84 dan lain-lain yang dapat membantu mengembangkan iman umat. Melalui dialog,
semua pengalaman itu dapat direfleksikan dalam terang iman Kristiani. Iman akan dialami sebagai suatu warisan yang wajib disampaikan pada anggota keluarga,
khususnya kepada anak-anak mereka. Iman juga mengundang kreativitas positif untuk membangun dan menyelamatkan. Dengan demikian mereka semakin mantap
dan dipercayai oleh sesama khusunya masyarakat sekitar Caroline, 1985:13. d. Sasaran atau Peserta Katekese Keluarga
Yang menjadi sasaran utama dalam katekese keluarga adalah anggota-anggota keluarga yang beriman pada Kristus yang dapat mewujudkan keluarga sebagai
persekutuan umat beriman. Para orang tua mempunyai tanggung jawab kepada Tuhan terhadap pendidikan iman anaknya. Dalam katekese keluarga orang tua
diharapkan untuk menjalankan tugasnya dan bertanggung jawab atas pendidikan iman anak atas dasar iman akan Yesus Kristus yang dilaksanakan dalam kehidupan
setiap hari. Pelaksanaan katekese Keluarga dilaksanakan di rumah keluarga yang merupakan kesepakatan bersama dari setiap anggota.
e. Waktu dan Tempat Katekese Keluarga Diusahakan adanya kesepakatan bersama untuk menentukan waktu dan tempat
yang paling tepat dalam melaksanakan katekese keluarga. Dengan kesepakatan dan perencanaan teratur sehingga semua keluarga dapat menyempatkan diri hadir dalam
ketekese tersebut. Untuk di mana dan kapan dilaksanakan. Hal-hal di atas merupakan bagian penting yang diperhatikan dalam setiap
pelaksanaan katekese. Katekese akan terlaksana dengan baik apabila beberapa pedoman di atas mendapat perhatian yang serius dari pendamping dan peserta.
Katekese yang dilaksanakan dengan terencana jelas, suasana gembira dan hidup
85 akan memungkinkan terjadinya keterbukaan diantara setiap pribadi yang mau
berbagi pengalaman hidupnya kepada orang lain Carolina, 1985:10-13.
C. Proses Katekese Keluarga
Dalam melaksanakan katekese keluarga perlu adanya proses sehingga katekese yang dilaksanakan benar-benar mencapai tujuan yang diharapkan. Ada pun langkah-
langkah untuk berkatekese keluarga yaitu:
1. Pengungkapan Pengalaman Hidup Peserta
Pada langkah ini peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan atau mensharingkan pengalaman mereka yang sungguh-sungguh terjadi dalam hidupnya
entah itu pengalaman suka maupun pengalaman duka. Pada langkah ini pendamping juga dapat menyiapkan salah satu bentuk cerita bergambar, video, berita yang ada di
majalah atau koran yang berkaitan dengan situasi yang terjadi dalam keluarga Kristiani. Melalui sarana-sarana yang telah disiapkan dapat membantu keluarga
untuk lebih terbuka mau mensharingkan pengalaman imannya satu terhadap yang lain, dengan demikian mereka saling meneguhkan dan menguatkan dalam perjalanan
hidup.
2. Refleksi Pengalaman Hidup
Pada langkah ini pendamping mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman hidup peserta. Para peserta diajak untuk merefleksikan secara
mandalam setiap peristiwa yang terjadi dalam keluarga yang berkaitan dengan hidup rohani. Peserta diajak untuk melihat kelebihan dan kekurangan yang berkaitan
dengan hidup rohani keluarga Kristiani.
3. Pendalaman Kitab Suci
Pada langkah ini para peserta diajak untuk mendalami ajaran dalam Kitab Suci atau dokumen Gereja. Di sini pendamping mempersiapkan beberapa panduan
86 pertanyaan yang berkaitan dengan Kitab Suci atau dokumen Gereja. Kemudian
peserta diajak untuk merenungkan kembali pengalaman hidupnya sesuai dengan isi Kitab Suci atau dokumen Gereja lalu mengungkapkan pesan apa yang telah mereka
terima dan apa yang harus dilakukan sehingga peserta semakin menyadari bahwa Allah sungguh hadir dalam setiap peristiwa yang mereka alami.
4. Penerapan Sabda Tuhan dalam Situasi Konkrit
Pada langkah ini peserta diajak untuk mendialogkan hasil dari langkah pertama sampai langkah ketiga kemudian mengajak peserta untuk menemukan nilai-nilai
baru dalam terang injil dan tradisi yang akan melahirkan kesadaran, sikap-sikap dan niat-niat baru yang akan diwujudkan dalam hidup sehari-hari.
5. Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit
Langkah ini mengajak peserta untuk mengusahakan suatu niat atau aksi yang akan dilaksanakan sebagai wujud tobat. Dan niat ini hendaknya dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh.
