Keadaan Umum Umat di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo

49 Latihan koor lingkungan diadakan ketika umat mendapat tugas bernyanyi di gereja dan biasanya diadakan dua kali dalam seminggu. Seminggu sebelum bernyanyi di gereja, latihan diadakan tiga kali sehingga benar-benar siap dalam menyanyikan lagu-lagu liturgis. Selain umat lingkungan yang ikut, hadir pula suster- suster SSpS, yang semakin menambah semangat umat untuk bernyanyi. Suasana ini menjadikan umat semakin aktif terlibat dalam kegiatan yang diadakan di lingkungan. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh umat yang sudah disebutkan di atas merupakan kegiatan untuk mengembangkan kehidupan rohani umat setempat. Tetapi sebagai masyarakat umat ikut terlibat dalam kegiatan yang diadakan oleh masyarakat setempat baik ditingkat RT dan RW seperti: gotong royong yang diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu Sore. Kegiatan yang dilaksanakan umat dan masyarakat adalah membersihkan parit, pemakaman umum dan lingkungan sekitarnya sehingga lingkungan semakin rapih dan bersih namun yang paling penting adalah meningkatkan semangat persaudaraan dengan umat beragama lain. Salah satu bentuk kepedulian yang lain adalah umat lingkungan selalu mengunjungi sesamanya yang sakit entah dirawat di rumah sakit maupun di rumah mereka. Dalam kunjungan ini mereka mendoakan, memberi semangat dan dukungan kepada yang sakit maupun anggota keluarganya. Dengan kegiatan ini umat diharapkan semakin memiliki rasa kepedulian dan belarasa terhadap sesama karena mereka juga merupakan bagian dari lingkungan dan masyarakat.

4. Kesulitan-kesulitan yang Dihadapi Umat di Lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo

Paulus Yohanes II 1994: 20 memaparkan bahwa situasi lingkungan keluarga menampilkan segi-segi yang positif dan juga negatif. Segi-segi positif merupakan 50 tanda karya penyelamatan Kristus yang bekerja di dalam dunia. Sedangkan segi-segi negatif merupakan tanda penolakan manusia terhadap cinta dan kasih Allah. Dengan demikian situasi yang dialami oleh setiap keluarga baik pengalaman positip maupun negatif menjadi kesempatan untuk membangun relasi dengan Allah. Maka setiap anggota keluarga perlu menjalin relasi dengan Allah dalam keluarganya. Heryatno 2012:131 memaparkan bahwa ada keluarga yang pasif, bersikap masa bodoh, dan minimalis. Dan sebagian dari mereka berpandangan yang penting setiap hari Minggu pergi ke Gereja sudah cukup. Sementara kesulitan yang dihadapi umat adalah soal minat. Misalnya sebagian umat pada kegiatan ziarah, novena, dan devosi lainnya, sebagian berminat pada pendalaman iman, kelompok Kitab Suci, dan sebagian lainnya berminat pada acara dan kegiatan yang bersifat liturgis, seperti koor, misa lingkungan, ibadat dan doa bersama. Di kalangan umat ada pula yang berminat pada kegiatan sosial karitatif. Berdasarkan hasil pra penelitian pada tanggal 2 dan 4 Desember 2014 dengan beberapa anggota keluarga penulis ketahui bahwa kesulitan-kesulitan yang dialami oleh keluarga adalah: kurang menyediakan waktu untuk berdoa bersama dalam keluarga membaca dan merenungkan Kitab Suci, doa bersama saat makan, merayakan ulang tahun dan ulang tahun perkawinan. Kendala dari kesulitan ini disebabkan karena kesibukan kerja, anak disibukan dengan tugas belajar maka waktu untuk membangun kebersamaan hidup rohani keluarga sangat kurang. Kesulitan yang sama terjadi juga pada OMK yang ada di lingkungan tersebut yakni kurangnya partisipasi dan keterlibatan OMK di lingkungan seperti doa lingkungan, pendalaman iman, doa rosario dan kegiatan lainnya. Hal ini disebabkan karena kesibukan belajar, kurang adanya dukungan dari orang tua dan kesibukan 51 pekerjaan masing-masing sehingga membuat mereka menjadi pasif dan tidak mau terlibat dalam kegiatan yang terjadi di lingkungan. PIAPIR merupakan kesempatan untuk membina iman anak sejak awal namun yang terjadi di lingkungan St. Paulus Maguwoharjo adalah tidak ada kegiatan PIAPIR. Hal ini disebabkan orang tua kurang menggerakan anak-anak untuk ikut terlibat dalam pembinaan iman anak-anaknya. Selain itu tidak adanya pendamping yang merelakan dirinya untuk membantu mendampingi perkembangan iman anak- anak.

