6
tersebut dengan menulis skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Hidup Rohani Keluarga Kristiani di Lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki
Marganingsih Kalasan Yogyakarta melalui Katekese Keluarga”
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang kehidupan keluarga-keluarga Kristiani maka penulis akan membahas dalam tulisan ini permasalahan-permasalahan sebagai
berikut: 1. Bagaimana gambaran hidup rohani keluarga Kristiani menurut pandangan
Gereja Katolik ? 2.
Sejauh mana keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Kalasan Yogyakarta telah menghayati
hidup rohaninya ? 3. Bagaimana katekese keluarga dapat digunakan untuk meningkatkan hidup
rohani keluarga Kristiani di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Kalasan Yogyakarta
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah : 1. Menggambarkan hidup rohani keluarga Kristiani dalam kenyataan hidup sehari-
hari 2. Mengetahui sejauhmana keluarga Kristiani menghayati hidup rohaninya ?
3. Bagaimana katekese keluarga dapat meningkatkan hidup rohani keluarga?
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Keluarga Kristiani :
7 Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan rohani keluarga
kristiani melalui katekese umat. Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan kepada keluarga Kristiani untuk
lebih memperhatikan kehidupan rohani dalam keluarganya agar iman keluarga semakin bertumbuh.
2. Menambah pengetahuan penulis tentang kehidupan keluarga Kristiani melalui katekese keluarga.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah deskripsi analisis, yaitu menggambarkan apa yang penulis dapatkan berdasarkan studi pustaka dan penelitian
di lapangan serta mengumpulkan data berdasarkan penyebaran angket dan wawancara kepada umat di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki
Marganinsih Kalasan Yogyakarta kemudian dilaporkan, dianalisis dan dibuat kesimpulan.
F. Sistematika Penulisan
Supaya memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis akan menyampaikan pokok-pokok gagasan dalam penulisan ini:
1. BAB I berisi pendahuluan, yang meliputi latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan 2. BAB II menguraikan pentingnya keluarga Kristiani dalam meningkatkan hidup
rohani keluarga. 3. BAB III menggambarkan sejauhmana keluarga-keluarga Kristiani telah
menghayati hidup rohani di lingkungan St. Paulus. Pada bab ini bagian pertama memaparkan gambaran umum lingkungan santo Paulus, jumlah umat
8 lingkungan St. Paulus, Situasi Lingkungan Santo Paulus, Permasalahan di
lingkungan Santo Paulus, kegiatan hidup rohani. Bagian kedua menyampaikan hasil penelitian pembahasan serta kesimpulan.
4. BAB IV Katekese keluarga sebagai jalan untuk meningkatkan hidup rohani keluarga Kristiani.
5. BAB V penulis membuat kesimpulan dan saran.
9
BAB II HIDUP ROHANI DALAM KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI DI
ZAMAN SEKARANG
Salah satu panggilan hidup manusia adalah berkeluarga. Panggilan hidup yang luhur ini dikehendaki oleh Allah. Cinta kasih suami istri itu disempurnakan
dengan cinta kasih Allah dalam sakramen perkawinan. Agar cinta kasih itu langgeng dibutuhkan kesetiaan yang tiada hentinya yang terus menerus perlu diusahakan.
Keluarga sebagai Gereja domestik mempunyai tanggung jawab utama dan pertama dalam mendidik anak-anak.
Gereja Domestik menunjukan bahwa wajah Gereja semesta ditentukan oleh kualitas hidup beriman keluarga-keluarga Kristiani. Jika setiap keluarga Kristiani
mampu menghidupi semangat Kristus, mereka berpeluang menjadi contoh bagi keluarga-keluarga lain. Bahkan, Paus Paulus VI menekankan keluarga Kristiani
berkewajiban menjadi “penginjil bagi keluarga-keluarga lain”. Di mana keluarga mampu menghadirkan Kristus di tengah umat lain melalui pelayanan dan kesaksian
hidup mereka. Keluarga Kristiani juga diharapkan mampu mewartakan kabar gembira tentang kerajaan Allah, namun pertama-tama hendaknya melalui keluarga-
keluarganya sendiri dan setelah itu baru ke orang lain Sarasehan Membangun Keluarga, 2013: 2.
Seperti terjadi pada kebanyakan keluarga dalam dunia modern mereka kurang memperhatikan kehidupan rohani dalam keluarganya sehingga kehidupan iman
semakin melorot. Meskipun ada beberapa keluarga mencoba tetap setia pada iman akan Yesus Kristus, tetapi ada keluarga yang menjadi bimbang dengan hidup
keluarganya, bahkan ada banyak keluarga yang menjadi ragu-ragu dan hampir tak sadar akan makna hidup berkeluarga di zaman ini.
