri umat adalah umat memiliki kesadaran diri terlibat dalam kagiatan katekese umat. Hal ini berarti bahwa umat
memiliki kepeduliam untuk mengikuti katekese umat. Dukungan lainnya adalah
57
kerinduan umat terhadap sabda Tuhan. Bagi umat yang merindukan sabda Tuhan maka umat tersebut akan bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses katekese
umat walaupun prosesnya tidak dikemas dengan menggunakan sarana pendukung dan menyadari bahwa sabda Tuhan merupakan sumber hidup. Dukungan lain
yang diperlukan demi terlaksananya katekese umat adalah adanya waktu luang dan tersedianya tempat berkatekese. Kedua hal ini menunjukkan bahwa umat
masih mengesampingkan katekese umat dalam kehidupan sehingga kurang terbuka menyediakan tempat dan kurang bijaksana membagi waktu.
e. Harapan terhadap Katekese Umat
Harapan umat terhadap katekese umat adalah menciptakan suasana yang menyenangkan penuh dengan persaudaraan. Hal tersebut menunjukkan suasana
kekeluargaan penting dalam berkatekese dan umat merindukan suasana tersebut. Harapan lain dalam berkatekese adalah mengemas katekese umat menjadi
menarik. Hal ini menunjukan katekese umat yang sudah berlangsung belum dikemas dengan menarik. Sedangkan sarana pendukung untuk katekese umat
masih kurang sehingga perlu ditingkatkan. Materi yang menjawab kebutuhan umat merupakan hal penting supaya umat tertarik mengikuti katekese umat.
Adapun harapan umat terhadap proses katekese umat supaya menjadi lebih baik yaitu umat terlibat aktif sehingga dapat memahami materi katekese umat. Hal
tersebut menunjukkan bahwa umat menginginkan supaya seluruh umat dengan kesadaran diri terlibat aktif dalam proses katekese umat supaya katekese umat
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sedangkan harapan lainnya adalah menciptakan suasana yang saling menghormati. Hal ini menunjukkan bahwa
58
suasana yanag mendukung dibutuhkan dalam proses katekese umat. Katekese umat dapat disusun dengan menarik, hal ini menunjukkan selama ini katekese
umat belum maksimal dalam penyusunanya sehingga menjadi kurang menarik. Sedangkan harapan akan isi sesuai dengan kebutuhan umat ini berarti katekese
umat yang berlangsung di Lingkungan kurang sesuai dengan kebutuhan umat. Sedangkan harapan umat terhadap pendamping katekese umat, adalah
pendamping lebih kreatif dan aktif melibatkan semua umat, serta pendamping terampil membantu umat merenungkan pengalaman hidup dan merenungkan
pesan dalam Kitab Suci. Oleh sebab itu umat mengharapkan supaya pendamping katekese umat tidak hanya kreatif dan melibatkan umat tetapi pendamping dapat
mengajak umat untuk merenungkan pengalaman hidup dan menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci. Adapun harapan lainnya adalah pendamping memiliki
pengetahuan yang cukup tentang katekese umat. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan diperlukan dalam proses katekese umat. Pengetahuan dapat
mendukung dan membantu proses katekese umat. Pendamping juga dapat terampil dalam berkomunikasi, hal ini menunjukkan bahwa umat menyadari
dalam proses katekese umat memerlukan komunikasi. Terjalinnya komunikasi yang baik akan mempengaruhi keberhasilan penyampaian isi katekese umat.
Sedangkan katekese umat yang menarik adalah katekese umat yang dapat mengajak umat terlibat aktif dalam hidup menggereja, masyarakat, serta katekese
umat yang menjawab kebutuhan umat. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat tidak sebatas mendalami pengalaman hidup dan nilai-nilai Kitab
Suci tetapi memberikan pengaruh untuk terlibat dalam kegiatan menggereja dan masyarakat. Katekese umat dapat menjawab kebutuhan umat berarti umat
59
merindukan apa yang menjadi kebutuhan dan kebutuhannya dapat terpenuhi dalam katekese umat. Sedangkan katekese umat yang dapat menantang umat
menghadapi perkembangan
zaman dan
permasalahanya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa umat mengharapkan semangat, dan nilai hidup baru
sehingga dapat menghadapi perkembangan zaman dan permasalahannya.