D. Usulan Program Katekese Keluarga 1. Latar Belakang Pemilihan Program
Di zaman modern ini banyak sekali pengaruh dari luar yang dapat merusak kehidupan rumah tangga. Melihat situasi seperti ini anggota keluarga harus
menyikapi dengan postif. Salah satu kegiatan yang dapat menolong agar keluarga Kristiani tidak ikut terjerumus dalam situasi seperti ini adalah dengan melaksanakan
kagiatan rohani dalam keluarga, ikut terlibat di lingkungan dan Gereja. Program yang diharapkan dapat membantu orang tua melaksanakan kegiatan rohani dalam
keluarga sehingga sama-sama bertumbuh dalam iman akan Kristus. Namun kenyataan orang tua dan anak-anak terlalu sibuk dengan masing-masing tugasnya
87 sehingga jarang melaksanakan kegiatan rohani di keluarga serta ikut terlibat di
kegiatan lingkungan, Gereja dan masyarakat. Pendampingan hidup rohani melalui katekese keluarga mengajak keluarga
Kristiani untuk kembali membenah diri dan keluarganya untuk lebih memperhatikan lagi hidup rohani dalam keluarganya serta mau terlibat dalam kegiatan di lingkungan
dan paroki. Katekese merupakan salah satu bentuk komunikasi iman. Komunikasi iman harus memperhatikan situasi peserta dan situasi zaman. Oleh karena itu penulis
memberikan sumbangan pemikiran berupa program pembinaan melalui katekese keluarga. Program ini menindaklanjuti dari hasil wawancara penulis dengan
keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan st. Paulus Maguwoharjo, dimana kehidupan rohani keluarga masih harus ditingkatkan lagi. Melalui program ini
peserta diharapkan untuk menggali dan terbuka membagikan pengalaman hidup sehari-hari berdasarkan terang Kitab Suci sehingga benar-benar bermanfaat bagi
hidupnya dan keluarga mereka.
2. Tujuan dan Pembinaan Hidup Rohani
Pembinaan hidup rohani keluarga merupakan hal yang mendasar bagi setiap anggota keluarga Kristiani. Oleh karena itu, tujuan dari pembinaan hidup rohani
keluarga Kristiani adalah bagaimana peran katekese keluarga dapat meningkatkan hidup rohani keluarga Kristiani. Dengan tema yang penulis usulkan di bawah ini
setiap anggota keluarga diharapakan semakin meningkatkan hidup rohani mereka dan menjadikan Kristus sebagai pusat dan tujuan hidup mereka.
3. Rumusan Tema dan Tujuan
Tema dan tujuan akan dijabarkan dalam tiga sub tema dengan rumusan sebagai berikut:
Tema Umum: Upaya meningkatkan hidup rohani dalam keluarga-keluarga
88 Kristiani
Tujuan Umum: membantu keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan Santo
Paulus Maguwoharjo sehingga memampukan mereka untuk lebih setia dalam menjalankan hidup rohani dan terlibat dalam
kegiatan diakonia, leiturgia dan martirya. Sub Tema 1:
Keluarga Kristiani sebagai rumah doa. Tujuan:
Membantu anggota keluarga untuk menyadari bahwa rumah mereka merupakan tempat berdoa sehingga mereka
meluangkan waktu untuk doa bersama dan melaksanakan kegiatan rohani lainnya.
Sub Tema 2: Keluarga Kristiani sebagai Komunitas Kasih.
Tujuan: Membantu keluarga untuk menyadari betapa pentingnya
komunikasi yang baik dalam keluarga. Melalui komunikasi keluarga saling terbuka dan berbagi pengalaman hidup.
Sub Tema 3: Keluarga di dalam Misi Gereja.
Tujuan: Membantu keluarga
Kristiani untuk
menyadari tugasnya
dalam Gereja, sehingga memampukan setiap anggota keluarga ikut
terlibat aktif dalam membangun Gereja sehingga Yesus Kristus semakin dikenal dan dicintai.
E. Matriks Program
Tema Umum : Upaya Meningkatkan Hidup Rohani Keluarga
Tujuan : Membantu Keluarga-Keluarga di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo sehingga
memampukan mereka untuk melaksanakan empat tugas Gereja dalam hidup sehari-hari.
No Sub Tema
Tujuan Materi
Metode Sarana
Sumber Bahan
1 Keluarga
Kristiani sebagai
komunitas doa
Membantu anggota keluarga untuk
menyadari bahwa rumah mereka
merupakan tempat berdoa sehingga
mereka meluangkan waktu
untuk doa bersama dan melaksanakan
1. FC 59 Doa bersama
dalam keluarga
2. Pengalaman Peserta
3. Refleksi Pribadi
1. Pendalaman peserta
2. Sharing pengalaman
3. Tanya jawab
4. Refleksi 5. Peneguhan
1. Teks lagu 2. Teks Kitab
Suci 3. Teks Cerita
1. Mateus 7:7-11 2. Bergant D.C.A
dan Karris, R.J., OFM 2002
tafsir Alkitab Perjanjian Baru.
Yogyakarta: Kanisius. Hal.45
3.
Yohanes Paulus II 1981.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Sub Tema
Tujuan Materi
Metode Sarana
Sumber Bahan
kegiatan rohani lainnya
Familiaris Consortio. Art 59
2 Keluarga
Kristiani sebagai
Komunitas Kasih
Membantu anggota keluarga untuk
menyadari betapa pentingnya
komunikasi yang baik dalam
keluarga. Melalui komunikasi
keluarga saling terbuka dan
berbagi pengalaman hidup.
1. Komunitas Kasih
a. Tanda- tanda
zaman b. Rencana
Allah c. Kiat-kiat
Pembinaan 2. Komunitas
Hidup a. Tanda-
1. Sharing 2. Nonton
Film keluarga
cemara 3. Informasi
4. Tanya jawab
1. Laptop 2. LCD
3. Alkitab 4. Teks lagu
5. Panduan pertanyaan
1. Wignyasumarta .Panduan
Rekoleksi Keluarga.
Yogyakarta: 2002. Hal. 29
2. Bergant D.C.A dan Karris, R.J.,
OFM 2002 tafsir Alkitab
Perjanjian Baru: Yogyakarta:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI