Gambaran Situasi Umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St.

16

B. Gambaran Situasi Umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St.

Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber Lingkungan St. Yusuf merupakan pecahan dari Lingkungan St. Yulius, Berut. Pada tahun 2005 Lingkungan St. Yulius dikembangkan menjadi satu Lingkungan lagi yaitu St. Yusuf karena jumlah umat bertambah banyak. Setiap Lingkungan mempunyai kepengurusan masing-masing, tetapi tetap saling bekerjasama. Sedangkan penggunaan nama pelindung Lingkungan St. Yusuf diambil dari nama baptis tokoh agama yang tinggal di Lingkungan tersebut yaitu Bapak Yusup Somaatmaja [Lampiran 5: 5].

1. Situasi Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta Sumber,

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber Secara geografis Lingkungan St. Yusuf, Berut berada di kelurahan Sumber, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang. Batas-batas Lingkungan St. Yusuf, Berut sebagai berikut [Lampiran 5: 5]: - Sebelah Utara: Lingkungan St. Petrus, Ngentak, dan Lingkungan St. Paulus, serta St. Pius, Diwak, - Sebelah Selatan: Lingkungan St. Thomas, Kalibening, - Sebelah Barat: Lingkungan St. Yulius, Berut, - Sebelah Timur: Lingkungan St. Petrus, Ngentak, Berdasarkan data per November 2014 Lingkungan St. Yusuf, Berut terdiri dari 60 KK dengan 187 jiwa. Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut mayoritas adalah orang dewasa. Sedangkan pekerjaan umat 90 adalah petani dan buruh mencangkul, tandur, menambang pasir, buruh pabrik batu, dst. Sebagian kecil 17 umat bekerja sebagai PNS dan pensiunan. Oleh sebab itu secara ekonomi umat berada dalam kelas menengah ke bawah [Lampiran 5: 5]. Situasi sosial di Lingkungan St. Yusuf dengan umat beragama lain terjalin dengan baik. Keakraban antar umat beragama dapat dirasakan saat umat sedang mengalami kerepotan umat Katolik, umat Muslim ikut membantu dan sebaliknya. Dalam organisasi pedesaan tidak ada pembedaan antara orang Katolik dan Muslim misalnya arisan, kegiatan RT, dan kelompok tani, kerja bakti. Umat Katolik dan Muslim membaur dalam berkesenian. Walaupaun kesenian tersebut pendiri dan pelatihnya orang Katolik tetapi pesertanya dari umat Muslim. Kebersamaan umat yang tercipta saat hari raya kurban, umat Katolik mendapatkan daging kurban, pada saat lebaran umat Katolik ikut merayakan dengan saling berkunjung untuk bersilaturahmi. Apabila ada umat yang meninggal semua warga terlibat membantu, misalnya bila yang meninggal umat Katolik maka umat Muslim diundang untuk mendoakan yang meninggal dengan cara tahlilan dan sebaliknya [Lampiran 5: 5-6].