f. Usulan terhadap Katekese Umat
Berdasarkan tabel 8 di atas, usulan terhadap katekese umat yang akan datang adalah menciptakan suasana yang mendukung. Suasana dalam proses
katekese umat sangat penting demi keberhasilan tujuan yang akan dicapai. Sedangkan usulan lainnya untuk katekese umat yang datang adalah adanya
pelatihan untuk para pendamping, menyediakan sarana dan menggunakan metode yang menarik. Berdasarkan kedua hal tersebut menunjukkan bahwa sarana dan
metode yang menarik dapat mendukung keseluruhan proses katekese umat. Bahkan perlu ada pelatihan untuk pendamping, hal ini menunjukkan bahwa umat
sadar pengetahuan itu penting untuk melengkapi informasi dalam katekese umat. Ada pun usulan lain supaya pendamping dapat kreatif sehingga umat dapat saling
membagikan pengalaman iman. Hal ini berarti pendamping diharapkan dapat kreatif mengajak umat mengungkapkan pengalaman hidup.
Sedangkan tema yang menarik untuk diangkat dalam katekese umat adalah membangun kebersamaan karena tema ini sesuai dengan situasi dan kondisi umat
di Lingkungan. Tema tersebut sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan menggereja. Sedangakan tema lingkungan hidup merupakan tema yang penting
juga karena sekarang lingkungan alam mulai tercemar oleh limbah sampah dan
60
suara. Tema kesetaraan gender merupakan tema yang menarik hal ini menunjukkan bahwa pada zaman sekarang masih terjadi diskriminasi terhadap
laki-laki atau perempuan. Adapun tema tentang memperjuangkan keadilan merupakan tema yang menarik sebab di zaman yang modern ini masih sering
terjadi ketidakadilan dalam kehidupan Gereja maupun masyarakat umum. Usulan untuk pendamping katekese umat adalah dapat membangkitkan
suasana kekeluargaan. Suasana kekeluargaan penting demi kelancaran proses katekese umat. Pendamping dapat menjadi motivator, berarti umat dapat
memperoleh semangat baru. Bahasa yang sederhana perlu diperhatikan supaya umat dapat memahami isi katekese umat. Pendamping menguasai bahan dan
menyajikan materi dengan menarik yang berarti perlu ada persiapan yang matang.
3. Penghayatan dan Perwujudan Iman dalam Katekese Umat
Pada variabel 2 penulis membicarakan tentang penghayatan dan perwujudan iman dalam ketekese umat. Variabel 2 tersebut terbagi terdiri dari pemahaman
umat terhadap iman, penghayatan iman dalam katekese umat, perwujudan iman dalam katekese umat, dan peran katekese umat dalam meningkatkan penghayatan
iman umat.
a. Pemahaman Umat terhadap Iman
Berdasarkan tabel 9 di atas, arti iman berdasarkan jawaban umat sudah sesuai karena iman merupakan gambaran hubungan manusia dengan Tuhan dan
tanggapan manusia akan wahyu-Nya. Iman merupakan sumber dan pusat dari keseluruhan kehidupan keagamaan sehingga manusia dapat menanggapi rencana
61
Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman umat sudah sesuai dengan pengertian iman berdasarkan Kitab Suci. Iman merupakan sikap penyerahan diri
secara total kepada Allah. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat belum paham tentang pengertian iman karena sikap penyerahan merupakan tindakan nyata dari
iman. Iman adalah ikatan pribadi antara manusia dengan Allah yang tak terpisahkan dengan persetujuan bebas yang dimiliki manusia atas wahyu-Nya.