B. Gambaran Hidup Rohani Keluarga Kristiani di Lingkungan St. Paulus Maguwoharjo

Hidup rohani merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia karena membantu manusia menjadi pribadi yang kuat, tangguh dalam menghadapi setiap persoalan yang melanda hidupnya, sehingga membuat seseorang untuk terus mencari dan menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Demikian pun halnya dalam kehidupan keluarga Kristiani di mana para orang tua terus berusaha melaksanakan kegiatan rohani dalam keluarganya sehingga dapat tercipta suasana yang harmonis dan bahagia dalam keluarga dan dalam masyarakat. Hal ini juga terjadi dalam keluarga yang ada di Lingkungan St. Paulus Maguwoharjo. Dalam pra penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan beberapa anggota keluarga, diungkapkan betapa pentingnya hidup rohani dalam keluarga karena membuat anggota keluarga semakin dekat dengan Yesus melalui doa-doa, berbagi pengalaman iman membuat mereka saling mencintai, saling menghormati, dan saling mendukung serta saling melayani satu sama lain. Untuk mencapai semuanya itu anggota keluarga khususnya yang ada di Lingkungan Santo Paulus melakukan berbagai kegiatan rohani yang mendukung 52 perkembangan imannya akan Yesus. Kegiatan kerohanian bukan hanya dilakukan saat doa bersama di lingkungan, pendalaman iman lingkungan, perayaan ekaristi di Gereja tetapi juga dalam keluarga mereka masing-masing seperti: doa sebelum dan sesudah makan. Doa ini dilakukan bersama dalam satu keluarga sebagai ungkapan kebersamaan, lebih dilakukan pada sore atau malam hari karena semua berkumpul sedangkan pada pagi dan siang hari anak-anak dan orang tua melakukannya sendiri karena tugas pekerjaan yang berbeda-beda. Tujuan dilakukan doa makan ini agar suasana cinta kasih dan komunikasi antar kedua orang tua dan anak-anak tetap terjalin dengan baik. Doa sebelum tidur dilakukan bersama seperti membaca dan merenungkan Kitab Suci bersama. Dalam doa ada pembagian tugas bersama seperti ibu yang memimpin doa, anak memimpin lagu dan bapak membaca dan membuat renungan singkat. Tugas doa ini biasanya bergantian sehingga anak-anak juga sudah dibiasakan memimpin doa sejak kecil. Dalam renungan Kitab Suci biasanya sang ayah membuat dalam bahasa sederhana sehingga mudah untuk dipahami. Tujuannya adalah sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas anugerah dan kesetian Tuhan yang telah menyertai dan mendampingi keluarga dalam seluruh hari. Selain yang sudah disebutkan di atas kebiasaan lain yang dilakukan oleh anggota keluarga adalah doa Rosario dan novena bersama. Doa ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama dalam keluarga dan menentukan hari yang tepat yang dapat diikuti oleh semua anggota keluarga. Dalam doa ini sesama anggota keluarga diberi kesempatan untuk mengungkapkan intensinya masing-masing sesuai dengan apa yang mereka alami hari ini. Tujuan lain adalah memperkenalkan anak-anak pada doa devosi dan lebih dekat dengan Bunda Maria melalui doa Rosario. 53 Mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan seperti doa rutin, pendalaman iman, ibadat syukur ulang tahun, doa Rosario pada bulan Mei dan Oktober dan lain sebagainya. Doa ini tidak semua dapat hadir karena anggota keluarga yang lain masih sibuk dengan masing-masing pekerjaannya seperti anak-anak sibuk dengan tugas belajarnya namun saat libur sekolah atau ada kesempatan orang tua mengajak mereka untuk ikut berdoa bersama sehingga bisa saling mengenal dengan anggota keluarga yang lain dan semakin mendorong anak-anak untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan di lingkungan. Dengan demikian keluarga Kristiani perlu membangun hidup rohani secara terus menerus karena dengan membangun hidup rohani melalui doa keluarga mampu membawa gerak perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Hidup yang dijiwai oleh doa membawa dampak pada perubahan sikap yang sesuai dengan nilai- nilai Kerajaan Allah. Maka keluarga Kristiani menjadikan hidup doa menjadi bagian hidup mereka yang meneguhkan dan menjadi kekuatan dalam hidup mereka, sehingga keluarga mampu melaksanakan kehendak Allah dalam hidup bersama sebagai keluarga, lingkungan, maupun masyarakat di mana keluarga itu tinggal.

C. Penelitian pelaksanaan hidup rohani keluarga di Lingkungan Santo

Paulus Maguwoharjo melalui Katekese Umat Pada bagian ini penulis akan membahas latar belakang penelitian, tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, instrumen pengumpulan data, responden penelitian, variabel penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan penelitian dan kesimpulan hasil penelitian.

1. Desain Penelitian b. Latar Belakang Penelitian

54 Berkat Sakramen Baptis, keluarga menjadi anggota Gereja dan ikut membangun Gereja. Keluarga bukan hanya merupakan komunitas basis manusia belaka, melainkan komunitas gerejawi yang mengambil bagian dalam karya penyelamatan Allah. Hidup keluarga ini menampakkan hidup Gereja sebagai suatu persekutuan dalam bentuk yang paling kecil namun mendasar, yang merayakan iman melalui doa peribadatan, mewujudkan pelayanan melalui pekerjaan dan memberi kesaksian dalam pergaulan sehari-hari di tengah masyarakat KWI 2011:15. Kehidupan suatu keluarga tentu tidaklah berjalan mulus, tetapi juga mengalami banyak tantangan atau permasalahan, salah satunya adalah membina kehidupan rohani dalam keluarga. Orang tua serta anak-anak mempunyai kesibukan sehingga kurang memperhatikan kehidupan rohani dalam keluarga. Hal ini disebabkan karena sebagian besar orang tua memiliki mata pencaharian sebagai pegawai, wirausaha dan pengusaha sehingga untuk mengatur waktu untuk kegiatan rohani dalam keluarga masih harus ditingkatkan lagi dengan meluangkan waktu dan sarana-sarana untuk mengembangkan hidup rohani dalam keluarga. Selain itu juga orang tua harus menanamkan sikap bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sehingga menunjang keutuhan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Di samping itu juga orang tua harus menanamkan suasana cinta kasih kepada anak-anak agar mereka merasa nyaman dan mendukung perkembangan iman agar menjadi pribadi yang dewasa. Untuk meningkatkan hidup rohani, keluarga perlu membuat kesepakatan tentang kegiatan peribadatan dan kegiatan sosial yang bisa dilakukan bersama dalam keluarga. Para orang tua dan anak-anak diminta untuk meluangkan waktu sesibuk apapun untuk berkumpul bersama dalam keluarga membaca dan merenungkan Kitab Suci bersama dan orang tua perlu menjelaskan ayat-ayat Kitab Suci dengan bahasa 55 anak sehingga mudah dimengerti, doa bersama sebelum makan ketika semua keluarga berkumpul di meja makan untuk santapan bersama serta mengikuti perayaan Ekaristi bersama dan lain sebagainya. Selain itu juga dalam sebuah keluarga pentingnya dijalin hubungan cinta kasih yaitu antara orang tua dengan anak, kakak dan adik serta keluarga-keluarga lain sehingga terciptalah suasana harmonis. Selain itu anggota keluarga harus ikut terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Gereja karena keluarga sendiri merupakan bagian dari Gereja dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah terlibat dalam koor bersama, membersihkan dan menghias altar, anak-anak bisa terlibat dalam kegiatan menjadi Putraputri altar, ikut bina iman dan menjadi lektor serta pembawa mazmur. Sedangkan dalam hidup bermasyarakat anggota keluarga bisa terlibat dalam gotong royong membersihkan lingkungan, saling membantu dan melayani bila ada yang membutuhkan pertolongan dan kegiatan lainnya yang dapat membantu menumbuh kembangkan hidup rohani keluarga Kristiani. Untuk itu penulis mengadakan penelitian untuk melihat apa yang telah terjadi sehubungan dengan hidup rohani dalam keluarga-keluarga Kristiani di Lingkungan St. Paulus Maguwoharjo. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauhmana hidup rohani dalam keluarga Kristiani sudah dilakukan oleh anggota keluarga dengan baik. Penelitian ini juga diharapkan agar anggota keluarga mampu menjalankan hidup rohani dalam keluarga untuk hidup kedepannya.

