LATAR BELAKANG Hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

6

D. RUMUSAN PERMASALAHAN

Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana hubungan penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

E. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

F. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi tentang, hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, agar menambah pemahaman dan wawasan mengenai penghayatan hidup bakti sehingga dapat meningkatkan kesaksian yang baik dalam tugas perutusan sehingga mampu membantu kaum muda yang berminat memilih untuk hidup bakti. 2. Bagi semua biarawan-biarawati, khususnya biarawan-biarawati di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta dan para suster Putri Bunda Hati Kudus agar semakin memperkaya pengetahuan dan pemahamannya mengenai hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti sehingga melalui kesaksian hidupnya dapat memberi inspirasi bagi kaum muda mengenai indahnya panggilan Tuhan. 7 3. Bagi tim promosi panggilan semua konggregasi, agar terus menerus mengadakan aksi panggilan dalam bentuk apa pun, agar bisa membantu kaum muda mengenali panggilan Tuhan sebagai biarawan-biarawati. 4. Bagi mahasiswa-mahasiswi dan kepentingan perpustakaan Prodi IPPAK USD Sanata Dharma Yogyakarta, untuk menambah wawasan mengenai penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati dan minat kaum muda terhadap panggilan hidup.

G. METODE PENULISAN

Penulisan ini menggunakan metode deskripritif analisis yaitu penulis memaparkan pokok-pokok Penghayatan Hidup Bakti dalam Hubungannya dengan Minat terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta. Kemudian penulis memahami dan menjelaskan kenyataan yang terjadi melalui penelitian mengenai penghayatan Hidup Bakti biarawan-biarawati dan menghubungkannya dengan berkurangnya jumlah calon yang masuk dalam biara yang dialami oleh konggregasi lain, khususnya para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I, menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan mengenai penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta. 8 Bab II berisi kajian teori mengenai hidup bakti dan penghayatannya dalam konteks profesi religius yang dimulai dari tahap-tahap pembinaan, hidup bersama dalam komunitas, tugas perutusan dan pengertian minat serta menghubungkannya dengan minat terhadap panggilan hidup bakti, penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesa. Bab III berisi mengenai metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitan, populasi dan sampel, teknik dan alat pengumpulan data serta teknik analisis data. Bab IV berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari uji normalitas data, uji linearitas, analisis deskriptif statistik, pembahasan dan refleksi kateketis mengenai variabel penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta. Bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran agar penulisan ini dapat bermanfaat dan bisa diterapkan oleh biarawan-biarawati dan sebagai acuan dalam membantu biarawan-biarawati, orang tua, pihak sekolah dan paroki agar saling mendukung dalam berbagai cara masing-masing sehingga dapat membantu kaum muda dalam mengenali dan menumbuhkan benih panggilan yang telah ditanamkan dalam diri mereka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas tentang: A. Hidup bakti dan penghayatannya dalam konteks profesi religius, hidup bersama dalam komunitas dan tugas perutusan di tengah masyarakat, bagian B. mengenai minat yang meliputi unsur- unsur yang mempengaruhi minat, aspek-aspek minat, bagian C. Penelitian yang relevan, bagian D. Mengenai kerangka pikir dan bagian E. Mengenai Hipotesa.

A. Penghayatan Hidup Bakti

1. Hidup Bakti

a. Pengertian Hidup Bakti

Hidup bakti adalah karunia dari Allah, dimana Yesus memanggil siapa saja untuk mengikuti-Nya secara lebih dekat sebagai romo, suster, frater dan bruder. Karunia panggilan hidup bakti diberikan pada manusia dan dari pihak manusia diberi kebebasan untuk menanggapinya. Menurut Darminta, 2007:17 manusia merasa adanya panggilan itu: Melalui salah satu kekuatan terdalam manusia, yaitu hati. Hati yang berpikir merupakan rahmat eksternal sebagai bantuan untuk menghayati panggilan dan sapaan Tuhan dalam dimensi mistik intelektual. Hati yang merasa merupakan rahmat eksternal sebagai bantuan untuk menghayati panggilan dan sapaan Tuhan dalam dimensi afektif. Hati yang berkehendak merupakan rahmat eksternal sebagai bantuan untuk menghayati panggilan dan sapaan Tuhan untuk menghayati dimensi mistik volutif. Hati manusia dipahami sebagai rahmat eksternal yang dapat membantu manusia untuk menghayati panggilan Tuhan. Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa Allah mencurahkan rahmat panggilan itu ke dalam hati manusia. Melalui hati inilah manusia dapat merasakan 10 daya kekuatan Allah yang mendorong serta menginspirasinya kepada panggilan sebagai biarawan-biarawati, panggilan untuk hidup berkeluarga dan sebagainya. Dalam hal ini hati manusia dipandang penting dalam membantu manusia untuk mengenali kehadiran Allah serta memampukan manusia untuk menghayati panggilannya dengan tekun dan setia. Kenyataan bahwa hati yang berpikir, merasa dan berkehendak secara nyata dibentuk melalui lingkungan, pengalaman, serta perjumpaan dengan sesama manusia dan sebagai pintu masuk sapaan dan panggilan Allah Darminta, 2010:18. Manusia adalah pribadi yang tidak lepas dari kelebihan dan kekurangannya dalam menghayati hidupnya, begitu pula dengan biarawan- biarawati yang menerima rahmat panggilan itu juga membutuhkan usaha terus- menerus untuk menanggapinya. Panggilan hidup bakti biarawan-biarawati merupakan salah satu cara yang memiliki karakter khas dan khusus untuk berpartisipasi menuju ke kepenuhan dalam Allah. Panggilan hidup bakti menurut Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran Apostoliknya mengenai hidup bakti yaitu: Hidup bakti yang berakar mendalam pada teladan dan ajaran Kristus Tuhan, merupakan karunia Allah Bapa kepada Gereja-Nya melalui Roh Kudus. Melalui pengikraran nasihat-nasihat Injili ciri-ciri khas Yesus-Dia murni, miskin dan taat, tiada hentinya “ditampilkan” di tengah dunia, dan pandangan umat beriman diarahkan kepada misteri Kerajaan Allah yang sudah berkarya dalam sejarah, meskipun masih mendambakan perwujudan sepenuhnya di surga. VC.1. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa biarawan-biarawati dalam seluruh hidupnya mengikuti Kristus yang murni, miskin dan taat. Mengikrarkan ketiga nasihat Injil berarti biarawan-biarawati menyatakan kesanggupannya untuk