2. Situasi Katekese Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta

Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut dalam keterlibatan hidup menggereja masih sangat kurang. Sebagian sesar umat sangat sulit untuk terlibat, belum mempunyai “greget” atau semangat dan belum ada kesadaran diri untuk mengikuti kegiatan menggereja sehingga sedikit umat yang mau terlibat penuh. Ketidakterlibatan umat dalam hidup menggereja dapat dilihat dari kedatangan umat mengikuti Ekaristi di Gereja Ekaristi harian maupun Ekaristi mingguan, 18 pendalaman iman di Lingkungan, doa bersama dan kerja bakti membersihkan Gereja [Lampiran 5: 6]. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Lingkungan St. Yusuf adalah ibadat sabda setiap satu bulan sekali, rosario bulan Mei dan Oktober, pendalaman iman BKSN, Adven, dan Prapaskah, PIA setiap minggu dibantu oleh siswa-siswi dari SMA Vanlith Muntilan, jalan salib, kerja bakti membersihkan Gereja, tugas koor setiap 10 minggu sekali bekerjasama dengan Lingkungan St. Yulius, kegiatan WK Wanita Katolik setiap Senin paing, dan Novena bersama [Lampiran 5: 6]. Katekese umat yang sudah berjalan di Lingkungan St. Yusuf dilaksanakan pada masa Adven, Prapaskah dan BKSN walaupun menurut kesepakatan katekese umat dilaksanakan satu bulan sekali. Keterlibatan umat dalam menghadiri katekese umat belum merata artinya sebagian kecil umat yang mau datang. Umat harus diajak satu persatu dan biasanya yang hadir adalah orang dewasa dan tua, serta beberapa anak remaja yang memiliki tugas sekolah [Lampiran 5: 8]. Keterlibatan umat dalam proses katekese umat masih pasif karena sebagian besar umat kurang berpendidikan sehingga banyak umat hanya sebagai pendengar. Sebagian besar umat kurang bisa mengolah pengalaman hiduo menjadi pengalaman iman. Umat yang aktif dalam berkatekese hanya orang-orang tertentu dan umat akan aktif pada saat menyampaikan doa umat dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Oleh karena itu hambatan yang dihadapi Lingkungan adalah umat yang aktif mengungkapkan gagasan terbatas, umat sulit untuk menyampaikan pengalaman hidup dan pengalaman iman, kurangnya sarana pendukung karena sarana yang di miliki Lingkungan sangat terbatas, peserta atau 19 umat yang datang kebanyakan orang-orang tua, susah mengajak umat untuk terlibat walaupun setiap pertemuan sudah diingatkan, daya tangkap umat kurang karena lelah bekerja. Sedangkan dukungan dari Lingkungan adalah tersedianya tempat yang digunakan untuk berkatekese dengan cara bergiliran bagi umat yang bersedia rumahnya digunakan untuk berkumpul [Lampiran 5 :8]. Pendamping katekese umat adalah prodiakon atau ketua Lingkungan hal ini dilakukan karena tidak semua umat mampu memandu katekese umat. Proses katekese umat yang sejauh ini sudah berjalan adalah lagu pembukaan, doa pembukaan, pengantar, bacaan Kitab Suci, pembahasan teks Kitab Suci, sharing pengalaman hidup, rangkuman, doa umat, doa penutup dan doa malam, serta lagu penutup jika diperlukan. Akan tetapi pada langkah-langkah tersebut tidak selalu sama karena bisa sharing pengalaman hidup kemudian pembacaan Kitab Suci dan pembahasannya. Dalam hal ini pendamping berperan sebagai pemandu, dan memberikan pengarahanpenjelasan isi teks Kitab Suci dengan penggunaan sarana pendukung Kitab Suci, Kidung Adi, atau buku panduan [Lampiran 5: 7]. Umat dan pendamping saling bekerjasama dengan harapan umat dapat terlibat aktif dalam proses berkatekese dan menghadirinya dengan kesadaran supaya menjadi umat yang berkualitas dalam iman, dan pendamping dapat memandu dengan kreatif supaya umat antusias mengikutinya. Sedangkan usulan yang diharapkan Lingkungan adalah mencari sarana yang menarik misalnya penggunaan LCD untuk menampilkan foto, gambar, video, umat lebih peka dan tahu kebutuhan Lingkungan, adanya pembekalan untuk para pendamping katekese umat, serta mencetak katekis yang handal [Lampiran 5: 9]. 20

C. Penelitian tentang Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Peranan doa bersama dalam keluarga Katolik terhadap pendidikan iman anak di wilayah Juwono, Paroki Santa Maria Lourdes Sumber, Magelang Jawa Tengah.

0 36 140

Penghayatan spiritualitas keterlibatan umat berinspirasi pada Santa Maria dalam hidup menggereja di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta.

0 0 189

Katekese sebagai usaha untuk meningkatkan penghayatan iman umat di Lingkungan Santo Longinus Naisau B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua.

0 6 125

Penghayatan Devosi Jalan Salib sebagai sarana untuk memperkuat iman umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Jawa Tengah.

4 53 164

Upaya meningkatkan semangat persaudaraan siswa-siswa SMA Seminari Santa Maria Immaculata Lalian Atambua Nusa Tenggara Timur, melalui katekese umat model shared Christian Praxis.

0 6 198

Upaya meningkatkan pendampingan iman kaum muda di Paroki Santa Maria Mater Dolorosa, Soe, Keuskupan Agung Kupang melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 138

Upaya menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani umat lingkungan Santa Maria stasi Majenang paroki Santo Stefanus Cilacap melalui katekese umat - USD Repository

0 0 137

Pendampingan iman keluarga kawin campur beda agama dalam menghayati hidup perkawinan kristiani di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 144

Sumbangan katekese umat bagi prodiakon melalui model shared christian praxis di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah - USD Repository

0 4 178