c. Tujuan Penelitian

1 Mendapatkan gambaran tentang kegiatan hidup rohani keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Kalasan Yogyakarta 56 2 Menemukan gambaran bagaimana keluarga-keluarga Kristiani menghayati panggilan mereka 3 Menemukan faktor pendukung dan penghambat.

d. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang di amati Moleong,1988:3.

e. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket. angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono,2009:142. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikitkecil Sugiyono, 2009:137.

f. Responden Penelitian

Responden penelitian adalah keluarga-keluarga Kristiani di Lingkungan santo Paulus Maguwoharjo. Untuk menentukan responden penelitian perlu diketehui terlebih dahulu perbedaan populasi dan sampel. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu misalnya: penduduk di wilayah tertentu Sugiyono,2009:215.

Dokumen yang terkait

Katekese keluarga untuk meningkatkan kesadaran akan peran penting orang tua bagi pendidikan iman anak di lingkungan Santo Carolus Borromius Margomulyo Paroki Santo Yoseph Medari Yogyakarta.

1 25 209

Upaya membangun keluarga Kristiani melalui pendampingan keluarga di Paroki Kunjungan Santa Maria Peniung, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

0 6 139

SKRIPSI POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN YOGYAKARTA

0 5 171

UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE SKRIPSI

0 2 188

Upaya menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani umat lingkungan Santa Maria stasi Majenang paroki Santo Stefanus Cilacap melalui katekese umat - USD Repository

0 0 137

Pendampingan iman keluarga kawin campur beda agama dalam menghayati hidup perkawinan kristiani di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 144

UPAYA MENINGKATKAN PENDIDIKAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI UMAT STASI KEDAMIN DARAT HULU PAROKI HATI MARIA TAK BERNODA PUTUSSIBAU KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE KELUARGA

0 0 155

Upaya untuk meningkatkan keharmonisan keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan Santa Theresia Paroki Hati Kudus Yesus Palasari Jembrana Bali melalui Katekese - USD Repository

0 0 185

UPAYA MEMBANGUN KELUARGA KRISTIANI MELALUI PENDAMPINGAN KELUARGA DI PAROKI KUNJUNGAN SANTA MARIA PENIUNG, KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT

0 0 137

Peranan sakramen perkawinan untuk membentuk kehidupan keluarga Katolik ideal di Lingkungan Paulus Gatak Paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta - USD Repository

0 0 158