Hal tersebut menunjukkan umat sudah paham tentang iman sesuai dengan KGK. Sedangkan banyak umat yang setuju bila iman harus diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari yang berarti bahwa umat telah menyadari iman sebaiknya diwujudkan dalam hidup. Sedangkan umat yang sangat setuju jika iman harus
diwujudkan berarti umat sungguh menyadari bahwa iman sebaiknya wajib diwujudkan. Sedangkan umat yang ragu-ragu berarti dalam kehidupan sehari-hari
umat tersebut masih jarang mewujudkan iman dalam kehidupan. Adapun umat yang tidak setuju jika iman diwujudkan dalam tindakan nyata berarti umat
mengetahui bahwa iman sebaiknya diwujudkan dalam kehidupan. Selama ini umat kadang-kadang mewujudkan iman dalam sikap, tindakan,
dan ucapan di dalam kehidupan. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat masih butuh belajar untuk sering mewujudkan iman dalam kehidupan. Sedangkan umat
yang sering menunjukkan iman dalam sikap, tindakan, dan ucapan maka umat tersebut telah mewujudkannya iman dengan kesungguhan hati dan mampu
melewati rintangan yang dihadapi. Sedangkan umat yang selalu mewujudkan iman dalam tindakan, sikap, dan perkataan berarti umat sudah maksimal dalam
mewujudkan iman. Bahkan tidak ada umat yang menjawab tidak pernah
62
mewujudkan iman dalam sikap, tindakan, dan dalam ucapan. Hal tersebut berarti umat telah mewujudkan iman dalam tindakan nyata.
b. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat
Umat yang kadang-kadang merenungkan pengalaman hidup yang sudah dialami berarti umat tersebut kurang mampu mengolah pengalaman hidup
menjadi bermakna. Sedangkan umat yang sering merenungkan pengalaman hidup berarti umat sudah cukup baik mengolah pengalaman hidup menjadi bermakna
dan dapat menghadapi tantangan yang ada. Adapun umat yang selalu merenungkan pengalaman hidup berarti umat menyadari pentingnya mengolah
pengalaman hidup menjadi bermakna, dan umat semakin mengenal dirinya. Tetapi tidak ada umat yang tidak pernah merenungkan pengalaman hidup. Hal
tersebut menunjukkan bahwa umat paham untuk merenungkan pengalaman hidupnya.
Berdasarkan pengalaman hidup umat selalu menemukan makna dan arti yang terkandung di dalamnya maka umat telah menemukan pesan baru dan
membangun kebiasaan merenungkan pengalaman hidup. Sedangkan umat yang kadang-kadang menemukan makna hidup maka umat belum membangun
kebiasaan untuk merenungkan pengalaman hidupnya. Bila umat menjawab sering menemukan makna dalam pengalaman hidup, maka umat tersebut sudah mulai
membangun kebiasaan merenungkan pengalaman hidup. Tetapi tidak ada umat yang tidak pernah menemukan makna dalam pengalaman hidupnya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa umat pernah merenungkan pengalaman hidupnya, dan umat pernah menemukan nilai-nilai baru dalam kehidupannya.
63
Adapun umat yang selalu menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur, memperteguhkan, atau mengokohkan iman berarti umat terbuka
menerima teguran, peneguhan, atau pengokohan iman. Sedangkan umat yang sering menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur, memperteguhkan,
atau mengokohkan iman berarti umat cukup terbuka menerima sapaan-Nya. Umat yang kadang-kadang menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur,
memperteguhkan, atau mengokohkan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat masih kurang terbuka akan sapaan Tuhan lewat sabda-Nya. Bahkan tidak
ada umat yang tidak pernah menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur, memperteguhkan, atau mengokohkan iman. Hal tersebut berarti umat
menyadari dirinya dapat disapa Tuhan lewat sabda-Nya dan pengalaman hidup. Sedangkan materi katekese umat dapat membantu umat memahami keadaan
dan situasi hidup berarti katekese umat memberikan peran penting dalam mendalami pengalaman hidup pribadi dan sosial. Adapun umat yang menganggap
katekese umat kurang membantu dalam memahami keadaan dan situasi hidup berarti materi katekese umat kurang sesuai kenyataan. Sedangkan katekese umat
tidak membantu umat dalam memahami keadaan dan situasi hidup berarti katekese umat tidak bisa memberikan manfaat untuk memahami keadaan sekitar.