10 Melihat realitas seperti ini keluarga Kristiani perlu mengembangkan hidup
rohani dalam keluarganya. Hidup rohani merupakan aspek terpenting dari kehidupan manusia karena menyangkut tujuan hidup manusia. Melalui hidup rohani manusia
bisa bertemu dengan Tuhan dalam doa bersama maupun doa pribadi, refleksi dan ikut terlibat aktif dalam kegiatan menggereja baik di lingkungan, wilayah maupun di
paroki. Melalui kegiatan ini setiap anggota keluarga akan mengalami dan merasakan hidup aman, damai dan menyertakan Tuhan dalam seluruh peristiwa hidup.
A. Hidup Rohani 1. Pengertian Hidup Rohani
Kata rohani berasal dari kata Ibrani ruah yang berarti nafas. Adanya hidup dalam tubuh manusia sering dihubungkan dengan adanya nafas sehingga manusia
sebagai makhluk rohani berarti manusia sanggup berhubungan dengan Sang Sumber hidupnya. Makna rohani lebih dipusatkan pada kesanggupan untuk berhubungan
dengan Tuhan dan menyadari kehadiran Yang Ilahi dalam hidupnya. Manusia dipanggil untuk mengenal Dia yang hadir dalam batinnya Heuken, 2005: 120.
Hidup rohani juga menyangkut “roh” spirit. Roh mengacu pada keseluruhan diri sejati.Siapa diri kita tercermin dalam sikap terhadap Tuhan. Aspek
rohani menyangkut segala sesuatu yang bersifat “immaterial” dan tak terlihat secara fisik, karena itu kehidupan rohani menyangkut sikap hati, jiwa atau roh secara
keseluruhan terhadap Tuhan Hidya Tjahya, 2011: 60. Alkitab menyebutkan suatu unsur yang mutlak perlu bagi kerohanian
manusia. Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus mengemukakan bahwa manusia rohani digambarkan sebagai orang yang menerima roh yang berasal
dari Allah. Roh ini adalah tenaga aktif Allah, dan bekerjanya roh tersebut merupakan syarat mutlak untuk mengetahui hal-hal rohani. Dengan demikian,
11 seseorang bisa menguji dan memahami segala sesuatu dari sudut pandang
rohani.Orang yang tidak memiliki roh Allah disebut manusia jasmani, yang menganggap hal-hal rohani sebagai kebodohan 1 Kor 2: 12-15.
Maka, meski kita memiliki kesanggupan untuk bertindak dan berpikir seperti Allah karena diciptakan menurut gambar-Nya, kerohanian yang sejati tidak bisa
dikembangkan melalui hikmat manusia semata, kesadaran akan kesanggupan pribadi, atau prestasi pribadi saja. Untuk itu diperlukan Roh Kudus Allah. Orang
yang menolak kehadiran Roh Allah, tetapi memilih untuk mengejar keinginannya sendiri, digambarkan sebagai orang yang tidak rohani.
Roh mendorong setiap orang beriman untuk semakin bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang semakin rohani dalam segala hal. Proses
kehidupan manusia adalah riwayat rohani masing-masing dan berlangsung terus sampai manusia meninggalkan dunia ini. Walaupun hidup rohani manusia bersifat
pribadi dan unik, namun terdapat persamaan, rahmat panggilan, cita-cita rohani dan bakat-bakat kodrati yang merupakan dasar kemanusiaan.
Manusia zaman sekarang ada yang begitu mencintai imannya akan Yesus dan sebaliknya ada yang menolak dan tampak jauh dari Tuhan, namun demikian Roh
Kudus tetap bekerja dalam diri manusia. Yang diperlukan sekarang ini ialah kaum Kristiani yang mau menjumpai dan mengalami kasih Tuhan dalam kehidupannya
sehari-hari. Karena itu dalam kehidupan rohaninya, umat Kristiani perlu menjalin relasi yang dekat dengan Tuhan. Bila manusia berkehendak untuk sampai kepada
Allah melalui Yesus Kristus maka niatnya harus dilaksanakan dengan seluruh jiwa raganya, dalam setiap tindakan dalam kehidupan sehari-hari, dalam pekerjaannya
dan di tengah sesama dan di tengah lingkungan keluarganya.