MANFAAT PENULISAN Hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.
11 bertanggung jawab menaati kaul-kaul dalam seluruh hidup dan perutusannya.
Dalam LG.44 dikatakan bahwa dengan mengikrarkan kaul-kaul atau nasihat Injil biarawan-biarawati terikat untuk mengabdi Allah saja serta meluhurkan-Nya
karena alasan yang baru dan istimewa. Menurut Mardi Prasetya. 2001:9 hidup bakti dan hidup imamat adalah
anugerah khusus dan berdasar pada anugerah iman yang dimulai dalam pembaptisan. Yang dimaksud dengan anugerah iman dalam pembaptisan yaitu
dengan dibaptis manusia mati dan dikuburkan serta dibangkitkan bersama Kristus. Melalui baptis manusia menerima Roh pengangkatan menjadi anak Iman Katolik,
KWI, 1996:425. Prinsip-prinsip hidup Kristiani yang diterima dalam pembaptisan ini juga menjadi dasar untuk panggilan dan penghayatan hidup bakti
biarawan-biarawati. Yang menjadi ciri khas hidup bakti biarawan-biarawati yaitu secara khusus mau menjadikan semangat Injili sebagai pilihan hidup dan dihayati
secara total, radikal, dan konsekuen dengan hati yang tidak terbagi dan terpusat pada Tuhan, maka ditandai dengan pengikraran triprasetya Mardi Prasetya,
2001:9. Menurut romo Johanes Mangkey MSC dalam majalah warta keluarga
Chevalier, 2014:4, para pemeluk hidup bakti adalah orang-orang yang dikuduskan atau yang disendirikan untuk maksud suci. Mereka adalah orang-
orang yang dipanggil untuk secara khusus memberi diri ditransformasikan oleh cinta Allah agar mereka memiliki hati yang dibaktikan kepada Allah dan sesama
manusia. Biarawan-biarawati hidup bakti yang memilih untuk hidup tidak
menikah, miskin, dan taat mempunyai dimensi eklesial. Menurut Paul Suparno,
12 2011:136 ketiga kaul yang diikrarkan adalah bentuk nyata sebagai perlawanan
terhadap budaya gila harta, kehormatan, dan kekuasaan. Dengan ketiga kaul ini, biarawan-biarawati hidup bakti belajar untuk tidak mencari kenikmatan dunia ini,
tetapi lebih mau meyerahkan diri kepada Tuhan sendiri lewat tugas perutusan yang diberikan tarekat. Selain itu dengan mengikrarkan ketiga kaul berarti
biarawan-biarawati diharapkan semakin mampu menghayati semangat lepas bebas hanya untuk Tuhan.
Penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati dan perwujudannya menurut Paul Suparno, 2011:136 yaitu:
Hidup membiara yang diwujudkan dengan penghayatan tiga kaul menunjukkan bahwa pendewaan terhadap gelar, pangkat dan derajat
duniawi, tidak ada nilainya. Dalam hidup membiara, yang diutamakan adalah Tuhan dan
kemuliaan Allah bukan kehormatan diri sendiri. Oleh karena itu pendewaan gelar demi gengsi diri sendiri tidak pada tempatnya dan
bertentangan dengan semangat berkaul. Panggilan Hidup bakti biarawan-biarawati yang meliputi pengikraran
nasihat Injil pun mempunyai dimensi eklesial. Dasar dan ajarannya adalah cinta kasih kepada Allah, maka dinamika cinta kasih ini membawa biarawan-biarawati
ke kesatuan yang lebih mendalam dengan Kristus dan mempersatukannya secara khusus pada Gereja dan misterinya. Oleh karena itu hidup bakti mesti dihayati
demi kebaikan seluruh umat Allah Mardi Prasetya, 1992:190. Hidup bakti dibedakan dari status dan cara hidup lain dalam Gereja
karena kemurnian keprawanan yang menuntut bentuk khusus dari cinta kasih yaitu penyerahan diri total kepada Allah dengan hati tidak terbagi. Penyerahan diri
total biarawan-biarawati diibaratkan sebagaimana kemartiran tidak dianugerahkan pada semua orang, begitu pula kemurnian keprawanan tidak dianugerakan pada