c. Perwujudan Iman dalam Katekese Umat
Berdasarkan tabel 11 di atas, umat selalu menciptakan suasana kekeluargaan dalam proses katekese umat. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat sadar dan
memahami bahwa dalam proses katekese umat diperlukan suasana kekeluargaan. Sedangkan umat yang sering menciptakan suasana kekeluargaan dalam proses
64
katekese umat berarti umat telah sadar bila suasana kekeluargaan perlu diciptakan untuk mendukung proses katekese umat. Adapun umat yang kadang-kadang
menciptakan suasana kekeluargaan berarti umat belum menyadari pentingnya menciptakan suasana kekeluargaan untuk mendukung katekese umat. Tetapi jika
umat tidak pernah menciptakan suasana kekeluargaan berarti umat tersebut tidak paham akan pentingnya suasana kekeluargaan dalam berkatekese, dan umat belum
mewujudkan perannya sebagai peserta dalam proses katekese umat. Berdasarkan tabel di atas umat yang terbuka terhadap pendapat dan sharing
pengalaman iman dari umat lain masih sangat kurang karena kebanyakan umat masih kadang-kadang terbuka. Oleh sebab itu umat yang kadang-kadang terbuka
berarti belum memahami pentingnya menghargai dan menghormati perbedaan yang ada dalam katekese umat. Ada pun umat yang selalu terbuka terhadap
pendapat dan sharing pengalaman iman berarti umat sudah menyadari bahwa setiap manusia itu berbeda sehingga perlu saling menghormati dan menghargai.
Adapun umat yang sering terbuka, maka umat tersebut sudah cukup memahami perlunya menghormati dan menghargai orang lain dalam proses katekese umat.
Sedangkan umat yang tidak pernah terbuka terhadap orang lain maka umat tersebut menganggap dirinya benar dan tidak bisa menghargai gagasan orang lain.
Sedangkan yang dilakukan umat dalam proses katekese umat untuk mendukung penghayatan iman adalah tidak menghakimi pendapat orang lain. Hal
tersebut menunjukkan bahwa umat bisa menghargai perbedaan. Adapun sikap lainnya adalah mensharingkan pengalaman iman dengan kejujuran dan
keterbukaan, maka umat bisa berdamai dengan dirinya sehingga dapat berbagi pengalaman. Umat yang terlibat penuh dalam katekese umat berarti umat dengan
65
kesadaran diri ambil bagian dalam katekese umat demi tujuan yang akan dicapai. Sedangkan umat yang memperhatikan penjelasan dan pengarahan pendamping
berarti menerima arahan pendamping tanpa harus terlibat dalam katekese umat. Umat dapat selalu merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese
umat melalui sharing pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat sungguh-sungguh mengikuti katekese umat. Umat kadang-kadang merasakan
kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat melalui sharing pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat kurang mampu mengikuti katekese
umat. Adapun umat yang sering merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat maka umat sudah cukup menyadari kehadiran Allah. Bahkan tidak
ada umat yang tidak pernah merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat melalui sharing pengalaman hidup. Hal ini menunjukkan bahwa
umat sudah pernah merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat. Setelah mengikuti proses berkatekese umat selalu mempunyai keputusan
melaksanakan niat-niat yang akan dibangun sebagai wujud pertobatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat mempunyai kesadaran diri untuk mewujudkan
imannya secara maksimal. Umat yang sering mempunyai keputusan untuk melaksanakan niat-niatnya maka umat mempunyai kesadaran diri mewujudkan
imannya tetapi belum maksimal. Sedangkan umat yang kadang-kadang mempunyai keputusan untuk melaksanakan niat-niatnya berarti umat kurang
memiliki kesadaran diri mewujudkan imannya. Tetapi tidak ada umat yang tidak pernah mempunyai keputusan melaksanakan niat-niatnya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa umat sudah memahami bahwa iman sebaiknya diwujudkan.
66
d. Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan Iman
Manfaat yang diperoleh umat setelah mengikuti katekese umat adalah menguatkan dan meneguhkan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese
umat memberikan manfaat yang baik karena iman umat semakin dikuatkan dan diteguhkan untuk bersaksi dalam kehidupan. Manfaat lain yang diperoleh umat
adalah menambah pengetahuan tentang ajaran Gereja dan nilai-nilai dalam Kitab Suci. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat memberikan
pengetahuan tentang ajaran Gereja dan nilai-nilai Kitab Suci. Katekese umat juga memberikan keberanian untuk bersaksi dalam kehidupan. Hal ini menunjukkan
bahwa katekese umat mengajak umat untuk berani menjadi saksi dalam kehidupan. Akan tetapi ada juga umat yang tidak mengetahui manfaat yang
diperoleh setelah mengikuti katekese umat. Hal ini berarti umat tidak mengikuti proses katekese umat dengan kesungguhan hati dan sebatas rutinitas.
Sedangkan katekese umat dapat sangat membantu dalam penghayatan iman maka katekese umat dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan umat
dan memudahkan umat dalam penghayatan iman. Katekese umat dapat membantu dalam penghayatan iman berarti katekese umat dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan umat dan dapat membantu umat dalam penghayatan iman. Katekese umat dapat kurang membantu dalam penghayatan iman. Hal tersebut
menunjukkan bahwa katekese umat belum banyak memberikan sumbangan dalam kehidupan umat. Ada pun katekese umat tidak membantu dalam penghayatan
iman berarti katekese umat tidak memberikan manfaat bagi kehidupan umat. Peran katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman hanya sebatas
membantu umat memahami pesan Kitab Suci dalam pengalaman hidup. Hal
67
tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat memberikan informasi dan membantu mendalami pesan Kitab Suci. Sebagian kecil lagi umat berpendapat
bahwa peran katekese umat adalah mempermudah umat mendalami pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat terbantu dalam mendalami
pengalaman hidup. Adapun peran lain dari katekese umat adalah membantu umat mendalami kehidupan berdasarkan iman. Hal tersebut menujukkan bahwa dalam
berkatekese umat diajak untuk mendalami pengalaman hidupnya berdasarkan Kitab Suci dan mengajak untuk mewujudkan imannya dalam tindakan nyata.
Sedangkan hasil yang diperoleh umat selama mengikuti katekese umat adalah menemukan makna pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kehadiran katekese umat memberikan manfaat untuk memperoleh makna baru dari pengalaman hidup. Hasil lain yang diperoleh umat adalah terbuka terhadap
kehadiran Allah dalam kehidupan. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat menyadarkan umat tentang pentingnya keterbukaan terhadap sapaan-
Nya. Dalam berkatekese umat dapat merenungkan pengalaman hidup sehingga dapat bersaksi di tengah masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat
belajar mendalami pengalaman hidup dengan merenungkan dan mewujudkannya. Tetapi jika umat merasa biasa saja, maka umat kurang terbuka dan merasa apa
yang diterima dalam katekese umat merupakan sesuatu yang kurang penting. Pengaruh yang dirasakan umat selama mengikuti katekese umat dalam
mengingkatkan penghayatan iman adalah iman semakin diteguhkan dan dikuatkan. Pengaruh tersebut menunjukkan umat mengikuti proses katekese umat
dengan kesungguhan hati. Pengaruh lain yang dirasakan umat adalah berani bersaksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat membantu umat
68
untuk bersaksi dalam hidup. Sedangkan umat yang merasa bahagia dan tenang karena telah mendalami pesan Kitab Suci dan pengalaman hidup, maka katekese
umat dapat memberikan kedamaian hati, karena kekuatirannya dapat terjawab dari pesan baru yang diperoleh. Tetapi jika umat merasa biasa saja maka katekese
umat tidak memberikan manfaat dan dampak dalam pribadi umat tersebut. Proses katekese umat yang dapat meningkatkan penghayatan iman adalah
merenungkan pengalaman hidup dalam terang Kitab Suci dan melaksanakan aksi konkrit dalam kehidupan sebagai perwujudan iman. Hal tersebut menunjukkan
bahwa umat memahami seluruh proses katekese memiliki peran dan memiliki tujuan. Beberapa umat menjawab proses katekese umat yang dapat meningkatkan
penghayatan iman yaitu saling membagikan pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat tersebut kurang memahami tujuan katekese umat yang
akan dicapai bersama. Setelah mengikuti proses katekese umat, umat merasa terbantu untuk
mengenal pribadi-Nya dan diri pribadi sehingga mengembangkan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat semakin mengenal bahwa kehidupannya
berharga dan dapat meneladani tindakan-Nya. Adapun umat merasa tertarik untuk mengikuti katekese umat yang akan datang berarti umat merasakan manfaat dan
pengaruh mengikuti katekese umat. Bahkan tidak ada umat yang merasa terganggu karena waktu untuk keluargapribadi menjadi berkurang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa katekese umat memberikan pengaruh yang positif dalam kehidupan. Tetapi ada juga umat yang merasa biasa saja. Hal tersebut menjadi
keprihatinan karena umat belum bisa merasakan peran dan manfaat mengikuti katekese umat.
69
F. Kesimpulan Penelitian